Ketidaksetaraan Gender terhadap Pendidikan dalam Bingkai Awig-Awig di Dusun Sade Desa Rembitan Kabupaten Lombok Tengah

Atikatul Hulaipah, Anggio Pana, I. Rizaldi, Ismi Rahmawati Thamrin, Abdul Malik, S. Hadi, Vivi Rachmatul Hidayati
{"title":"Ketidaksetaraan Gender terhadap Pendidikan dalam Bingkai Awig-Awig di Dusun Sade Desa Rembitan Kabupaten Lombok Tengah","authors":"Atikatul Hulaipah, Anggio Pana, I. Rizaldi, Ismi Rahmawati Thamrin, Abdul Malik, S. Hadi, Vivi Rachmatul Hidayati","doi":"10.29303/jipp.v9i1.2060","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kebudayaan awig-awig dengan kesetaraan gender di Dusun Sade Desa Rembitan Lombok Tengah. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah kepala dusun Sade, kepala sekolah SDN 1 Sade, dan masyarakat Dusun Sade. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data dari Milles dan Huberman yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan Hasil penelitian menunjukkan terdapat ketidaksetaraan gender yang dipengaruhi oleh awig-awig atau aturan yang ada di Dusun Sade yang mengubah mindset masyarakat setempat tentang kurang pentingnya pendidikan. Ironisnya terdapat bentuk ketidakstraan gender yang di dimana pelebelaan negatif selalu condong terhadap perempuan daripada laki-laki. misalnya perempuan diasumsikan sebagai manusia yang lemah, dan selalu bergantung pada orang lain, tidak tegas dan mudah terpengaruh. Jumlah siswa yang bersekolah di SDN 1 Sade berjumlah 342 dan 30% siswanya berasal dari Dusun Sade 1. Selain itu, jarak atau pun akses pendidikan yang ada di dusun sade ke sekolah dasar berjarak sekitar 300 Meter sedangkan aksek pendidikan ke SMP menjapai 300 M serta akses ke akses ke SMK mencapai 600 meter. Oleh karena itu hasil penelitian menunjukkan adanya tradisi awig-awig yang diyakini oleh masyarakat membuat terjadinya ketidaksetaraan gender bagi perempuan dalam pendidikan.","PeriodicalId":354928,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan","volume":"7 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-02-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.29303/jipp.v9i1.2060","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kebudayaan awig-awig dengan kesetaraan gender di Dusun Sade Desa Rembitan Lombok Tengah. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah kepala dusun Sade, kepala sekolah SDN 1 Sade, dan masyarakat Dusun Sade. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data dari Milles dan Huberman yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan Hasil penelitian menunjukkan terdapat ketidaksetaraan gender yang dipengaruhi oleh awig-awig atau aturan yang ada di Dusun Sade yang mengubah mindset masyarakat setempat tentang kurang pentingnya pendidikan. Ironisnya terdapat bentuk ketidakstraan gender yang di dimana pelebelaan negatif selalu condong terhadap perempuan daripada laki-laki. misalnya perempuan diasumsikan sebagai manusia yang lemah, dan selalu bergantung pada orang lain, tidak tegas dan mudah terpengaruh. Jumlah siswa yang bersekolah di SDN 1 Sade berjumlah 342 dan 30% siswanya berasal dari Dusun Sade 1. Selain itu, jarak atau pun akses pendidikan yang ada di dusun sade ke sekolah dasar berjarak sekitar 300 Meter sedangkan aksek pendidikan ke SMP menjapai 300 M serta akses ke akses ke SMK mencapai 600 meter. Oleh karena itu hasil penelitian menunjukkan adanya tradisi awig-awig yang diyakini oleh masyarakat membuat terjadinya ketidaksetaraan gender bagi perempuan dalam pendidikan.
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
龙目岛中部 Rembitan 村 Sade 小区 Awig-Awig 框架下的教育性别不平等问题
本研究旨在确定 awig-awig 文化对龙目岛中部 Rembitan 村 Sade 小镇性别平等的影响。本研究采用定性描述法。研究对象为萨德村长、萨德 SDN 1 的校长以及萨德村的居民。数据收集技术采用访谈法。本研究中使用的数据分析是 Milles 和 Huberman 的数据分析方法,包括数据还原、数据展示和结论得出。研究结果表明,萨德村镇存在受 awig-awig 或规则影响的性别不平等现象,这改变了当地社区对教育不重视的观念。具有讽刺意味的是,有一种性别不平等的形式,即负面态度总是倾向于女性而非男性,例如,女性被认为是弱者,总是依赖他人,没有主见,容易受到影响。萨德一区 SDN 1 的学生人数为 342 人,30% 的学生来自萨德一区 Hamlet。此外,萨德村小学的教育距离或受教育机会约为 300 米,初中的教育距离为 300 米,SMK 的教育距离为 600 米。因此,研究结果表明,社区所信奉的 awig-awig 传统导致了妇女在教育方面的性别不平等。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
期刊最新文献
Efektivitas Pembelajaran Proyek Kolaborasi Berbasis Potensi Lokal pada Praktikum IPA Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Pengembangan E-Modul dengan Aplikasi Glideapps Pada Materi Kue Indonesia dari Beras dan Tepung Beras Untuk Siswa Fase F SMK Kuliner Pengembangan Bahan Ajar Model PJBL Berbasis Ekosistem Mangrove untuk Meningkatkan Literasi Sains Ekowisata Siswa SMAN 1 Lembar Persepsi Guru dan Siswa Tentang LKPD Sains-Ekowisata Mangrove Pada Siswa SMAN 1 Lembar Lombok Barat Upaya Guru PPKn dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Melalui Pembelajaran Problem Based Learning Pada Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 17 Mataram
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1