Pub Date : 2023-12-22DOI: 10.20527/jht.v11i4.18191
Putri Nadilla, Z. Abidin, D. Itta
Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) memiliki sumber daya manusia yang melimpah disektor kerajinan salah satunya adalah kerajinan purun. keterampilan anyaman purun diajarkan secara turun temurun dari nenek moyang, oleh karena itu Penulis tertarik Menganalisis produktivitas dan rendemen tas purun di Desa Palimbangan Gusti Kecamatan Haur Gading Kabupaten Hulu Sungai Utara. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pengetahuan dan pertimbangan masyarakat dan pemerintah setempat untuk mengadakan penyuluhan serta pengambilan kebijakan di Kabupaten Hulu Sungai Utara dalam meningkatkan kemajuan kualitas produk kerajinan anyaman purun. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui besarnya rata-rata Produktivitas anyaman tas purun 0,94 buah/ jam dan rata-rata rendemen kerajinan anyaman tas purun sebesar 88,32%.
胡鲁宋盖乌塔拉(Hulu Sungai Utara,HSU)地区拥有丰富的手工艺人力资源,其中之一就是 "噜噜 "手工艺。"噜噜 "编织技艺是祖辈世代相传的,因此,作者有兴趣分析胡鲁宋盖乌塔拉地区豪尔加丁区巴林班甘古斯提(Palimbangan Gusti)村的 "噜噜 "编织袋的生产率和产量。这项研究的成果有望为社区和地方政府提供知识和参考,以便在 Hulu Sungai Utara 县提供咨询和制定政策,提高编织袋手工艺品的质量。根据计算结果可知,檩条编织袋的平均生产率为 0.94 件/小时,檩条编织袋的平均产量为 88.32%。
{"title":"PRODUKTIVITAS DAN RENDEMEN KERAJINAN ANYAMAN TAS PURUN DI DESA PALIMBANGAN GUSTI, KECAMATAN HAUR GADING, KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA","authors":"Putri Nadilla, Z. Abidin, D. Itta","doi":"10.20527/jht.v11i4.18191","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i4.18191","url":null,"abstract":"Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) memiliki sumber daya manusia yang melimpah disektor kerajinan salah satunya adalah kerajinan purun. keterampilan anyaman purun diajarkan secara turun temurun dari nenek moyang, oleh karena itu Penulis tertarik Menganalisis produktivitas dan rendemen tas purun di Desa Palimbangan Gusti Kecamatan Haur Gading Kabupaten Hulu Sungai Utara. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pengetahuan dan pertimbangan masyarakat dan pemerintah setempat untuk mengadakan penyuluhan serta pengambilan kebijakan di Kabupaten Hulu Sungai Utara dalam meningkatkan kemajuan kualitas produk kerajinan anyaman purun. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui besarnya rata-rata Produktivitas anyaman tas purun 0,94 buah/ jam dan rata-rata rendemen kerajinan anyaman tas purun sebesar 88,32%.","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":"39 15","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139164820","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-22DOI: 10.20527/jht.v11i4.18193
Adnan Ardhana, D. Itta, Muh. Helmi
Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan usaha kerajinan sedotan purun di Desa Tumbang Nusa menggunakan analisis SWOT.Penelitian dilakukan di Desa Tumbang Nusa, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan analisis data yang digunakan adalah analisis SWOT dan Matriks IFAS dan EFAS. Hasil penelitian menunjukkan dari hasil identifikasi analisis SWOT faktor internal terdapat enam kekuatan dan enam kelemahan, sementara pada faktor lingkungan eksternal terdapat tujuh peluang dan empat ancaman. Dalam diagram SWOT menunjukan bahwa posisi strategi perkembangan usaha sedotan purun terletak pada kuadran 1 yakni kondisi usaha sedotan purun di Desa Tumbang Nusa secara internal banyak memiliki kekuatan dan memiliki kesempatan yang dapat dimanfaatkan. Pengembangan kerajinan sedotan purun memiliki kekuatan dan peluang yang sifatnya menyatu dan saling mendukung dengan cara menggunakan faktor semua kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada.
