{"title":"DIMENSI SPIRITUAL KEBUDAYAAN: Di Tengah Relasi yang Timpang Antara Utara dan Selatan","authors":"M. Tasrif","doi":"10.18860/EL.V10I2.4429","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Moslem society as a part of the population of the south world, culturally, is in the influence of the hegemony of non-moslem culture, mainly, European, American, and Australian as parts of the north world population. Until the mid twentieth century, the hegemony existed in the form of military imperialism. Meanwhile, in the post mid twentieth century the hegemony changed into cultural imperialism in many areas, such as social, economic, social and even art. The countries of the south world have really done some efforts to face the neo imperialism, but have not suceeded well. Therefore, more serious effort should be done to face the neo imperialism, that is the creativity to make the European and American cultural products as materials that can be creatively rearranged and matched with the local culture. In the creative process the spiritual dimension of culture should become the basis of cultural production process at present and in the future to create a fair relation. The use of spiritual dimension of culture can create new cultural products. In turn, the cultural products of the south world will exist, and finally they can be exchanged with the products of the north world. This is what China is doing with its developing economic power to balance out the domination of Europe and America. The same hopefully appears from the Islam world although it needs more serious cultural works. According to Faisal Ismail, the awakening of Islam and its culture depend on the moslem themselves and their cultural works. Masyarakat Muslim sebagai bagian dari populasi dunia selatan, secara kultural, berada dalam pengaruh hegemoni budaya non-muslim, terutama Eropa, Amerika, dan Australia sebagai bagian dari populasi dunia utara. Sampai pertengahan abad ke-20, hegemoni itu ada dalam bentuk imperialisme militer. Sementara itu, pada pertengahan abad ke-20 hegemoni berubah menjadi imperialisme budaya di banyak bidang, seperti sosial, ekonomi, sosial dan bahkan kesenian. Negara-negara di dunia selatan telah benar-benar melakukan beberapa upaya untuk menghadapi imperialisme neo, namun belum berhasil dengan baik. Karena itu, usaha yang lebih serius harus dilakukan untuk menghadapi neo imperialisme, yaitu kreativitas membuat produk budaya Eropa dan Amerika sebagai bahan yang bisa ditata ulang secara kreatif dan disesuaikan dengan budaya lokal. Dalam proses kreatif dimensi spiritual budaya harus menjadi dasar proses produksi budaya saat ini dan di masa depan untuk menciptakan hubungan yang adil. Penggunaan dimensi spiritual budaya bisa menciptakan produk budaya baru. Pada gilirannya, produk budaya dunia selatan akan ada, dan akhirnya mereka bisa dipertukarkan dengan produk-produk dari dunia utara. Inilah yang dilakukan China dengan kekuatan ekonomi yang berkembang untuk mengimbangi dominasi Eropa dan Amerika. Hal yang sama semoga muncul dari dunia Islam meski membutuhkan karya budaya yang lebih serius. Menurut Faisal Ismail, kebangkitan Islam dan budayanya bergantung pada umat Islam sendiri dan karya budaya mereka.","PeriodicalId":31198,"journal":{"name":"El Harakah","volume":"10 1","pages":"107-117"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-01-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"El Harakah","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.18860/EL.V10I2.4429","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Moslem society as a part of the population of the south world, culturally, is in the influence of the hegemony of non-moslem culture, mainly, European, American, and Australian as parts of the north world population. Until the mid twentieth century, the hegemony existed in the form of military imperialism. Meanwhile, in the post mid twentieth century the hegemony changed into cultural imperialism in many areas, such as social, economic, social