{"title":"The Qur’an, Woman and Nationalism In Indonesia: Ulama Perempuan’s Moral Movement","authors":"K. Kusmana","doi":"10.14421/AJIS.2019.571.83-116","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This paper discusses how 'ulama perempuan' (Female Muslim woman clerics) use religious sources particularly, Qur’an, in their expression of moral movement as seen in media. It also contends that they try to make identity and sense of belonging by inviting themselves and others to participate in improving the wellbeing and cohesion of Indonesia as the nation. Using a descriptiveanalytic method, the study questions about the factors that have made it possible for some Indonesian ulama perempuan to propose a different view, and what do their movement represent in terms of nationalism? In answering them, the study relies its data on their recommendations both at KUPI (Kongres Ulama Perempuan Indonesia), April 25-27, 2017, Cirebon, West Java, and press release presented at Istiqlal Mosque, Jakarta on March 1, 2018, as well as two other recommendations that follow. The study finds that 'ulama perempuan' have made an alternative voice using some of religious sources (the Qur’an) and secular ones through their moral movements in improving the status and role of women, the well beings of children, and environment sustainability. Their movement attracts other agents particularly that of media to magnify the voice and make the movement gear as strong alternative message of soft nationalism.[Artikel ini membahas tentang bagaimana ulama perempuan di Indonesia menggunakan sumber hukum, khususnya al Qur’an dalam aktifitas gerakan moral yang terlihat dalam media massa. Mereka juga mencoba menunjukkan identitas dan perasaan kepedulian dengan melibatkan diri dalam perbaikan keadaan dan kesatuan bangsa. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif analitis, tulisan ini mencoba menjawab pertanyaan mengenai factor-faktor yang membuat gerakan mereka memungkinkan untuk mengajukan pandangan alternatif dan merepresentasikan diri dalam wacana nasionalisme. Untuk menjelaskan hal tersebut, studi ini mendasarkan pada hasil rekomendasi mereka pada Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) pertama di Cirebon tahun 2017 dan press release mereka di Masjid Istiqlal pada tanggal 1 Maret 2018, termasuk dua rekomendasi lain berikutnya. Artikel ini memberikan kesimpulan bahwa ulama perempuan mampu membuat pandangan alternatif dengan menggunakan sumber hukum Islam (al Qur’an) dan sumber lain melalui gerakan moral dalam mengangkat status dan peran perempuan, kesejahteraan anak-anak dan isu lingkungan yang berkelanjutan. Gerakan mereka juga menarik perhatian media untuk menguatkan pendapat dan gerakan mereka sebagai pesan alternatif dalam nasionalisme moderat.] ","PeriodicalId":42231,"journal":{"name":"Al-Jamiah-Journal of Islamic Studies","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.3000,"publicationDate":"2019-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Al-Jamiah-Journal of Islamic Studies","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14421/AJIS.2019.571.83-116","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"0","JCRName":"RELIGION","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