本研究旨在利用 SWOT 分析法为 Tumbang Nusa 村的草编工艺品制定业务发展战略。 研究在中加里曼丹省普兰皮绍地区 Jabiren Raya 区 Tumbang Nusa 村进行。本研究为描述性研究,数据分析采用 SWOT 分析、IFAS 和 EFAS 矩阵。结果表明,SWOT 分析确定的内部因素有 6 个优势和 6 个劣势,而外部环境因素有 7 个机会和 4 个威胁。SWOT 图显示,檩条业务发展战略的位置位于第 1 象限,即 Tumbang Nusa 村檩条业务的内部条件有许多优势,并有可以利用的机会。通过利用所有优势因素和现有机遇,发展檩条工艺品的优势和机遇是相互融合、相互支持的。
{"title":"PENGEMBANGAN USAHA KERAJINAN SEDOTAN PURUN DI DESA TUMBANG NUSA DENGAN PENDEKATAN SWOT","authors":"Adnan Ardhana, D. Itta, Muh. Helmi","doi":"10.20527/jht.v11i4.18193","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i4.18193","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan usaha kerajinan sedotan purun di Desa Tumbang Nusa menggunakan analisis SWOT.Penelitian dilakukan di Desa Tumbang Nusa, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan analisis data yang digunakan adalah analisis SWOT dan Matriks IFAS dan EFAS. Hasil penelitian menunjukkan dari hasil identifikasi analisis SWOT faktor internal terdapat enam kekuatan dan enam kelemahan, sementara pada faktor lingkungan eksternal terdapat tujuh peluang dan empat ancaman. Dalam diagram SWOT menunjukan bahwa posisi strategi perkembangan usaha sedotan purun terletak pada kuadran 1 yakni kondisi usaha sedotan purun di Desa Tumbang Nusa secara internal banyak memiliki kekuatan dan memiliki kesempatan yang dapat dimanfaatkan. Pengembangan kerajinan sedotan purun memiliki kekuatan dan peluang yang sifatnya menyatu dan saling mendukung dengan cara menggunakan faktor semua kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada.","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":"10 7","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139165116","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-22DOI: 10.20527/jht.v11i4.18195
Amellita Amellita, C. Asmarahman, Indriyanto Indriyanto, Afif Bintoro
Masyarakat Desa Bumi Agung Wates sulit mendapatkan akses ke fasilitas kesehatan karena jaraknya yang jauh, sehingga masyarakat memanfaatkan tumbuhan obat untuk mengobati penyakit mereka. Dengan pertimbangan tumbuhan obat mudah didapatkan, minim efek samping, murah, dan mudah ditanam. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui jenis tumbuhan obat dan pemanfaatannya oleh masyarakat di Desa Bumi Agung Wates. Penelitian ini menggunakan metode observasi lapangan dan wawancara kepada masyarakat. Tumbuhan berkhasiat obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Bumi Agung ditemukan sebanyak 31 jenis. Teknik pengolahan yang digunakan masyarakat yakni dengan cara direbus, dihaluskan, diperas, diparut, dan ditumbuk. Bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan adalah bagian daun, karena mudah untuk didapatkan dan diolah sebagai obat. Penggunaan tumbuhan obat berdasarkan karakteristik responden menurut jenis kelamin didominasi oleh responden perempuan sebanyak 60%, menurut umur didominasi oleh kelas umur 41-60 tahun sebanyak 54%, menurut pendidikan didominasi oleh responden tamatan tingkat Sekolah Dasar (SD) sebanyak 46%, dan menurut pekerjaan didominasi oleh responden petani sebanyak 56%. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan mengenai kandungan zat dan senyawa aktif yang terkandung dalam tumbuhan obat yang ditemukan dan dimanfaatkan di Desa Bumi Agung Wates.
