{"title":"PLURALITAS AGAMA DAN KEKERASAN KOLEKTIF","authors":"M. Yunus","doi":"10.18860/EL.V4I3.5168","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This paper describes whether there is a latent function of religion that can trigger the act of collective anarchism. It is also explored whether there is something that can move people so that they perpetrate the collective violence since the majority of Indonesian people are religious believers who all love peace. In principle, differences are not the root of violence. But man is often wrong in understanding the difference. Because the difference is a law of nature. Basically, humans need to be involved in pluralism, interacting with each other. And if in interacting to meet the peculiarities, need to be solved by way of communication (dialogue) without violence. Herein lies how sesunggulmya no difficulties that we can not solve, as long as want to communicate. Alternative roads are many that we can pass to solve life's problems. And religion offers it to us to create that peace. Dalam makalah ini dijelaskan apakah ada fungsi laten agama yang dapat memicu tindakan anarkisme kolektif. Juga ditelusuri apakah ada sesuatu yang dapat menggerakkkan orang sehingga ia melakukan kekerasan kolektif mengingat mayoritas masyarakat Indonesia adalah pemeluk agama yang semuanya cinta damai. Pada prinsipnya, berbagai perbedaan bukanlah akar terjadinya tindak kekerasan. Tetapi manusialah yang acapkali salah dalam memaknai perbedaan itu. Sebab perbedaan merupakan hukum alam. Pada dasarnya manusia perlu terlibat dalam kemajemukan, berinteraksi dengan sesamanya. Dan apabila dalam berinteraksi menemui keganjilan-keganjilan, perlu diselesaikan dengan jalan komunikasi (dialog) tanpa kekerasan. Disinilah letak betapa sesunggulmya tidak ada kesulitan yang tidak bisa kita pecahkan, asalkan mau berkomunikasi. Jalan-jalan alternatif masih banyak yang bisa kita lewati untuk menyelesaikan berbagai persoalan kehidupan. Dan agama, menawarkannya kepada kita untuk menciptakan perdamaian itu.","PeriodicalId":31198,"journal":{"name":"El Harakah","volume":"4 1","pages":"26-32"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-06-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"El Harakah","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.18860/EL.V4I3.5168","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
This paper describes whether there is a latent function of religion that can trigger the act of collective anarchism. It is also explored whether there is something that can move people so that they perpetrate the collective violence since the majority of Indonesian people are religious believers who all love peace. In principle, differences are not the root of violence. But man is often wrong in understanding the difference. Because the difference is a law of nature. Basically, humans need to be involved in pluralism, interacting with each other. And if in interacting to meet the peculiarities, need to be solved by way of communication (dialogue) without violence. Herein lies how sesunggulmya no difficulties that we can not solve, as long as want to communicate. Alternative roads are many that we can pass to solve life's problems. And religion offers it to us to create that peace. Dalam makalah ini dijelaskan apakah ada fungsi laten agama yang dapat memicu tindakan anarkisme kolektif. Juga ditelusuri apakah ada sesuatu yang dapat menggerakkkan orang sehingga ia melakukan kekerasan kolektif mengingat mayoritas masyarakat Indonesia adalah pemeluk agama yang semuanya cinta damai. Pada prinsipnya, berbagai perbedaan bukanlah akar terjadinya tindak kekerasan. Tetapi manusialah yang acapkali salah dalam memaknai perbedaan itu. Sebab perbedaan merupakan hukum alam. Pada dasarnya manusia perlu terlibat dalam kemajemukan, berinteraksi dengan sesamanya. Dan apabila dalam berinteraksi menemui keganjilan-keganjilan, perlu diselesaikan dengan jalan komunikasi (dialog) tanpa kekerasan. Disinilah letak betapa sesunggulmya tidak ada kesulitan yang tidak bisa kita pecahkan, asalkan mau berkomunikasi. Jalan-jalan alternatif masih banyak yang bisa kita lewati untuk menyelesaikan berbagai persoalan kehidupan. Dan agama, menawarkannya kepada kita untuk menciptakan perdamaian itu.
本文论述了宗教是否具有一种潜在的功能,可以引发集体无政府主义的行为。也探讨了是否有什么东西可以感动人们,使他们实施集体暴力,因为大多数印度尼西亚人都是宗教信徒,他们都热爱和平。原则上,分歧不是暴力的根源。但是人们常常错误地理解了两者的区别。因为这种差异是自然规律。基本上,人类需要参与多元主义,相互交流。而如果在互动中遇到特殊性,则需要通过无暴力的沟通(对话)方式来解决。这里存在着怎样的问题,没有我们解决不了的困难,只要愿意沟通。我们可以通过许多不同的道路来解决生活中的问题。宗教为我们提供了创造和平的机会。Dalam makalah ini dijelaskan apakah ada funissi latagama yang dapat memican anarkisme kolektif。Juga ditelusuri apakah ada semuatu yang dapat menggerakkkan orang singingia melakukan kekerasan kolektif mengingat mayoritas masyarakat印度尼西亚adalah pemeluk agama yang semuanya cinta damai。尊敬的校长,尊敬的校长,尊敬的校长,尊敬的校长,尊敬的校长。Tetapi manusialah yang apapkali salah dalam memaknai perbedaan itu。Sebab perbedaan merupakan hukum alam。padaddasarnya manusia perlu terlibatdalam kemajemukan, berinteraksi dengan sesamanya。当apabila dalam berinteraksi menemi keganjilan-keganjilan, perlu diselesaikan dengan jalan komunikasi(对话)tanpa kekerasan。Disinilah letak betapa sesunggulmya tidak ada kesulitan yang tidak bisa kita pecahkan, asalkan mau berkomunikasi。贾兰-贾兰的替代者马西哈·班雅克·杨比萨塔·莱瓦蒂·乌图克·梅耶斯坎·贝巴格伊·克希杜潘。Dan agama, menawarkannya kepada kita untuk menciptakan perdamaian。