This paper discusses how 'ulama perempuan' (Female Muslim woman clerics) use religious sources particularly, Qur’an, in their expression of moral movement as seen in media. It also contends that they try to make identity and sense of belonging by inviting themselves and others to participate in improving the wellbeing and cohesion of Indonesia as the nation. Using a descriptiveanalytic method, the study questions about the factors that have made it possible for some Indonesian ulama perempuan to propose a different view, and what do their movement represent in terms of nationalism? In answering them, the study relies its data on their recommendations both at KUPI (Kongres Ulama Perempuan Indonesia), April 25-27, 2017, Cirebon, West Java, and press release presented at Istiqlal Mosque, Jakarta on March 1, 2018, as well as two other recommendations that follow. The study finds that 'ulama perempuan' have made an alternative voice using some of religious sources (the Qur’an) and secular ones through their moral movements in improving the status and role of women, the well beings of children, and environment sustainability. Their movement attracts other agents particularly that of media to magnify the voice and make the movement gear as strong alternative message of soft nationalism.[Artikel ini membahas tentang bagaimana ulama perempuan di Indonesia menggunakan sumber hukum, khususnya al Qur’an dalam aktifitas gerakan moral yang terlihat dalam media massa. Mereka juga mencoba menunjukkan identitas dan perasaan kepedulian dengan melibatkan diri dalam perbaikan keadaan dan kesatuan bangsa. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif analitis, tulisan ini mencoba menjawab pertanyaan mengenai factor-faktor yang membuat gerakan mereka memungkinkan untuk mengajukan pandangan alternatif dan merepresentasikan diri dalam wacana nasionalisme. Untuk menjelaskan hal tersebut, studi ini mendasarkan pada hasil rekomendasi mereka pada Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) pertama di Cirebon tahun 2017 dan press release mereka di Masjid Istiqlal pada tanggal 1 Maret 2018, termasuk dua rekomendasi lain berikutnya. Artikel ini memberikan kesimpulan bahwa ulama perempuan mampu membuat pandangan alternatif dengan menggunakan sumber hukum Islam (al Qur’an) dan sumber lain melalui gerakan moral dalam mengangkat status dan peran perempuan, kesejahteraan anak-anak dan isu lingkungan yang berkelanjutan. Gerakan mereka juga menarik perhatian media untuk menguatkan pendapat dan gerakan mereka sebagai pesan alternatif dalam nasionalisme moderat.]
本文讨论了“乌拉玛perempuan”(穆斯林女性神职人员)如何使用宗教资源,特别是古兰经,在媒体上表达道德运动。它还认为,他们试图通过邀请自己和他人参与改善印度尼西亚作为一个国家的福祉和凝聚力来建立身份和归属感。运用描述性分析的方法,研究了一些印尼乌拉玛·帕隆普恩提出不同观点的因素,以及他们的运动在民族主义方面代表了什么?在回答这些问题时,该研究的数据依赖于他们在2017年4月25日至27日在西爪哇省Cirebon举行的KUPI (Kongres Ulama Perempuan Indonesia)会议上提出的建议,以及2018年3月1日在雅加达Istiqlal清真寺发布的新闻稿,以及随后提出的另外两项建议。研究发现,“乌拉玛perempuan”利用一些宗教资源(古兰经)和世俗资源,通过他们的道德运动,在提高妇女的地位和作用、儿童的福祉和环境可持续性方面发出了另一种声音。他们的运动吸引了其他代理人,特别是媒体,放大声音,使运动成为软民族主义的强烈替代信息。[Artikel ini membahas tentang bagaimana例如perempuan di印尼menggunakan sumber hukum, khususnya al古兰经dalam aktifitas gerakan道德杨terlihat dalam媒体马萨。Mereka juga menunjukkan identitas dan perasaan kepedulian dengan melibatkan diri dalam perbaikan keadaan dan kesatuan bangsa。ini Dengan menggunakan pendekatan deskriptif analitis,颜色mencoba menjawab pertanyaan mengenai factor-faktor杨membuat gerakan mereka memungkinkan为她mengajukan pandangan alternatif丹merepresentasikan diri dalam wacana nasionalisme。Untuk menjelaskan haltersebut, studi ini mendasarkan pada hasil rekomendasi mereka pada Kongres Ulama Perempuan印度尼西亚(KUPI) pertama di Cirebon tahun 2017年新闻稿mereka di Masjid Istiqlal pada tanggal 1市场2018年,termasuk dua rekomendasi lain berikutnya。阿蒂克尔尼成员,阿蒂克尔尼人,阿蒂克尔尼人,阿蒂克尔尼人,阿蒂克尔尼人,阿蒂克尔尼人,阿蒂克尔尼人,阿蒂克尔尼人,阿蒂克尔尼人,阿蒂克尔尼人,阿蒂克尔尼人,阿蒂克尔尼人,阿蒂克尔尼人,阿蒂克尔尼人,阿蒂克尔尼人,阿蒂克尔尼人,阿蒂克尔尼人,阿蒂克尔尼人,阿蒂克尔尼人,阿蒂克尔尼人。民粹党是一个民族主义的中庸,民粹党是民族主义的中庸。