and even art. The countries of the south world have really done some efforts to face the neo imperialism, but have not suceeded well. Therefore, more serious effort should be done to face the neo imperialism, that is the creativity to make the European and American cultural products as materials that can be creatively rearranged and matched with the local culture. In the creative process the spiritual dimension of culture should become the basis of cultural production process at present and in the future to create a fair relation. The use of spiritual dimension of culture can create new cultural products. In turn, the cultural products of the south world will exist, and finally they can be exchanged with the products of the north world. This is what China is doing with its developing economic power to balance out the domination of Europe and America. The same hopefully appears from the Islam world although it needs more serious cultural works. According to Faisal Ismail, the awakening of Islam and its culture depend on the moslem themselves and their cultural works. Masyarakat Muslim sebagai bagian dari populasi dunia selatan, secara kultural, berada dalam pengaruh hegemoni budaya non-muslim, terutama Eropa, Amerika, dan Australia sebagai bagian dari populasi dunia utara. Sampai pertengahan abad ke-20, hegemoni itu ada dalam bentuk imperialisme militer. Sementara itu, pada pertengahan abad ke-20 hegemoni berubah menjadi imperialisme budaya di banyak bidang, seperti sosial, ekonomi, sosial dan bahkan kesenian. Negara-negara di dunia selatan telah benar-benar melakukan beberapa upaya untuk menghadapi imperialisme neo, namun belum berhasil dengan baik. Karena itu, usaha yang lebih serius harus dilakukan untuk menghadapi neo imperialisme, yaitu kreativitas membuat produk budaya Eropa dan Amerika sebagai bahan yang bisa ditata ulang secara kreatif dan disesuaikan dengan budaya lokal. Dalam proses kreatif dimensi spiritual budaya harus menjadi dasar proses produksi budaya saat ini dan di masa depan untuk menciptakan hubungan yang adil. Penggunaan dimensi spiritual budaya bisa menciptakan produk budaya baru. Pada gilirannya, produk budaya dunia selatan akan ada, dan akhirnya mereka bisa dipertukarkan dengan produk-produk dari dunia utara. Inilah yang dilakukan China dengan kekuatan ekonomi yang berkembang untuk mengimbangi dominasi Eropa dan Amerika. Hal yang sama semoga muncul dari dunia Islam meski membutuhkan karya budaya yang lebih serius. Menurut Faisal Ismail, kebangkitan Islam dan budayanya bergantung pada umat Islam sendiri dan karya budaya mereka.
穆斯林社会作为南方世界人口的一部分,在文化上受到非穆斯林文化霸权的影响,主要是欧洲、美国和澳大利亚作为北方世界人口的一部分。直到二十世纪中叶,霸权都是以军事帝国主义的形式存在的。与此同时,20世纪中期以后,霸权主义在社会、经济、社会乃至艺术等诸多领域转变为文化帝国主义。面对新帝国主义,南方国家确实做了一些努力,但效果并不好。因此,面对新帝国主义,更应该做的是创造性的努力,使欧美文化产品成为可以创造性地重新排列并与当地文化相匹配的材料。在创造过程中,文化的精神维度应成为当前和未来文化生产过程中创造公平关系的基础。利用文化的精神维度可以创造出新的文化产品。反过来,南方世界的文化产品将会存在,并最终与北方世界的产品进行交换。这就是中国正在利用其发展中的经济实力来平衡欧洲和美国的统治地位。同样的希望也出现在伊斯兰世界,尽管它需要更多严肃的文化工作。根据费萨尔·伊斯梅尔的说法,伊斯兰教及其文化的觉醒取决于穆斯林本身和他们的文化作品。Masyarakat Muslim sebagai bagian dari populasi dunia selatan, secara culture, berada dalam pengaruh hegemoni budaya非穆斯林,terutama欧洲,美国,澳大利亚sebagai bagian dari populasi dunia utara。Sampai pertengahan abad ke-20,霸权主义是一个帝国主义的军人。[翻译]:Sementara itu, padadpertengahan abad -20霸权主义berubah menjadi帝国主义budaya di banyak bidang,独立社会,经济,社会dan bahkan kesenian。这是一个帝国主义的新概念,是一个帝国主义的新概念,是一个帝国主义的新概念。新帝国主义,亚洲,亚洲,亚洲,亚洲,亚洲,亚洲,亚洲,亚洲,亚洲,亚洲,亚洲,亚洲,亚洲,亚洲,亚洲,亚洲,亚洲,亚洲,亚洲,亚洲,亚洲,亚洲,亚洲,亚洲,亚洲,亚洲,亚洲,亚洲,亚洲,亚洲,亚洲,亚洲,亚洲,亚洲。达拉姆(Dalam)处理创造的维度,精神的budaya harus menjadi dasar处理产品的budaya saat ini di masa depan untuk menciptakan hubungan yang adil。彭古南次元精神的布达亚比萨是曼西塔坎产品布达亚巴鲁。Pada gilirannya,产品budaya dunia selatan akan ada, dan akhirnya mereka bisa dipertukarkan dengan产品-产品dari dunia utara。中国,中国,中国,中国,中国,中国,中国,中国,中国,中国,中国,中国,中国,中国,欧洲,美国。Hal yang sama semoga muncul dari dunia Islam meski membutuhkan karya budaya yang lebih serius。menuut Faisal Ismail, kebangkitan Islam dan budayanya bergantung - pada umat Islam sendiri dan karya budaya mereka。