Upaya Pencegahan Stunting melalui Kegiatan Pra-rembuk Stunting di Kecamatan Klego

Crysty Lourena, Alya Rahma Septiani, Ratih Puspita Febrinasari
{"title":"Upaya Pencegahan Stunting melalui Kegiatan Pra-rembuk Stunting di Kecamatan Klego","authors":"Crysty Lourena, Alya Rahma Septiani, Ratih Puspita Febrinasari","doi":"10.22236/solma.v12i2.12377","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Background: Kasus Stunting di Indonesia menurut SSGI (Survei Status Gizi Indonesia) mencapai 21,6%, dan pada Kabupaten Boyolali sebesar 20,0%, angka tersebut masih diatas angka target penurunan stunting tahun 2024 yaitu sebesar 14%. Kegiatan ini bertujuan menggali penyebab, mencari alternatif, dan mencegah masalah stunting di Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Metode: pencegahan stunting ini dilakukan dengan metode ceramah oleh pemangku kebijakan, Dinas BKKBN, kecamatan, desa, bidan, ahli gizi, PLKB, dari dinas pertanian, dan bagian PKH Kecamatan. Hasil: Belum tercapainya beberapa indikator intervensi, yaitu bayi tidak mendapatkan ASI eksklusif, pendampingan pada keluarga berisiko stunting, dan persentase pelayanan keluarga berencana (KB) pasca persalinan. Tidak tercapainya angka ASI Eksklusif karena sebagian besar ibu bekerja, sehingga bayi dirawat oleh orang lain. Rendahnya pendampingan pada keluarga berisiko stunting dikarenakan terbatasnya tim pendampingan keluarga (TPK). Rendahnya persentase pelayanan Kb pasca persalinan karena pasangan usia subur (PUS) tidak segera melakukan KB saat masa nifas selesai. Sehingga dari permasalahan tersebut perlu dilakukan edukasi terkait ASI eksklusif, menyediakan fasilitas untuk melakukan laktasi di tempat kerja, melakukan edukasi terkait pentingnya melakukan KB dan penambahan anggota TPK di setiap desa. Kesimpulan: Terdapat beberapa capaian indikator spesifik dan sensitif yang tidak tercapai sehingga perlu peningkatan koordinasi pada lintas sektor dan mengoptimalkan pendampingan keluarga dengan melakukan edukasi terkait ASI eksklusif dan KB dalam menangani masalah stunting di Kecamatan Klego.","PeriodicalId":137472,"journal":{"name":"Jurnal SOLMA","volume":"12 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-08-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal SOLMA","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22236/solma.v12i2.12377","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Background: Kasus Stunting di Indonesia menurut SSGI (Survei Status Gizi Indonesia) mencapai 21,6%, dan pada Kabupaten Boyolali sebesar 20,0%, angka tersebut masih diatas angka target penurunan stunting tahun 2024 yaitu sebesar 14%. Kegiatan ini bertujuan menggali penyebab, mencari alternatif, dan mencegah masalah stunting di Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Metode: pencegahan stunting ini dilakukan dengan metode ceramah oleh pemangku kebijakan, Dinas BKKBN, kecamatan, desa, bidan, ahli gizi, PLKB, dari dinas pertanian, dan bagian PKH Kecamatan. Hasil: Belum tercapainya beberapa indikator intervensi, yaitu bayi tidak mendapatkan ASI eksklusif, pendampingan pada keluarga berisiko stunting, dan persentase pelayanan keluarga berencana (KB) pasca persalinan. Tidak tercapainya angka ASI Eksklusif karena sebagian besar ibu bekerja, sehingga bayi dirawat oleh orang lain. Rendahnya pendampingan pada keluarga berisiko stunting dikarenakan terbatasnya tim pendampingan keluarga (TPK). Rendahnya persentase pelayanan Kb pasca persalinan karena pasangan usia subur (PUS) tidak segera melakukan KB saat masa nifas selesai. Sehingga dari permasalahan tersebut perlu dilakukan edukasi terkait ASI eksklusif, menyediakan fasilitas untuk melakukan laktasi di tempat kerja, melakukan edukasi terkait pentingnya melakukan KB dan penambahan anggota TPK di setiap desa. Kesimpulan: Terdapat beberapa capaian indikator spesifik dan sensitif yang tidak tercapai sehingga perlu peningkatan koordinasi pada lintas sektor dan mengoptimalkan pendampingan keluarga dengan melakukan edukasi terkait ASI eksklusif dan KB dalam menangani masalah stunting di Kecamatan Klego.
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
克列戈分区通过发育迟缓咨询前活动预防发育迟缓的工作
背景:根据印尼营养状况调查(SSGI),印尼的发育迟缓率达到 21.6%,在 Boyolali 县为 20.0%,仍高于 2024 年减少 14%发育迟缓率的目标。这项活动旨在探索原因,寻找替代方案,预防中爪哇省 Boyolali 县 Klego 区的发育迟缓问题。方法:由政策制定者、BKKBN 办公室、分区、村庄、助产士、营养师、农业办公室的 PLKB 和分区的 PKH 部门以讲座的方式开展发育迟缓预防工作。结果:有几项干预指标没有达到,即未进行纯母乳喂养的婴儿、对有发育迟缓风险的家庭的援助以及产后计划生育(KB)服务的百分比。纯母乳喂养率没有达到,原因是大多数母亲都要工作,因此婴儿由他人照顾。由于家庭援助小组(TPK)人数有限,对面临发育迟缓风险的家庭提供的援助较少。产后计划生育服务比例低的原因是育龄夫妇(PUS)在产后没有立即进行计划生育。因此,从这些问题出发,有必要开展纯母乳喂养教育,在工作场所提供哺乳设施,宣传计划生育的重要性,并在每个村庄增加 TPK 成员。结论:有几项具体而敏感的指标没有实现,因此有必要加强各部门之间的协调,通过提供与纯母乳喂养和 计划生育有关的教育,优化家庭援助,以解决克列戈地区的发育迟缓问题。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
期刊最新文献
Program Bimbingan Belajar Gratis “Bimbel Calistung” untuk Anak-anak di Sekolah Pulau Pari Trash Banking Literacy for Mothers Empowering Family Welfare (PKK) to Increase Family Income Pemberian Terapi Akupresur Pada Lansia Hipertensi Di Keluarga Dalam Menurunkan Tekanan Darah Penerapan Sistem Keuangan BUMDESA Amanah Di Desa Karanganyar Kecamatan Plupuh, Sragen Pengembangan “ARA Berkelana” Sebagai Alat Assessment Responsibilty Berbasis Keunggulan Lokal PANTURA Untuk Pelatihan Guru SD 5 Bae
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1