{"title":"EVALUASI KUALITAS PAKAN AYAM RAS PEDAGING (BROILER) YANG BEREDAR TERHADAP PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA","authors":"D. Dayat, A. Jayanegara, H. Sukria","doi":"10.24198/jnttip.v5i3.49868","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian kualitas pakan ayam broiler dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) sebagai upaya untuk meningkatkan dan memastikan kualitas broiler. Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga kualitas dan keamanan pakan yang tersedia di Indonesia. Penelitian ini berfokus pada kriteria SNI untuk pakan ayam broiler, khususnya SNI 8173-1:2022 untuk fase pra-starter, SNI 8173-2:2022 untuk fase starter, dan SNI 8173-3:2022 untuk fase finisher. Dengan menggunakan data sekunder dari pengujian pakan yang dilakukan di tiga laboratorium, penelitian ini mengkaji parameter-parameter termasuk kadar air, abu, lemak kasar, serat kasar, protein kasar, kalsium, fosfor, aflatoksin, lisin, dan metionin. Analisis kesesuaian parameter-parameter ini dengan standar SNI dilakukan berdasarkan wilayah produsen pakan dan laboratorium pengujian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil analisis untuk setiap parameter uji sesuai dengan SNI. Namun, ada parameter uji dengan sampel yang tidak sesuai dengan SNI, yang mencakup proporsi tertinggi (10% dari total sampel). Parameter-parameter ini adalah metionin dan lisin. Ketika dikategorikan berdasarkan wilayah produsen, beberapa parameter uji menunjukkan tingkat ketidaksesuaian melebihi 10% dari total sampel dalam wilayah masing-masing. Secara khusus, parameter-parameter ini mencakup protein kasar asal finisher dari Sulawesi Selatan, lemak kasar pra-starter dari Lampung, serat kasar pra-starter dari Kalimantan, kalsium finisher dari Jawa Timur, aflatoksin starter dari Jawa Timur, lisin starter dari Sumatera Barat, dan metionin pra-starter dari Kalimantan. Selain itu, evaluasi berdasarkan laboratorium pengujian menunjukkan bahwa beberapa parameter uji tertentu memiliki tingkat ketidaksesuaian melebihi 10% dari total sampel laboratorium. Parameter-parameter ini mencakup kalsium finisher, lisin starter, dan metionin finisher.","PeriodicalId":119655,"journal":{"name":"Jurnal Nutrisi Ternak Tropis dan Ilmu Pakan","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-11-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Nutrisi Ternak Tropis dan Ilmu Pakan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24198/jnttip.v5i3.49868","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian kualitas pakan ayam broiler dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) sebagai upaya untuk meningkatkan dan memastikan kualitas broiler. Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga kualitas dan keamanan pakan yang tersedia di Indonesia. Penelitian ini berfokus pada kriteria SNI untuk pakan ayam broiler, khususnya SNI 8173-1:2022 untuk fase pra-starter, SNI 8173-2:2022 untuk fase starter, dan SNI 8173-3:2022 untuk fase finisher. Dengan menggunakan data sekunder dari pengujian pakan yang dilakukan di tiga laboratorium, penelitian ini mengkaji parameter-parameter termasuk kadar air, abu, lemak kasar, serat kasar, protein kasar, kalsium, fosfor, aflatoksin, lisin, dan metionin. Analisis kesesuaian parameter-parameter ini dengan standar SNI dilakukan berdasarkan wilayah produsen pakan dan laboratorium pengujian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil analisis untuk setiap parameter uji sesuai dengan SNI. Namun, ada parameter uji dengan sampel yang tidak sesuai dengan SNI, yang mencakup proporsi tertinggi (10% dari total sampel). Parameter-parameter ini adalah metionin dan lisin. Ketika dikategorikan berdasarkan wilayah produsen, beberapa parameter uji menunjukkan tingkat ketidaksesuaian melebihi 10% dari total sampel dalam wilayah masing-masing. Secara khusus, parameter-parameter ini mencakup protein kasar asal finisher dari Sulawesi Selatan, lemak kasar pra-starter dari Lampung, serat kasar pra-starter dari Kalimantan, kalsium finisher dari Jawa Timur, aflatoksin starter dari Jawa Timur, lisin starter dari Sumatera Barat, dan metionin pra-starter dari Kalimantan. Selain itu, evaluasi berdasarkan laboratorium pengujian menunjukkan bahwa beberapa parameter uji tertentu memiliki tingkat ketidaksesuaian melebihi 10% dari total sampel laboratorium. Parameter-parameter ini mencakup kalsium finisher, lisin starter, dan metionin finisher.