{"title":"IDEALISME CONSTITUENDUM MAHKAMAH KONSTITUSI DALAM PENGUJIAN UNDANG-UNDANG TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR","authors":"Benediktus Hestu Cipto Handoyo","doi":"10.21776/UB.ARENAHUKUM.2021.01401.1","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract Judicial review is one of the authorities of the Constitutional Court most often exercised . This research examines the background of the establishment of Constitutional Court in Indonesia and the ideal construction of the constituendum for the Constitutional Court in implementing the judicial review. This normative research uses regulatory and conceptual approach. The results showes first, the authority to judicial review should be placed in one institution, namely the Constitutional Court, since the continental tradion of laws and regulations is systematic, hyrarchial and pyramidal in nature. Second, the Consttutional Court’s decisions that are often ignored by the law forming institutions have resulted in the Law annulled by the Court not immediately followed up with the issuance of a replacement law. Third, judicial review should not be limited to the statute being reviewed, because the statute concerned are, more likely, related to the other statutes. And fourth, the Constitutional Court’s decision s should be regarded as constitutional jurisprudence and become referrences for the theory of constitution in general. Abstrak Salah satu wewenang Mahkamah Konstitusi (MK) yang paling sering dilaksanakan dalam keseharian adalah Pengujian UU terhadap UUD. Penelitian ini menganalisa latar belakang kemunculan MK di Indonesia serta bagaimana konstruksi ideal Constituendum bagi MK dalam melaksanakan pengujian tersebut. Penelitian normatif ini menggunakan pendekatan perundang-undangan dan konseptual. Hasilnya pertama, pengujian peraturan perundang-undangan seharusnya diletakkan dalam satu lembaga, yakni MK sebab tradisi continental peraturan perundang-undangan bersifat sistemik hirarkhis piramidal. Kedua, putusan MK yang sering tidak diindahkan oleh lembaga pembentuk UU mengakibatkan UU yang telah dibatalkan oleh MK tidak segera ditindak lanjuti dengan penerbitan UU pengganti. Ketiga, pengujian UU terhadap UUD seharusnya tidak hanya berhenti pada pengujian terhadap UU yang dimohonkan, karena UU tersebut dapat berhubungan dengan UU lain. Keempat, putusan MK seharusnya menjadi constitutions jurispridence dan menjadi rujukan teori konstitusi pada umumnya.","PeriodicalId":31258,"journal":{"name":"Arena Hukum","volume":"14 1","pages":"1-18"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-05-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Arena Hukum","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21776/UB.ARENAHUKUM.2021.01401.1","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Abstract Judicial review is one of the authorities of the Constitutional Court most often exercised . This research examines the background of the establishment of Constitutional Court in Indonesia and the ideal construction of the constituendum for the Constitutional Court in implementing the judicial review. This normative research uses regulatory and conceptual approach. The results showes first, the authority to judicial review should be placed in one institution, namely the Constitutional Court, since the continental tradion of laws and regulations is systematic, hyrarchial and pyramidal in nature. Second, the Consttutional Court’s decisions that are often ignored by the law forming institutions have resulted in the Law annulled by the Court not immediately followed up with the issuance of a replacement law. Third, judicial review should not be limited to the statute being reviewed, because the statute concerned are, more likely, related to the other statutes. And fourth, the Constitutional Court’s decision s should be regarded as constitutional jurisprudence and become referrences for the theory of constitution in general. Abstrak Salah satu wewenang Mahkamah Konstitusi (MK) yang paling sering dilaksanakan dalam keseharian adalah Pengujian UU terhadap UUD. Penelitian ini menganalisa latar belakang kemunculan MK di Indonesia serta bagaimana konstruksi ideal Constituendum bagi MK dalam melaksanakan pengujian tersebut. Penelitian normatif ini menggunakan pendekatan perundang-undangan dan konseptual. Hasilnya pertama, pengujian peraturan perundang-undangan seharusnya diletakkan dalam satu lembaga, yakni MK sebab tradisi continental peraturan perundang-undangan bersifat sistemik hirarkhis piramidal. Kedua, putusan MK yang sering tidak diindahkan oleh lembaga pembentuk UU mengakibatkan UU yang telah dibatalkan oleh MK tidak segera ditindak lanjuti dengan penerbitan UU pengganti. Ketiga, pengujian UU terhadap UUD seharusnya tidak hanya berhenti pada pengujian terhadap UU yang dimohonkan, karena UU tersebut dapat berhubungan dengan UU lain. Keempat, putusan MK seharusnya menjadi constitutions jurispridence dan menjadi rujukan teori konstitusi pada umumnya.
摘要司法审查是宪法法院最常行使的权力之一。本研究考察了印尼宪法法院设立的背景,以及宪法法院在实施司法审查过程中的宪法理想建构。这一规范性研究采用了规范性和概念性的方法。结果表明,首先,司法审查的权力应归于一个机构,即宪法法院,因为大陆的法律和规章传统是系统的、分层的和金字塔式的。第二,宪法法院的判决经常被法律制定机构所忽视,导致该法院没有立即颁布替代法而宣布该法无效。第三,司法审查不应局限于被审查的成文法,因为有关成文法更有可能与其他成文法有关。第四,宪法法院的判决应被视为宪法学,并成为一般宪法理论的参考。摘要:Salah satu wewenang Mahkamah Konstitusi (MK) yang paling sering dilaksanakan dalam keseharian adalah penguin UU terhadap UUD。Penelitian ini menganalisa latar belakang kemunculan MK di印度尼西亚,serta bagaimana konstruksi理想宪法bagi MK dalam melaksanakan企鹅tersebut。Penelitian normatiatii menggunakan pendekatan perundang-undangan dankonseptutui。这句话的意思是:“我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。”Kedua, putusan MK yang sering tidak diindahkan oleh lembaga pembentuk UU mengakibatkan UU yang telah dibatalkan oleh MK tidak segera ditindak lanjuti dengan penganti UU pengganti。Ketiga, penguian UU terhadap UUD seharusnya tidak hanya berhenti paada penguian terhadap UU yang dimohonkan, karena UU tersebut dapat berhubungan dengan UU lain。宪法的法理依据是宪法的法理依据是宪法的法理依据。