Neshandi Akbar Nurismail, A. Rohendi, Dadang Kusnadi
{"title":"STRATEGI MANAJEMEN PENDAMPING SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN USAHA KELOMPOK BINAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) DI KECAMATAN WANARAJA KABUPATEN GARUT","authors":"Neshandi Akbar Nurismail, A. Rohendi, Dadang Kusnadi","doi":"10.54783/jser.v6i1.334","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu usaha pembangunan yang bertujuan meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat, dengan tujuan mencapai kehidupan sejahtera. Kemampuan tersebut mencakup aspek kemandirian dalam berpikir, bertindak, dan mengendalikan aspek-aspek kehidupan. Kelompok Usaha Bersama (KUBE) menjadi wadah bagi individu yang bekerjasama dengan tujuan yang serupa untuk melaksanakan kegiatan sosial yang ditetapkan, guna mengatasi permasalahan dan mengembangkan potensi mereka demi meningkatkan kualitas hidup. Penelitian ini mengadopsi pendekatan deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data melibatkan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan, dengan penerapan triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program KUBE berfungsi sebagai tempat pembelajaran bagi anggotanya untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan, dengan fokus pada kegiatan produksi biji kopi papandak, serta menerapkan pendekatan partisipatif yang melibatkan anggota dari perencanaan hingga evaluasi. Proses pendampingan oleh pendamping sosial dalam mensukseskan program KUBE \"Baru Karya\" menghadapi tantangan yang memerlukan ketekunan, keterampilan, pengetahuan, kekompakan, keseriusan, ketelitian, dan sebagainya. Fenomena lapangan mencakup ketergantungan pada bantuan dana dari APBD Provinsi Jawa Barat. Strategi manajemen yang dapat diadopsi oleh pendamping sosial melibatkan motivasi, peningkatan kesadaran, pelatihan kemampuan manajemen diri, penggalian potensi dan sumber daya, pengeksplorasian nilai-nilai dasar, pemberian akses, mobilisasi sumber daya, pembangunan jaringan, serta monitoring dan evaluasi penggunaan dan pemanfaatan dana bantuan sosial dari pemerintah, dengan tujuan menurunkan angka kemiskinan.","PeriodicalId":476369,"journal":{"name":"Journal of Social and Economics Research","volume":"2 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-03-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal of Social and Economics Research","FirstCategoryId":"0","ListUrlMain":"https://doi.org/10.54783/jser.v6i1.334","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu usaha pembangunan yang bertujuan meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat, dengan tujuan mencapai kehidupan sejahtera. Kemampuan tersebut mencakup aspek kemandirian dalam berpikir, bertindak, dan mengendalikan aspek-aspek kehidupan. Kelompok Usaha Bersama (KUBE) menjadi wadah bagi individu yang bekerjasama dengan tujuan yang serupa untuk melaksanakan kegiatan sosial yang ditetapkan, guna mengatasi permasalahan dan mengembangkan potensi mereka demi meningkatkan kualitas hidup. Penelitian ini mengadopsi pendekatan deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data melibatkan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan, dengan penerapan triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program KUBE berfungsi sebagai tempat pembelajaran bagi anggotanya untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan, dengan fokus pada kegiatan produksi biji kopi papandak, serta menerapkan pendekatan partisipatif yang melibatkan anggota dari perencanaan hingga evaluasi. Proses pendampingan oleh pendamping sosial dalam mensukseskan program KUBE "Baru Karya" menghadapi tantangan yang memerlukan ketekunan, keterampilan, pengetahuan, kekompakan, keseriusan, ketelitian, dan sebagainya. Fenomena lapangan mencakup ketergantungan pada bantuan dana dari APBD Provinsi Jawa Barat. Strategi manajemen yang dapat diadopsi oleh pendamping sosial melibatkan motivasi, peningkatan kesadaran, pelatihan kemampuan manajemen diri, penggalian potensi dan sumber daya, pengeksplorasian nilai-nilai dasar, pemberian akses, mobilisasi sumber daya, pembangunan jaringan, serta monitoring dan evaluasi penggunaan dan pemanfaatan dana bantuan sosial dari pemerintah, dengan tujuan menurunkan angka kemiskinan.