{"title":"Morocco protest movements in the post-constitutional reform","authors":"Ibnu Burdah","doi":"10.18326/IJIMS.V7I2.201-219","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"dth: 0px; \"> The research describes and explains the wave of protest movement in the Kingdom of Morocco, one of the Muslim countries in the Western Arab, in the post-2011 constitutional referendum. The constitutional reform was carried out as a response to the large and massive people protest. Unlike the cases in other neighboring states where “Arab Spring” took place, the Moroccan movement receded without neither the fall of the regime nor massive casualties. However, intense protest kept taking place, especially in Muhammad V Street leading to the Parliament Building. Some interesting questions arise, including what the nature of the current protest is and why people still protest after the vast popular agreement toward the constitutional referendum. Based on library research and intense observation for forty days, and interviews, this study found that, to some extent, the Morocco protest has the same nature as that of the Arab Spring. The protest has “hidden agendas” although there are evidences that they dissembled in “smaller and partial issues because of some reasons”. The author holds that Morocco is an important lesson for political reform in the current turbulent Arab world and, to a broader context, in the Muslim world. 0px; \"> Penelitian ini mendeskripsikan dan menjelaskan gerakan protest di Kerajaan Maroko, salah satu negara Muslim di Arab Barat, paska referendum konstitusi tahun 2011. Reformasi konstitusional di Maroko telah dilaksanakan sebagai respon terhadap protes rakyat dalam skala luas dan massif. Berbeda dengan yang terjadi di negara-negara “Musim Semi Arab” yang lain, gerakan protes itu surut tanpa disertai jatuhnya rezim dan jatuhnya korban dalam jumlah yang besar. Namun, Maroko masih diwarnai gerakan protes yang cukup intensif hampir setiap hari (kendati skalanya lebih kecil) khususnya di Jalan Muhammad V sampai depan gedung parlemen. Pertanyaannya adalah apa sesungguhnya karakter dari protes-protes yang masih berlangsung bahkan hingga saat ini? Mengapa mereka masih melakukan protes pasca persetujuan secara luas rakyat Maroko terhadap reformasi konstitusi? Penelitian yang dilakukan dengan cara studi kepustakaan yang didukung oleh observasi di lapangan sekitar 40 hari, berkesimpulan bahwa karakter protes itu adalah “Arab Springs” (mengarah pada penjatuhan rezim) kendati itu tak dinyatakan secara terbuka. Mereka memiliki agenda terselubung itu dan tidak mengemukakannya dengan berbagai alasan. Penulis berpendapat, Maroko adalah pelajaran penting bagi reformasi politik di dunia Arab yang sedang bergolak saat ini, bahkan mungkin pula untuk dunia Islam.","PeriodicalId":42170,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies","volume":"7 1","pages":"201-219"},"PeriodicalIF":0.6000,"publicationDate":"2017-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.18326/IJIMS.V7I2.201-219","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"0","JCRName":"RELIGION","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
dth: 0px; "> The research describes and explains the wave of protest movement in the Kingdom of Morocco, one of the Muslim countries in the Western Arab, in the post-2011 constitutional referendum. The constitutional reform was carried out as a response to the large and massive people protest. Unlike the cases in other neighboring states where “Arab Spring” took place, the Moroccan movement receded without neither the fall of the regime nor massive casualties. However, intense protest kept taking place, especially in Muhammad V Street leading to the Parliament Building. Some interesting questions arise, including what the nature of the