Penerapan Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Tanda dan Gejala Pada Pasien Dengan Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran di Puskesmas Cikoneng
{"title":"Penerapan Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Tanda dan Gejala Pada Pasien Dengan Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran di Puskesmas Cikoneng","authors":"A. Pradana, Asep Riyana","doi":"10.56742/nchat.v2i2.48","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tingginya angka gangguan jiwa di Indonesia terutama di Jawa Barat sebanyak 22.489 orang. Berdasarkan laporan Puskesmas Cikoneng pada tahun 2022 terdapat 84 orang yang mengalami gangguan jiwa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran penerapan terapi musik klasik terhadap penurunan tanda dan gejala pada pasien dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran. Halusinasi pendengaran adalah suatu kondisi seseorang yang mendengar suara-suara atau bunyi yang kurang jelas mulai dari suara sederhana sampai suara yang terkadang menyuruh pasien melakukan sesuatu yang berbahaya bagi dirinya. Gangguan halusinasi sendiri dapat ditangani dengan terapi farmakologi dan non farmakologi. Terapi non farmakologi dianggap lebih aman digunakan, karena menggunakan proses fisiologis yang tidak menimbulkan efek samping. Salah satu terapi non farmakologi yang efektif adalah dengan cara mendengarkan musik. Terapi musik menjadi salah satu terapi yang menggunakan musik untuk memelihara atau memperbaiki mental, fisik, emosi, dan kebutuhan sosial. Musik klasik karya Mozart atau Haydan diyakini dapat meningkatkan konsentrasi, memori, dan kesadaran spasial. Desain penelitian menggunakan jenis desain deskriptif dengan menggunakan pendekatan studi kasus dengan lama waktu pengambilan kasus tiga hari perawatan dan satu hari evaluasi. Kesimpulannya adalah terapi musik klasik mampu menurunkan tanda dan gejala pada pasien dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran. Saran bagi pelayanan kesehatan dapat lebih memperhatikan kembali jenis gangguan jiwa yang ditemukan di masyarakat, bagi pasien dan keluarga dapat melakukan atau membantu penerapan terapi musik secara mandiri, bagi instansi pendidikan dapat mempertimbangkan kembali alokasi waktu yang diberikan terhadap penelitian yang dilakukan","PeriodicalId":403048,"journal":{"name":"Nursing Care and Health Technology Journal (NCHAT)","volume":"236 5","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-02-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Nursing Care and Health Technology Journal (NCHAT)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.56742/nchat.v2i2.48","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Tingginya angka gangguan jiwa di Indonesia terutama di Jawa Barat sebanyak 22.489 orang. Berdasarkan laporan Puskesmas Cikoneng pada tahun 2022 terdapat 84 orang yang mengalami gangguan jiwa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran penerapan terapi musik klasik terhadap penurunan tanda dan gejala pada pasien dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran. Halusinasi pendengaran adalah suatu kondisi seseorang yang mendengar suara-suara atau bunyi yang kurang jelas mulai dari suara sederhana sampai suara yang terkadang menyuruh pasien melakukan sesuatu yang berbahaya bagi dirinya. Gangguan halusinasi sendiri dapat ditangani dengan terapi farmakologi dan non farmakologi. Terapi non farmakologi dianggap lebih aman digunakan, karena menggunakan proses fisiologis yang tidak menimbulkan efek samping. Salah satu terapi non farmakologi yang efektif adalah dengan cara mendengarkan musik. Terapi musik menjadi salah satu terapi yang menggunakan musik untuk memelihara atau memperbaiki mental, fisik, emosi, dan kebutuhan sosial. Musik klasik karya Mozart atau Haydan diyakini dapat meningkatkan konsentrasi, memori, dan kesadaran spasial. Desain penelitian menggunakan jenis desain deskriptif dengan menggunakan pendekatan studi kasus dengan lama waktu pengambilan kasus tiga hari perawatan dan satu hari evaluasi. Kesimpulannya adalah terapi musik klasik mampu menurunkan tanda dan gejala pada pasien dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran. Saran bagi pelayanan kesehatan dapat lebih memperhatikan kembali jenis gangguan jiwa yang ditemukan di masyarakat, bagi pasien dan keluarga dapat melakukan atau membantu penerapan terapi musik secara mandiri, bagi instansi pendidikan dapat mempertimbangkan kembali alokasi waktu yang diberikan terhadap penelitian yang dilakukan