Putu Ayu Anggya Agustina, Ni Putu Meri Dewi Pendit, Agus Tatang Sopandi, Kadek Masakazu, Wayan Meter
{"title":"Pembinaan Tata Kelola dan Motivasi untuk Pemberdayaan Desa Blimbingsari sebagai Desa Wisata","authors":"Putu Ayu Anggya Agustina, Ni Putu Meri Dewi Pendit, Agus Tatang Sopandi, Kadek Masakazu, Wayan Meter","doi":"10.22236/solma.v12i2.11444","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Background: Desa Blimbingsari mempunyai keunikan tata ruang yang teratur dan bebas dari sampah, tetapi masyarakat belum bisa memanfaatkan keunikan tersebut sebagai daya tarik wisata. Selain keunikan yang dimiliki oleh desa, terdapat potensi yang belum sepenuhnya dikembangkan oleh masyarakat. Potensi tersebut seperti budidaya madu, cemilan, kacang-kacangan dengan alasan (1) beberapa masyarakat belum mempunyai pengetahuan wirausaha, dan (2) pemerintah desa juga kurang memahami ilmu pariwisata. Tujuan ini untuk mengoptimalkan pengelolaan desa dan peningkatan motivasi kewirausahaan melalui program pengabdian. Metode: Pengabdian ini dilakukan di Desa Blimbingsari, Kabupaten Jembrana, Bali pada bulan April 2023. Pengabdian ini mengundang 15 orang aparatur desa dan 15 orang masyarakat yang mempunyai dan tidak mempunyai usaha. Kegiatan ini menggunakan metode pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil: (1) Aparatur Desa Blimbingsari menambah pengetahuan tentang desa wisata melalui narasumber forkom pariwisata, (2) masyarakat desa mendapatkan motivasi kewirausahaan setelah berdiskusi dengan narasumber pengusaha. Kebaharuannya adalah memberikan wawasan serta informasi baru tentang Konsep 3A, yaitu atraksi, amenitas, dan aksebilitas sebagai solusi untuk mengoptimalkan pengelolaan desa. Kesimpulan: Terwujudnya desa wisata yang optimal perlu mempunya daya tarik yang diawali dengan membina aparatur desa untuk menciptakan identitas dan menciptakan peluang usaha dengan cara memotivasi masyarakat.","PeriodicalId":137472,"journal":{"name":"Jurnal SOLMA","volume":"45 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-08-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal SOLMA","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22236/solma.v12i2.11444","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Background: Desa Blimbingsari mempunyai keunikan tata ruang yang teratur dan bebas dari sampah, tetapi masyarakat belum bisa memanfaatkan keunikan tersebut sebagai daya tarik wisata. Selain keunikan yang dimiliki oleh desa, terdapat potensi yang belum sepenuhnya dikembangkan oleh masyarakat. Potensi tersebut seperti budidaya madu, cemilan, kacang-kacangan dengan alasan (1) beberapa masyarakat belum mempunyai pengetahuan wirausaha, dan (2) pemerintah desa juga kurang memahami ilmu pariwisata. Tujuan ini untuk mengoptimalkan pengelolaan desa dan peningkatan motivasi kewirausahaan melalui program pengabdian. Metode: Pengabdian ini dilakukan di Desa Blimbingsari, Kabupaten Jembrana, Bali pada bulan April 2023. Pengabdian ini mengundang 15 orang aparatur desa dan 15 orang masyarakat yang mempunyai dan tidak mempunyai usaha. Kegiatan ini menggunakan metode pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil: (1) Aparatur Desa Blimbingsari menambah pengetahuan tentang desa wisata melalui narasumber forkom pariwisata, (2) masyarakat desa mendapatkan motivasi kewirausahaan setelah berdiskusi dengan narasumber pengusaha. Kebaharuannya adalah memberikan wawasan serta informasi baru tentang Konsep 3A, yaitu atraksi, amenitas, dan aksebilitas sebagai solusi untuk mengoptimalkan pengelolaan desa. Kesimpulan: Terwujudnya desa wisata yang optimal perlu mempunya daya tarik yang diawali dengan membina aparatur desa untuk menciptakan identitas dan menciptakan peluang usaha dengan cara memotivasi masyarakat.