{"title":"TRANSINTERNALISASI NILAI-NILAI KEPESANTRENAN MELALUI KONSTRUKSI BUDAYA RELIGIUS DI SEKOLAH","authors":"Muhammad Mushfi El Iq Bali, Susilowati Susilowati","doi":"10.14421/jpai.jpai.2019.161-01","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This paper aims to analyze students' moral decadence problems in school. Brawls, free sex and narcotics on students is evidence of school failure in building the religious character of students. One of the educational institutions that have succeeded in building the religious character of students is pesantren. This success was proven by a little reporting of deviant behaviour among santri. By using descriptive qualitative methods, researchers want to reveal the profile of public schools that not only excellent academic achievement but are also able to produce students who have a religious culture so as to avoid various deviant behaviours. The religious culture is formed through the internalization of the values of the pesantren, namely to incorporate Islamic values through habituation manifested in school programs like a pesantren. The implication of this study is to internalize the value of pesantren in schools that can shape the religious character of students. Students can avoid bad behaviour. \nAbstrak \nTulisan ini bertujuan untuk menelaah masalah dekadensi moral yang banyak dialami pelajar di sekolah. Tawuran, sex bebas, dan narkotika dikalangan pelajar merupakan wujud nyata kegagalan sekolah dalam membangun karakter religius siswa. Salah satu lembaga pendidikan yang dianggap berhasil membangun karakter religius siswa adalah pesantren. Keberhasilan tersebut terbukti dengan minimnya pemberitaan perilaku menyimpang dikalangan santri. Dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif, peneliti hendak mengungkap profil sekolah umum yang tidak hanya unggul dalam prestasi akademik namun juga mampu mencetak siswa yang memiliki budaya religius sehingga terhindar dari berbagai perilaku menyimpang. Budaya religius tersebut terbentuk melalui internalisasi nilai-nilai kepesantrenan yakni menanamkan nilai-nilai Islam melalui pembiasaan yang diwujudkan dalam program-program sekolah layaknya sebuah pesantren. Implikasi dari studi ini adalah internalisasi nilai-nilai kepesantrenan di sekolah dapat membentuk karakter religius siswa sehingga dapat mencegah siswa dari perilaku menyimpang.","PeriodicalId":32492,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan Agama Islam","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-06-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"11","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Pendidikan Agama Islam","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14421/jpai.jpai.2019.161-01","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 11
Abstract
This paper aims to analyze students' moral decadence problems in school. Brawls, free sex and narcotics on students is evidence of school failure in building the religious character of students. One of the educational institutions that have succeeded in building the religious character of students is pesantren. This success was proven by a little reporting of deviant behaviour among santri. By using descriptive qualitative methods, researchers want to reveal the profile of public schools that not only excellent academic achievement but are also able to produce students who have a religious culture so as to avoid various deviant behaviours. The religious culture is formed through the internalization of the values of the pesantren, namely to incorporate Islamic values through habituation manifested in school programs like a pesantren. The implication of this study is to internalize the value of pesantren in schools that can shape the religious character of students. Students can avoid bad behaviour.
Abstrak
Tulisan ini bertujuan untuk menelaah masalah dekadensi moral yang banyak dialami pelajar di sekolah. Tawuran, sex bebas, dan narkotika dikalangan pelajar merupakan wujud nyata kegagalan sekolah dalam membangun karakter religius siswa. Salah satu lembaga pendidikan yang dianggap berhasil membangun karakter religius siswa adalah pesantren. Keberhasilan tersebut terbukti dengan minimnya pemberitaan perilaku menyimpang dikalangan santri. Dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif, peneliti hendak mengungkap profil sekolah umum yang tidak hanya unggul dalam prestasi akademik namun juga mampu mencetak siswa yang memiliki budaya religius sehingga terhindar dari berbagai perilaku menyimpang. Budaya religius tersebut terbentuk melalui internalisasi nilai-nilai kepesantrenan yakni menanamkan nilai-nilai Islam melalui pembiasaan yang diwujudkan dalam program-program sekolah layaknya sebuah pesantren. Implikasi dari studi ini adalah internalisasi nilai-nilai kepesantrenan di sekolah dapat membentuk karakter religius siswa sehingga dapat mencegah siswa dari perilaku menyimpang.