Faktor demografis untuk meningkatkan informasi, edukasi, dan komunikasi kesehatan seksual dan reproduksi

Syauqy Lukman
{"title":"Faktor demografis untuk meningkatkan informasi, edukasi, dan komunikasi kesehatan seksual dan reproduksi","authors":"Syauqy Lukman","doi":"10.24198/jkk.v9i1.32722","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Memahami siapa yang kurang berpengetahuan sangat penting dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan aktivitas komunikasi, informasi, dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan seksual dan reproduksi Remaja Indonesia. Penelitian ini mencoba untuk menegaskan kembali mengenai faktor-faktor demografis yang berhubungan dengan pengetahuan kesehatan seksual dan reproduksi remaja Indonesia. Penelitian ini menggunakan survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017, yang secara khusus melakukan survei kepada perempuan dan laki-laki belum menikah usia 15-24 tahun. Sampel survei diambil dari wawancara terhadap 48.963 rumah tangga, dengan rata-rata usia responden adalah 18,59 tahun. Dengan menggunakan analisis bivariat dan regresi, penelitian ini dapat menunjukkan bukti bahwa faktor usia, jenis kelamin, pendidikan, dan tempat tinggal memiliki asosiasi dengan pengetahuan kesehatan seksual dan reproduksi remaja Indonesia. Remaja perempuan yang belum menikah berusia 15-24 tahun, memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan laki-laki. Remaja dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Dengan bertambahnya usia responden, cenderung memiliki pengetahuan kesehatan dan seksual yang lebih baik. Terakhir, remaja yang tinggal di perkotaan cenderung lebih berpengetahuan dibandingkan dengan responden yang tinggal di pedesaan. Dengan demikian, sangat penting untuk menyempurnakan kebijakan dengan memberikan penekanan praktik komunikasi-informasi-edukasi kesehatan reproduksi dan seksual terhadap remaja laki-laki usia muda yang tinggal di pedesaan, dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah, karena merekalah yang kurang memiliki pengetahuan kesehatan reproduksi seksual.","PeriodicalId":31891,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Komunikasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Kajian Komunikasi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24198/jkk.v9i1.32722","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Memahami siapa yang kurang berpengetahuan sangat penting dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan aktivitas komunikasi, informasi, dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan seksual dan reproduksi Remaja Indonesia. Penelitian ini mencoba untuk menegaskan kembali mengenai faktor-faktor demografis yang berhubungan dengan pengetahuan kesehatan seksual dan reproduksi remaja Indonesia. Penelitian ini menggunakan survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017, yang secara khusus melakukan survei kepada perempuan dan laki-laki belum menikah usia 15-24 tahun. Sampel survei diambil dari wawancara terhadap 48.963 rumah tangga, dengan rata-rata usia responden adalah 18,59 tahun. Dengan menggunakan analisis bivariat dan regresi, penelitian ini dapat menunjukkan bukti bahwa faktor usia, jenis kelamin, pendidikan, dan tempat tinggal memiliki asosiasi dengan pengetahuan kesehatan seksual dan reproduksi remaja Indonesia. Remaja perempuan yang belum menikah berusia 15-24 tahun, memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan laki-laki. Remaja dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Dengan bertambahnya usia responden, cenderung memiliki pengetahuan kesehatan dan seksual yang lebih baik. Terakhir, remaja yang tinggal di perkotaan cenderung lebih berpengetahuan dibandingkan dengan responden yang tinggal di pedesaan. Dengan demikian, sangat penting untuk menyempurnakan kebijakan dengan memberikan penekanan praktik komunikasi-informasi-edukasi kesehatan reproduksi dan seksual terhadap remaja laki-laki usia muda yang tinggal di pedesaan, dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah, karena merekalah yang kurang memiliki pengetahuan kesehatan reproduksi seksual.
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
增加信息、教育和性健康沟通的人口因素
了解那些缺乏知识的人对于制定与沟通、信息和教育活动相关的政策非常重要,以提高印尼青年的性健康和生殖知识。本研究试图重申与印尼青少年性健康和生殖知识相关的人口统计学因素。这项研究使用了2017年印度尼西亚人口与健康调查(SDKI),该调查专门调查了15-24岁的女性和男性。调查样本取自48963户家庭的访谈,受访者的平均年龄为18.59岁。通过双变量分析和回归,本研究可以表明年龄、性别、教育和住房因素与印尼青少年的性健康和生殖知识有关。15-24岁未结婚的年轻女性比男性有更好的知识。受过高等教育的年轻人比受教育程度较低的年轻人有更好的知识。年龄反应者越多,他们就越有可能拥有更好的健康和性知识。最后,生活在城市的青少年往往比生活在农村的响应者更有知识。因此,必须完善政策,切实重视传播信息教育,针对教育水平较低的农村青年男子提供生殖和性健康,因为他们对性生殖健康的了解较少。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
11
审稿时长
4 weeks
期刊最新文献
Intrapersonal communication about the meaning of early marriage in Bandung City Audience consumption motives on online celebrity gossip account’s contents Framing analysis of Anies Baswedan as an Indonesian presidential candidate in the sacrificial cow numbered 024 case Communication and cultural inheritance through a traditional school in Dangiang Village, Garut Communication approach of Gopay’s digital alms platform
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1