current protest is and why people still protest after the vast popular agreement toward the constitutional referendum. Based on library research and intense observation for forty days, and interviews, this study found that, to some extent, the Morocco protest has the same nature as that of the Arab Spring. The protest has “hidden agendas” although there are evidences that they dissembled in “smaller and partial issues because of some reasons”. The author holds that Morocco is an important lesson for political reform in the current turbulent Arab world and, to a broader context, in the Muslim world. 0px; "> Penelitian ini mendeskripsikan dan menjelaskan gerakan protest di Kerajaan Maroko, salah satu negara Muslim di Arab Barat, paska referendum konstitusi tahun 2011. Reformasi konstitusional di Maroko telah dilaksanakan sebagai respon terhadap protes rakyat dalam skala luas dan massif. Berbeda dengan yang terjadi di negara-negara “Musim Semi Arab” yang lain, gerakan protes itu surut tanpa disertai jatuhnya rezim dan jatuhnya korban dalam jumlah yang besar. Namun, Maroko masih diwarnai gerakan protes yang cukup intensif hampir setiap hari (kendati skalanya lebih kecil) khususnya di Jalan Muhammad V sampai depan gedung parlemen. Pertanyaannya adalah apa sesungguhnya karakter dari protes-protes yang masih berlangsung bahkan hingga saat ini? Mengapa mereka masih melakukan protes pasca persetujuan secara luas rakyat Maroko terhadap reformasi konstitusi? Penelitian yang dilakukan dengan cara studi kepustakaan yang didukung oleh observasi di lapangan sekitar 40 hari, berkesimpulan bahwa karakter protes itu adalah “Arab Springs” (mengarah pada penjatuhan rezim) kendati itu tak dinyatakan secara terbuka. Mereka memiliki agenda terselubung itu dan tidak mengemukakannya dengan berbagai alasan. Penulis berpendapat, Maroko adalah pelajaran penting bagi reformasi politik di dunia Arab yang sedang bergolak saat ini, bahkan mungkin pula untuk dunia Islam.
潜:0 px;该研究描述并解释了2011年后阿拉伯西部穆斯林国家之一的摩洛哥王国在宪法公投中的抗议运动浪潮。宪法改革是对大规模民众抗议的回应。与发生“阿拉伯之春”的其他邻国不同,摩洛哥的运动消退了,既没有导致政权垮台,也没有造成大规模伤亡。然而,激烈的抗议活动不断发生,特别是在通往议会大厦的穆罕默德五世街。一些有趣的问题出现了,包括当前抗议的性质是什么,以及为什么在广泛的民众同意进行宪法公投后,人们仍在抗议。本研究基于图书馆资料、40天的密集观察和访谈,发现摩洛哥抗议活动在某种程度上与阿拉伯之春具有相同的性质。抗议活动有“隐藏的议程”,尽管有证据表明,它们隐藏在“由于某些原因而更小和局部的问题”中。作者认为,摩洛哥是当前动荡的阿拉伯世界以及更广泛的穆斯林世界政治改革的重要一课。0 px;2011年6月,巴勒斯坦举行全民公决,并举行全民公决。改革派的宪法领袖马鲁科(Maroko)说:“我认为这是对人民的抗议。”Berbeda dengan yang terjadi di negara-negara "穆斯林半阿拉伯人" yang lain, gerakan protes to surut tanpa disertai jatuhnya rezim dan jatuhnya korban dalam jumlah yang besar。Namun, Maroko masih diwarnai gerakan proprotes (kendati skalanya lebih kecil), khususnya di Jalan Muhammad V sampai议员。pertanyannya adalah apa sesungguhnya karakter dari prottes -protes yang masih berlangsung bahkan hinga saat ini?孟加巴·梅里卡·马西卡·梅里卡·梅里卡·梅里卡·梅里卡·梅里卡·梅里卡·梅里卡·梅里卡·梅里卡·梅里卡·梅里卡·梅里卡·梅里卡Penelitian yang dilakukan dengan cara studi kepustakaan yang didukung oleh observasi di lapangan sekitar 40 hari, berkespulkan bahwa karakter protes to adalah“阿拉伯之春”(mengarah pada penjatuhan rezim) kendati i tak dinyatakan secara terbuka。Mereka memoriliki agenda terselubung itu dan tidak mengemukakannya dengan berbagai alasan。阿拉伯国家的政治改革,阿拉伯国家的政治改革,阿拉伯国家的政治改革,伊斯兰国家的政治改革。
期刊介绍:
Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies (IJIMS): This journal should coverage Islam both as a textual tradition with its own historical integrity and as a social reality which was dynamic and constantly changing. The journal also aims at bridging the gap between the textual and contextual approaches to Islamic Studies; and solving the dichotomy between ‘orthodox’ and ‘heterodox’ Islam. So, the journal invites the intersection of several disciplines and scholars. In other words, its contributors borrowed from a range of disciplines, including the humanities and social sciences.