{"title":"Perbedaan Kebutuhan Morfin PCA Pascalaparatomi antara Infiltrasi Ketamin dan Infiltrasi Levobupivakain","authors":"A. Widayat","doi":"10.15851/jap.v9n3.2493","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penanganan nyeri akut yang tidak adekuat merupakan faktor risiko terjadin nyeri kronik dan komplikasi lainnya. Metode yang efektif dan efisien mengontrol nyeri akut yang berat adalah infiltrasi tepi luka operasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas infiltrasi ketamin dan levobupivakain dalam mengurangi kebutuhan morfin patient controlled analgesia (PCA) pascalaparatomi. Penelitian ini merupakan uji klinik acak tersamar tunggal yang dilakukan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada bulan Agustus 2018. Sampel terdiri atas 30 subjek yang dilakukan operasi laparatomi dengan anestesi umum yang dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok infiltrasi levobupivakain, infiltrasi ketamin, dan infiltrasi saline. Semua pasien mendapatkan morfin PCA pascaoperasi. Setelah itu dinilai jumlah penggunaan morfin dan efek mual-muntah pascaoperasi, dan efek samping tindakan infiltrasi. Penggunaan morfin PCA pada kelompok ketamin rerata 2,20+1,32 mg, pada kelompok levobupivakain penggunaan morfin rerata 5,80+1,03 mg, dan pada kelompok NaCl penggunaan morfin rerata 10,00+1,76 mg. Uji statistik Kruskal Wallis didapatkan perbedaan yang signifikan penggunaan morfin PCA antara pasien kelompok ketamin, levobupivakain dan NaCl (p<0,05). Simpulan penelitian ini bahwa infiltrasi ketamin mengurangi nyeri pascalaparatomi lebih baik dibanding dengan infiltrasi levobupivakain dan saline.","PeriodicalId":30635,"journal":{"name":"Jurnal Anestesi Perioperatif","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Anestesi Perioperatif","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15851/jap.v9n3.2493","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Penanganan nyeri akut yang tidak adekuat merupakan faktor risiko terjadin nyeri kronik dan komplikasi lainnya. Metode yang efektif dan efisien mengontrol nyeri akut yang berat adalah infiltrasi tepi luka operasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas infiltrasi ketamin dan levobupivakain dalam mengurangi kebutuhan morfin patient controlled analgesia (PCA) pascalaparatomi. Penelitian ini merupakan uji klinik acak tersamar tunggal yang dilakukan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada bulan Agustus 2018. Sampel terdiri atas 30 subjek yang dilakukan operasi laparatomi dengan anestesi umum yang dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok infiltrasi levobupivakain, infiltrasi ketamin, dan infiltrasi saline. Semua pasien mendapatkan morfin PCA pascaoperasi. Setelah itu dinilai jumlah penggunaan morfin dan efek mual-muntah pascaoperasi, dan efek samping tindakan infiltrasi. Penggunaan morfin PCA pada kelompok ketamin rerata 2,20+1,32 mg, pada kelompok levobupivakain penggunaan morfin rerata 5,80+1,03 mg, dan pada kelompok NaCl penggunaan morfin rerata 10,00+1,76 mg. Uji statistik Kruskal Wallis didapatkan perbedaan yang signifikan penggunaan morfin PCA antara pasien kelompok ketamin, levobupivakain dan NaCl (p<0,05). Simpulan penelitian ini bahwa infiltrasi ketamin mengurangi nyeri pascalaparatomi lebih baik dibanding dengan infiltrasi levobupivakain dan saline.