{"title":"EPISTEMOLOGY METHODOLOGY OF IMRE LAKATOS'S SCIENTIFIC RESEARCH PROGRAM AND CONTRIBUTION TO ISLAMIC SCIENCE","authors":"Muhamad Fadli","doi":"10.20871/kpjipm.v9i2.296","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstrak (Indonesian): Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat lebih jauh terhadap proses riset ilmiah dalam keilmuan Islam dari kacamata Program riset Imre Lakatos. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode kepustakaan atau library research yakni menelusuri tulisan-tulisan yang memiliki keterkaitan dengan tema yang diangkat baik berupa buku maupun artikel-artikel terbaru yang relevan. Hasil dari penelitian ditemukan bahwa Program riset ilmiah Imre lakatos merupakan hasil dari pengembangan pendahulunya yakni falsifikasi Popper dan revolusi Ilmiah Thomas Kuhn. Falsifikasi Popper dengan membuktikan kesalahan teori dibantah oleh Kuhn dengan konsep paradigma dan revolusi ilmiah. Jika falsifikasi membuang teori yang terbukti kesalahannya maka revolusi ilmiah menjadikan paradigma lama (teori ter-falsifikasi) sebagai pijakan untuk menemukan kebenaran baru (paradigma baru) Riset Ilmiah ini memiliki tiga elemen penting: 1) hard-core, merupakan inti dari sebuah riset yang tidak bisa diganggu; 2) protective-belt, yang berusaha untuk melindungi hard-core supaya tidak tereliminasi: dan 3) a series of theory, yang memuat teori yang saling berkaitan dan akan melahirkan teori yang baru. Dalam keilmuan Islam juga berlaku peristiwa serupa, bedanya dalam keilmuan Islam sekompleks apa pun permasalahannya, hard-core tidak akan pernah bisa tergantikan. Berbeda dengan program riset Lakatos yang menyesuaikan dengan konteks permasalahan. Salah satu buah dari konsep Lakatos adalah hadirnya paradigma Integrasi-Interkoneksi yang digagas oleh Amin Abdullah di UIN Sunan Kalijaga. Tujuannya ingin menghubungkan ilmu agama dengan ilmu-ilmu lainnya tentu dengan melaksanakan riset-riset. Karena dalam Islam hard-core (Al-qur’an dan Hadist) berlaku selamanya untuk semua permasalahan hidup, maka sangat mungkin hard-core Islam di lakukan koneksi dengan ilmu lainnya untuk menemukan solusi atas permasalahan yang akan datang.","PeriodicalId":508721,"journal":{"name":"Kanz Philosophia: A Journal for Islamic Philosophy and Mysticism","volume":"27 9","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Kanz Philosophia: A Journal for Islamic Philosophy and Mysticism","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20871/kpjipm.v9i2.296","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Abstrak (Indonesian): Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat lebih jauh terhadap proses riset ilmiah dalam keilmuan Islam dari kacamata Program riset Imre Lakatos. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode kepustakaan atau library research yakni menelusuri tulisan-tulisan yang memiliki keterkaitan dengan tema yang diangkat baik berupa buku maupun artikel-artikel terbaru yang relevan. Hasil dari penelitian ditemukan bahwa Program riset ilmiah Imre lakatos merupakan hasil dari pengembangan pendahulunya yakni falsifikasi Popper dan revolusi Ilmiah Thomas Kuhn. Falsifikasi Popper dengan membuktikan kesalahan teori dibantah oleh Kuhn dengan konsep paradigma dan revolusi ilmiah. Jika falsifikasi membuang teori yang terbukti kesalahannya maka revolusi ilmiah menjadikan paradigma lama (teori ter-falsifikasi) sebagai pijakan untuk menemukan kebenaran baru (paradigma baru) Riset Ilmiah ini memiliki tiga elemen penting: 1) hard-core, merupakan inti dari sebuah riset yang tidak bisa diganggu; 2) protective-belt, yang berusaha untuk melindungi hard-core supaya tidak tereliminasi: dan 3) a series of theory, yang memuat teori yang saling berkaitan dan akan melahirkan teori yang baru. Dalam keilmuan Islam juga berlaku peristiwa serupa, bedanya dalam keilmuan Islam sekompleks apa pun permasalahannya, hard-core tidak akan pernah bisa tergantikan. Berbeda dengan program riset Lakatos yang menyesuaikan dengan konteks permasalahan. Salah satu buah dari konsep Lakatos adalah hadirnya paradigma Integrasi-Interkoneksi yang digagas oleh Amin Abdullah di UIN Sunan Kalijaga. Tujuannya ingin menghubungkan ilmu agama dengan ilmu-ilmu lainnya tentu dengan melaksanakan riset-riset. Karena dalam Islam hard-core (Al-qur’an dan Hadist) berlaku selamanya untuk semua permasalahan hidup, maka sangat mungkin hard-core Islam di lakukan koneksi dengan ilmu lainnya untuk menemukan solusi atas permasalahan yang akan datang.