{"title":"REVIEW: POTENSI EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) SEBAGAI ANTIDIABETES MELLITUS","authors":"Ashari Kurniawan Sarjono, T. Tukiran","doi":"10.26740/ujc.v10n3.p307-317","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Diabetes mellitus adalah penyakit kelainan metabolisme akut dengan beberapa penyebab gejala seperti kadar gula darah yang tinggi diikuti dengan permasalahan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein akibat ketidakcukupan fungsi insulin. Pengkonsumsian obat kimia hipoglikemik sintetik bisa menimbulkan sejumlah dampak dan memerlukan biaya yang relatif mahal, sehingga solusi pengobatan tradisional menjadi penting karena memiliki dampak dan biaya yang relatif rendah. Salah satu Tanaman yang bisa digunakan menjadi pengobatan herbal tradisional ialah tanaman kayu secang (Caesalpinia sappan L.). Berdasarkan studi literatur, senyawa yang terdapat pada batang atau bagian kayu secang terkomposisi atas flavonoid, tanin, asam galat, resin, brazilein, α-phellandrene, oscimene, minyak atsiri, resorsinol, dan brazilin. Diketahui bahwa asam tannat (tannin) memiliki aktivitas antioksidan dan memiliki efek antidiabetes mellitus serta kandungan brazilin dari kayu secang yang sangat berdampak untuk merendahkan kadar gula darah. Brazilin memiliki tiga tata cara kerja untuk merendahkan kadar gula darah, yakni meminimalisir stres oksidatif, menahan mukosa usus GLUT 2, dan menahan fosfodiesterase. Aktivitas antihiperglikemik brazilin membantu kerja insulin dalam penyerapan glukosa dari aliran darah ke dalam sel adiposa dengan meningkatkan translokasi glukosa transport khususnya GLUT4. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak dari tanaman kayu secang dapat berpotensi sebagai antidiabetes mellitus. \nKata Kunci: Antidiabetes mellitus; Antioksidan; Hiperglikemik; Kayu Secang \n ","PeriodicalId":53369,"journal":{"name":"UNESA Journal of Chemistry","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-11-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"UNESA Journal of Chemistry","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.26740/ujc.v10n3.p307-317","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Diabetes mellitus adalah penyakit kelainan metabolisme akut dengan beberapa penyebab gejala seperti kadar gula darah yang tinggi diikuti dengan permasalahan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein akibat ketidakcukupan fungsi insulin. Pengkonsumsian obat kimia hipoglikemik sintetik bisa menimbulkan sejumlah dampak dan memerlukan biaya yang relatif mahal, sehingga solusi pengobatan tradisional menjadi penting karena memiliki dampak dan biaya yang relatif rendah. Salah satu Tanaman yang bisa digunakan menjadi pengobatan herbal tradisional ialah tanaman kayu secang (Caesalpinia sappan L.). Berdasarkan studi literatur, senyawa yang terdapat pada batang atau bagian kayu secang terkomposisi atas flavonoid, tanin, asam galat, resin, brazilein, α-phellandrene, oscimene, minyak atsiri, resorsinol, dan brazilin. Diketahui bahwa asam tannat (tannin) memiliki aktivitas antioksidan dan memiliki efek antidiabetes mellitus serta kandungan brazilin dari kayu secang yang sangat berdampak untuk merendahkan kadar gula darah. Brazilin memiliki tiga tata cara kerja untuk merendahkan kadar gula darah, yakni meminimalisir stres oksidatif, menahan mukosa usus GLUT 2, dan menahan fosfodiesterase. Aktivitas antihiperglikemik brazilin membantu kerja insulin dalam penyerapan glukosa dari aliran darah ke dalam sel adiposa dengan meningkatkan translokasi glukosa transport khususnya GLUT4. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak dari tanaman kayu secang dapat berpotensi sebagai antidiabetes mellitus.
Kata Kunci: Antidiabetes mellitus; Antioksidan; Hiperglikemik; Kayu Secang