Yoke Justitia, N Novriyanti, C. Wulandari, Dian Iswandaru
{"title":"SATWALIAR BERKHASIAT OBAT BERDASARKAN PENGETAHUAN MASYARAKAT SEKITAR EKOSISTEM GAMBUT TAHURA ORANG KAYO HITAM PROVINSI JAMBI","authors":"Yoke Justitia, N Novriyanti, C. Wulandari, Dian Iswandaru","doi":"10.20527/jht.v10i2.14125","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kerentanan yang terjadi di Taman Hutan Raya Orang Kayo Hitam (Tahura OKH) Provinsi Jambi memerlukan perhatian khusus dari berbagai lini kajian ilmiah, salah satunya dengan menggali kearifan lokal dan praktek tradisional masyarakat dalam memanifestasikan hubungannya dengan satwaliar. Kearifan lokal masyarakat adalah salah satu aspek sosial yang harus dipertimbangkan dalam melakukan restorasi hutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis satwaliar yang berkhasiat obat berdasarkan pengetahuan masyarakat sekitar ekosistem gambut Tahura OKH. Penelitian ini dapat menjadi data dasar bagi pengelola dalam menerapkan berbagai strategi peningkatan pemulihan ekosistem Gambut. Sebanyak 2 desa yaitu Desa Seponjen dan Suak Kandis (lebih dikenal sebagai Kelurahan Tanjung) di Kecamatan Kumpeh Ilir Provinsi Jambi menjadi lokasi sampling pengumpulan data sepanjang September 2021. Data primer diperoleh dari 65 responden yang ditentukan secara purposive (yang bersedia menyediakan informasi berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya) melalui teknik wawancara terbuka. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Temuan penelitian memverifikasi bahwa memang 48% masyarakat mengaku pernah dengan sengaja mengakses kawasan untuk mencari satwaliar. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan secara subsisten saja. Sementara berdasarkan pengetahuan masyarakat sekitar Tahura OKH ada 10 spesies satwaliar yang pernah dimanfaatkan sebagai obat secara turun temurun. Spesies satwa yang paling banyak dibicarakan berkhasiat oleh masyarakat ialah kalong (Pteropus sp.) sebagaimana juga sering ditemukan dalam berbagai hasil kajian etnozoologi lainnya.","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-08-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Hutan Tropis","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20527/jht.v10i2.14125","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Kerentanan yang terjadi di Taman Hutan Raya Orang Kayo Hitam (Tahura OKH) Provinsi Jambi memerlukan perhatian khusus dari berbagai lini kajian ilmiah, salah satunya dengan menggali kearifan lokal dan praktek tradisional masyarakat dalam memanifestasikan hubungannya dengan satwaliar. Kearifan lokal masyarakat adalah salah satu aspek sosial yang harus dipertimbangkan dalam melakukan restorasi hutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis satwaliar yang berkhasiat obat berdasarkan pengetahuan masyarakat sekitar ekosistem gambut Tahura OKH. Penelitian ini dapat menjadi data dasar bagi pengelola dalam menerapkan berbagai strategi peningkatan pemulihan ekosistem Gambut. Sebanyak 2 desa yaitu Desa Seponjen dan Suak Kandis (lebih dikenal sebagai Kelurahan Tanjung) di Kecamatan Kumpeh Ilir Provinsi Jambi menjadi lokasi sampling pengumpulan data sepanjang September 2021. Data primer diperoleh dari 65 responden yang ditentukan secara purposive (yang bersedia menyediakan informasi berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya) melalui teknik wawancara terbuka. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Temuan penelitian memverifikasi bahwa memang 48% masyarakat mengaku pernah dengan sengaja mengakses kawasan untuk mencari satwaliar. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan secara subsisten saja. Sementara berdasarkan pengetahuan masyarakat sekitar Tahura OKH ada 10 spesies satwaliar yang pernah dimanfaatkan sebagai obat secara turun temurun. Spesies satwa yang paling banyak dibicarakan berkhasiat oleh masyarakat ialah kalong (Pteropus sp.) sebagaimana juga sering ditemukan dalam berbagai hasil kajian etnozoologi lainnya.