由于路途遥远,布米阿贡瓦茨村的村民很难到达医疗机构,因此他们使用药用植物来治疗疾病。考虑到药用植物容易获得、副作用小、价格便宜且易于种植,因此他们使用药用植物来治疗疾病。本研究的目的是确定 Bumi Agung Wates 村社区的药用植物种类及其利用情况。本研究采用了实地观察法和与社区进行访谈的方法。Bumi Agung 村民使用的药用植物共有 31 种。社区使用的加工技术包括煮、捣碎、挤压、磨碎和捣烂。植物最广泛使用的部分是叶子,因为它很容易获得并加工成药物。根据受访者的性别特征,药用植物的使用以女性受访者为主,占 60%;根据受访者的年龄,以 41-60 岁年龄段的受访者为主,占 54%;根据受访者的教育程度,以小学(标清)毕业的受访者为主,占 46%;根据受访者的职业,以农民为主,占 56%。关于在瓦茨布米阿贡村发现和利用的药用植物中所含物质和活性化合物的含量,还需要进一步研究。
{"title":"JENIS TUMBUHAN OBAT DAN PEMANFAATANNYA OLEH MASYARAKAT DESA BUMI AGUNG WATES KABUPATEN WAY KANAN, LAMPUNG","authors":"Amellita Amellita, C. Asmarahman, Indriyanto Indriyanto, Afif Bintoro","doi":"10.20527/jht.v11i4.18195","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i4.18195","url":null,"abstract":"Masyarakat Desa Bumi Agung Wates sulit mendapatkan akses ke fasilitas kesehatan karena jaraknya yang jauh, sehingga masyarakat memanfaatkan tumbuhan obat untuk mengobati penyakit mereka. Dengan pertimbangan tumbuhan obat mudah didapatkan, minim efek samping, murah, dan mudah ditanam. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui jenis tumbuhan obat dan pemanfaatannya oleh masyarakat di Desa Bumi Agung Wates. Penelitian ini menggunakan metode observasi lapangan dan wawancara kepada masyarakat. Tumbuhan berkhasiat obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Bumi Agung ditemukan sebanyak 31 jenis. Teknik pengolahan yang digunakan masyarakat yakni dengan cara direbus, dihaluskan, diperas, diparut, dan ditumbuk. Bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan adalah bagian daun, karena mudah untuk didapatkan dan diolah sebagai obat. Penggunaan tumbuhan obat berdasarkan karakteristik responden menurut jenis kelamin didominasi oleh responden perempuan sebanyak 60%, menurut umur didominasi oleh kelas umur 41-60 tahun sebanyak 54%, menurut pendidikan didominasi oleh responden tamatan tingkat Sekolah Dasar (SD) sebanyak 46%, dan menurut pekerjaan didominasi oleh responden petani sebanyak 56%. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan mengenai kandungan zat dan senyawa aktif yang terkandung dalam tumbuhan obat yang ditemukan dan dimanfaatkan di Desa Bumi Agung Wates.","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":"28 9","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139166196","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-22DOI: 10.20527/jht.v11i4.18206
Jurnal Hutan Tropis
{"title":"Jurnal Hutan Tropis Volume 11 Nomer 4 Edisi Desember 2023","authors":"Jurnal Hutan Tropis","doi":"10.20527/jht.v11i4.18206","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i4.18206","url":null,"abstract":"","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":"39 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139163604","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-22DOI: 10.20527/jht.v11i4.18200
Agung Prabowo BN
Tata ruang adalah wujud dari struktur ruang dan pola ruang; Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah. Penetapan Kawasan Hutan adalah suatu penegasan tentang kepastian hukum mengenai status, batas dan luas suatu Kawasan Hutan menjadi Kawasan Hutan Tetap. Perubahan Kawasan Hutan menjadi bukan kawasan Hutan di atur dalam perundangan tersendiri, diterbitkan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kehutanan. Tujuannya yaitu adanya penegasan tentang kepastian hukum mengenai status, batas dan luas suatu Kawasan Hutan menjadi Kawasan Hutan Tetap. Integrasi kawasan hutan dalam RTRW mutlak dilakukan dengan benar sesuai peraturan perundangan agar tidak terjadi ketidak sesuai ruang pada masa depan terutama dalam kawasan hutan. Perbedaan geometri batas kawasan hutan direkomendasikan tetap menggunakan batas kawasan hutan yang telah ditetapkan atau telah selesai pengukuhan kawasan hutannya. Untuk mendukung rekomendasi, diusulkan agar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan segera menyiapkan Peta Kawasan Hutan pada skala 1 : 50.000, sesuai mandat Peraturan Menteri Kehutanan nomor P.20/MenhutII/2011 tentang Pedoman Pemetaan Kawasan Hutan Tingkat Kabupaten/Kota dan Peraturan Presiden nomor 9 tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan kebijakan Satu Peta pada Tingkat Ketelitian Peta Skala 1 : 50.000.
