NGURUP CIMPLUNG: FOOD SECURITY STRATEGY IN BANJARNEGARA HOUSEHOLD

El Harakah Pub Date : 2019-12-03 DOI:10.18860/el.v21i2.7480
Nurul Friska Dewi
{"title":"NGURUP CIMPLUNG: FOOD SECURITY STRATEGY IN BANJARNEGARA HOUSEHOLD","authors":"Nurul Friska Dewi","doi":"10.18860/el.v21i2.7480","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This study aims to look at the lives of farmers from a survival strategy perspective. An ethnographic approach is used with participant observation and interviews. The results of the study show that despite changes due to modernization of agriculture, local traditions and knowledge are still carried out. There are at least two strategies that are carried out in overcoming food security in their households, namely the short-term strategy, done by “ngurup cimplung”, taking plants around that can be used for daily needs. Whereas the long-term strategy is done by carrying out various rituals, namely “gethekan”, “Ujungan Ritual”, as well as istisqa prayers, all of which are to wish the Divine pleasure to keep nature-friendly with them. The strategy of performing this ritual also has a large function in food security both at the community and household level and even at the individual level. Each special event usually serves local food. For them, the efforts made are as an exchange effort, as “ngurup cimplung” is an economic exchange effort. Performing rituals by presenting a variety of foods are believed to get an equivalent fortune even more abundant than that given. Although rice is a staple food in every activity, the people of Gumelem, Banjarnegara can still use it wisely as a food security effort. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kehidupan petani dari perspektif survival strategy. Pendekatan etnografi digunakan dengan teknik observasi partisipan dan wawancara. Hasil studi menunjukkan meskipun terjadi perubahan akibat modernisasi pertanian, tetapi tradisi dan pengetahuan lokal tetap dilakukan. Ada dua strategi yang dilakukan petani yaitu strategi jangka pendek yaitu dengan “ngurup cimplung”, mengambil tanaman di sekitar yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari. Sedangkan strategi jangka panjang dilakukan dengan melakukan berbagai ritual, yaitu “gethekan”, ritual adat ujungan, maupun sholat istisqa yang kesemuanya adalah mengaharap ridha Ilahi agar alam tetap bersahabat dengan mereka. Dengan melakukan ritual ini juga memiliki fungsi besar dalam ketahanan pangan baik di level komunitas maupun rumah tangga bahkan individu. Setiap kegiatan khusus biasanya menyuguhkan pangan lokal. Bagi mereka, upaya yang dilakukan adalah sebagai upaya pertukaran, sebagaimana “ngurup cimplung” merupakan upaya pertukaran ekonomi. Sedangkan melakukan ritual dengan menyuguhkan berbagai makanan dipercaya akan mendapatkan rejeki yang setara bahkan lebih berlimpah dari yang diberikan. Meskipun beras menjadi makanan pokok di setiap aktivitas, tetapi masyarakat Gumelem, Banjarnegara tetap bisa menggunakan dengan bijak sebagai upaya ketahanan pangan.","PeriodicalId":31198,"journal":{"name":"El Harakah","volume":"21 1","pages":"271-289"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-12-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"El Harakah","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.18860/el.v21i2.7480","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

