S. Susanto, Yusana Sasanti Dadtun, Tundjung W. Sutirta, Supariadi Supariadi
{"title":"POTRET SIMBOL EKOLOGI KOTA MANGKUNEGARAN 1870-1939","authors":"S. Susanto, Yusana Sasanti Dadtun, Tundjung W. Sutirta, Supariadi Supariadi","doi":"10.21831/mozaik.v14i2.63687","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan simbol ekologi yang ada di wilayah Kota Mangkunegaran Surakarta Jawa Tengah pada periode 1870-1939. Dalam penelitian ini digunakan metode sejarah sebagaimana yang ditulis oleh Gilbert J. Garraghan. Metode ini meliputi empat langkah yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Pada langkah heuristik digunakan beberapa sumber tertulis seperti naskah Jawa dan lembaran kerajaan atau Rijksblad van Mangkoenagaran koleksi Perpustakaan Reksopustoko serta arsip kolonial baik algemeene verslag maupun memorie van overgave dalam Bundel Solo koleksi Arsip Nasional Republik Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Kota Mangkunegaran sebagai wilayah milik istana Mangkunegaran yang berada di Surakarta mempunyai simbol ekologi yang sangat berbeda dengan wilayah istana Kesunanan Surakarta. Jika wilayah Kesunanan sangat didominasi simbol tradisi Jawa, sebaliknya Kota Mangkunegaran sangat didominasi oleh pengaruh budaya Eropa. Pengaruh budaya ini telah berlangsung cukup lama beberapa tahun setelah Perjanjian Salatiga pada 17 Maret 1757. Secara simbolis pengaruh Eropa di Kota Mangkunegaran dapat dilihat pada eksistensi Legiun Mangkoenagaran yang didirikan oleh Daendels pada 1808, penggunaan pakaian Eropa, bentuk Arsitektur Istana, taman, pemukiman Eropa di Villapark, gaya hidup, serta nama kampung seperti Kestalan, Setabelan dan Jageran. Penentu segala simbol ekologi Kota Mangkunegaran adalah figur penguasa istana yang bergelar Pangeran Adipati Aryo Mangunegara.Kata Kunci: Kota Mangkunegaran, Simbol Ekologi, Surakarta.","PeriodicalId":519035,"journal":{"name":"MOZAIK Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora","volume":"26 4","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-01-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"MOZAIK Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21831/mozaik.v14i2.63687","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan simbol ekologi yang ada di wilayah Kota Mangkunegaran Surakarta Jawa Tengah pada periode 1870-1939. Dalam penelitian ini digunakan metode sejarah sebagaimana yang ditulis oleh Gilbert J. Garraghan. Metode ini meliputi empat langkah yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Pada langkah heuristik digunakan beberapa sumber tertulis seperti naskah Jawa dan lembaran kerajaan atau Rijksblad van Mangkoenagaran koleksi Perpustakaan Reksopustoko serta arsip kolonial baik algemeene verslag maupun memorie van overgave dalam Bundel Solo koleksi Arsip Nasional Republik Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Kota Mangkunegaran sebagai wilayah milik istana Mangkunegaran yang berada di Surakarta mempunyai simbol ekologi yang sangat berbeda dengan wilayah istana Kesunanan Surakarta. Jika wilayah Kesunanan sangat didominasi simbol tradisi Jawa, sebaliknya Kota Mangkunegaran sangat didominasi oleh pengaruh budaya Eropa. Pengaruh budaya ini telah berlangsung cukup lama beberapa tahun setelah Perjanjian Salatiga pada 17 Maret 1757. Secara simbolis pengaruh Eropa di Kota Mangkunegaran dapat dilihat pada eksistensi Legiun Mangkoenagaran yang didirikan oleh Daendels pada 1808, penggunaan pakaian Eropa, bentuk Arsitektur Istana, taman, pemukiman Eropa di Villapark, gaya hidup, serta nama kampung seperti Kestalan, Setabelan dan Jageran. Penentu segala simbol ekologi Kota Mangkunegaran adalah figur penguasa istana yang bergelar Pangeran Adipati Aryo Mangunegara.Kata Kunci: Kota Mangkunegaran, Simbol Ekologi, Surakarta.