{"title":"ISUE STRATEGIS KAWASAN HUTAN PADA PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH","authors":"Agung Prabowo BN","doi":"10.20527/jht.v11i4.18200","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i4.18200","url":null,"abstract":"Tata ruang adalah wujud dari struktur ruang dan pola ruang; Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah. Penetapan Kawasan Hutan adalah suatu penegasan tentang kepastian hukum mengenai status, batas dan luas suatu Kawasan Hutan menjadi Kawasan Hutan Tetap. Perubahan Kawasan Hutan menjadi bukan kawasan Hutan di atur dalam perundangan tersendiri, diterbitkan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kehutanan. Tujuannya yaitu adanya penegasan tentang kepastian hukum mengenai status, batas dan luas suatu Kawasan Hutan menjadi Kawasan Hutan Tetap. Integrasi kawasan hutan dalam RTRW mutlak dilakukan dengan benar sesuai peraturan perundangan agar tidak terjadi ketidak sesuai ruang pada masa depan terutama dalam kawasan hutan. Perbedaan geometri batas kawasan hutan direkomendasikan tetap menggunakan batas kawasan hutan yang telah ditetapkan atau telah selesai pengukuhan kawasan hutannya. Untuk mendukung rekomendasi, diusulkan agar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan segera menyiapkan Peta Kawasan Hutan pada skala 1 : 50.000, sesuai mandat Peraturan Menteri Kehutanan nomor P.20/MenhutII/2011 tentang Pedoman Pemetaan Kawasan Hutan Tingkat Kabupaten/Kota dan Peraturan Presiden nomor 9 tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan kebijakan Satu Peta pada Tingkat Ketelitian Peta Skala 1 : 50.000.","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":"113 5","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139165870","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-22DOI: 10.20527/jht.v11i4.18192
T. Wibowo, Z. Abidin, Trisnu Satriadi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran para pihak staheholder pada pengembangan HHBK dan mekanisme hubungannya di Provinsi Kalimantan Selatan, terutama di Kabupaten Tanah Laut. Metode pada penelitian adalah melalui wawancara mendalam berdasarkan daftar pertanyaan semi terstruktur terhadap informan kunci di lapangan dengan subjek penelitian dipilih secara sengaja atau purposive sampling berdasarkan jenis HHBK yang menjadi unggulan di Kabupaten Tanah Laut. Hasil penelusuran penulis, dapat diketahui pihak-pihak terkait yang mendukung pengembangan HHBK unggulan di Kabupaten Tanah Laut adalah baik pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BPDASHL Barito), Pemerintah Daerah (Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan dan UPTD. KPH Tanah Laut), pengusaha ataupun petani. Hubungan antar pihak terhadap HHBK Unggulan dapat dilakukan dengan Keberadaan forum yang menyatukan persepsi visi misi para pihak dibentuk dalam rangka mendukung pengembangan HHBK Unggulan. Forum tersebut adalah seperti Forum Hasil Hutan Bukan Kayu (Forum HHBK) Kalimantan Selatan maupun Himpunan Pengusaha dan Peternak Lebah madu Tanah Laut (Hippmatala).