Abstract

This study aims to look at the lives of farmers from a survival strategy perspective. An ethnographic approach is used with participant observation and interviews. The results of the study show that despite changes due to modernization of agriculture, local traditions and knowledge are still carried out. There are at least two strategies that are carried out in overcoming food security in their households, namely the short-term strategy, done by “ngurup cimplung”, taking plants around that can be used for daily needs. Whereas the long-term strategy is done by carrying out various rituals, namely “gethekan”, “Ujungan Ritual”, as well as istisqa prayers, all of which are to wish the Divine pleasure to keep nature-friendly with them. The strategy of performing this ritual also has a large function in food security both at the community and household level and even at the individual level. Each special event usually serves local food. For them, the efforts made are as an exchange effort, as “ngurup cimplung” is an economic exchange effort. Performing rituals by presenting a variety of foods are believed to get an equivalent fortune even more abundant than that given. Although rice is a staple food in every activity, the people of Gumelem, Banjarnegara can still use it wisely as a food security effort. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kehidupan petani dari perspektif survival strategy. Pendekatan etnografi digunakan dengan teknik observasi partisipan dan wawancara. Hasil studi menunjukkan meskipun terjadi perubahan akibat modernisasi pertanian, tetapi tradisi dan pengetahuan lokal tetap dilakukan. Ada dua strategi yang dilakukan petani yaitu strategi jangka pendek yaitu dengan “ngurup cimplung”, mengambil tanaman di sekitar yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari. Sedangkan strategi jangka panjang dilakukan dengan melakukan berbagai ritual, yaitu “gethekan”, ritual adat ujungan, maupun sholat istisqa yang kesemuanya adalah mengaharap ridha Ilahi agar alam tetap bersahabat dengan mereka. Dengan melakukan ritual ini juga memiliki fungsi besar dalam ketahanan pangan baik di level komunitas maupun rumah tangga bahkan individu. Setiap kegiatan khusus biasanya menyuguhkan pangan lokal. Bagi mereka, upaya yang dilakukan adalah sebagai upaya pertukaran, sebagaimana “ngurup cimplung” merupakan upaya pertukaran ekonomi. Sedangkan melakukan ritual dengan menyuguhkan berbagai makanan dipercaya akan mendapatkan rejeki yang setara bahkan lebih berlimpah dari yang diberikan. Meskipun beras menjadi makanan pokok di setiap aktivitas, tetapi masyarakat Gumelem, Banjarnegara tetap bisa menggunakan dengan bijak sebagai upaya ketahanan pangan.
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
ngup cimpung: banjarnegara家庭的粮食安全战略
本研究旨在从生存战略的角度审视农民的生活。采用人种学方法进行参与性观察和访谈。研究结果表明,尽管由于农业现代化而发生了变化,但当地的传统和知识仍然得到了传承。在克服家庭粮食安全方面,至少采取了两种战略,即短期战略,即通过“种植”,在周围种植可用于日常需要的植物。而长期战略是通过开展各种仪式,即“gethekan”、“Ujungan仪式”以及istisqa祈祷来实现的,所有这些都是为了希望神的喜悦与他们保持自然友好。执行这一仪式的策略在社区和家庭甚至个人层面的粮食安全方面也发挥着重要作用。每个特别活动通常提供当地食物。对他们来说,所做的努力是一种交换的努力,就像“破产破产”是一种经济交换的努力一样。人们认为,通过提供各种食物来举行仪式,可以获得比所给予的更丰厚的财富。虽然大米是所有活动的主食,但班雅内加拉古迈勒姆的人民仍然可以明智地利用大米来保障粮食安全。Penelitian ini bertujuan untuk melihat kehidupan petani dari生存策略。Pendekatan人种学家digunakan dengan teknik observasi partisipan dan wawankara。哈西尔研究menunjukkan meskipun terjadi perubahan akibat modern - isasi pertanian, tetapi tradisi dan pengetahuan当地tetap dilakukan。Ada dua strategi yang dilakukan petani yitu strategi janka pendek yitdengan " ngup cimplung ", mengbil tanaman di sekitar yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari。Sedangkan strategi jangka panjang dilakukan dengan melakukan berbagai ritual, yitu " gethekan ", ritual adat ujungan, maupun sholat istisqa yang kesemuanya adalah mengaharap ridha Ilahi agar alam tetap bersahabat dengan mereka。登干祭奠仪式ini juga memiliki fungsi besar dalam ketahanan pangan baik di level komunitas maupun rumah tangga bahkan个人。Setiap kegiatan khusus biasanya menyuguhkan pangan local。我的意思是,我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思。典礼仪式,仪式,仪式,仪式,仪式,仪式,仪式,仪式,仪式,仪式,仪式Meskipun beras menjadi makanan pokok di setiap aktivitas, tetapi masyarakat Gumelem, Banjarnegara tetap bisa menggunakan dengan bijak sebagai upaya ketahanan pangan。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
9
审稿时长
4 weeks
期刊最新文献
الائتلاف والاختلاف في الأمثال العربية واليوربوية: دراسة مقارنAL-I’TILAF WA AL-IKHTILAF FI AL-AMTSAL AL-ARABIYAH WA AL-YORUBIYYAH: DIRASAH MUQARANAH THE ISLAMIC DIALEKTICS AND LOCAL CULTURE IN THE PETAWAREN TRADITION IN GAYO COMMUNITY SUFI HEALING COMMODIFICATION THROUGHOUT EAST JAVA URBAN ENVIRONMENTS THE CULTURED ISLAM: THE BOUNDARY OF ISLAMIC IDENTITY BETWEEN THE MINANGKABAU AND MANDAILING ETHNICS PAMALI CULTURE OF POLEWALI COMMUNITY IN WEST SULAWESI AND APPRECIATION OF ISLAMIC JURISPRUDENCE
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1