本研究旨在确定利益相关者在南加里曼丹省(尤其是塔纳劳特县)非物质文化遗产发展中的作用及其关系机制。研究方法是根据半结构化的问题清单,对实地的关键信息提供者进行深入访谈,研究对象是根据塔纳劳特县的优势非物质文化遗产类型有目的或有针对性地抽取的。从作者的搜索结果中可以看出,支持塔纳劳特地区优质非物质森林产品开发的相关方既有中央政府(这里指环境和林业部(BPDASHL Barito)),也有地区政府(南加里曼丹省林业局和 UPTD. KPH Tanah Laut)、企业家或农民。特色非物质文化遗产各方之间的关系可以通过一个论坛来建立,该论坛将各方的愿景和使命统一起来,以支持特色非物质文化遗产的发展。 例如南加里曼丹非木材森林产品论坛(Forum HHBK)和塔纳劳特蜜蜂企业家和饲养者协会(Hippmatala)。
{"title":"PERAN PARA PIHAK STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU","authors":"T. Wibowo, Z. Abidin, Trisnu Satriadi","doi":"10.20527/jht.v11i4.18192","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i4.18192","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran para pihak staheholder pada pengembangan HHBK dan mekanisme hubungannya di Provinsi Kalimantan Selatan, terutama di Kabupaten Tanah Laut. Metode pada penelitian adalah melalui wawancara mendalam berdasarkan daftar pertanyaan semi terstruktur terhadap informan kunci di lapangan dengan subjek penelitian dipilih secara sengaja atau purposive sampling berdasarkan jenis HHBK yang menjadi unggulan di Kabupaten Tanah Laut. Hasil penelusuran penulis, dapat diketahui pihak-pihak terkait yang mendukung pengembangan HHBK unggulan di Kabupaten Tanah Laut adalah baik pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BPDASHL Barito), Pemerintah Daerah (Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan dan UPTD. KPH Tanah Laut), pengusaha ataupun petani. Hubungan antar pihak terhadap HHBK Unggulan dapat dilakukan dengan Keberadaan forum yang menyatukan persepsi visi misi para pihak dibentuk dalam rangka mendukung pengembangan HHBK Unggulan. Forum tersebut adalah seperti Forum Hasil Hutan Bukan Kayu (Forum HHBK) Kalimantan Selatan maupun Himpunan Pengusaha dan Peternak Lebah madu Tanah Laut (Hippmatala).","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":"34 15","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139166115","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-22DOI: 10.20527/jht.v11i4.18194
Alexander Sanjaya, C. Wulandari, Z. Abidin, Rahmat Safe’i, Agus Setiawan, Bainah Sari Dewi
Penurunan fungsi ekosistem mangrove terus terjadi akibat degradasi lingkungan, rendahnya koordinasi antar instansi, dan kurangnya keterlibatan masyarakat dalam pengelolaannya, sehingga diperlukan upaya yang tepat untuk menjamin kelestariannya.Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis indeks dan status keberlanjutan ekowisata mangrove, menentukan atribut yang mempengaruhi keberlanjutan ekowisata mangrove dan merumuskan strategi pengelolaan ekowisata mangrove.Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat, pengunjung ekowisata dan pemangku kepentingan. Metode pengambilan sampel ditentukan dengan menggunakan simple random sampling, accidental sampling dan purposive sampling.Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, penginderaan jauh, wawancara dan studi pustaka. Metode NDVI dengan perangkat lunak ArcGIS 10.3 digunakan untuk menganalisis kondisi ekologi, sedangkan untuk kondisi social ekonomi dan kelembagaan dianalisis menggunakan metode deskriptif. Status kelestarian ekosistem mangrove dianalisis menggunakan perangkat lunak RAP-MForest. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status keberlanjutan pengelolaan ekowisata mangrove pada dimensi ekologi, sosial dan kelembagaan cukup baik yang ditunjukkan dengan nilai indeks keberlanjutan dimensi ekologi sebesar 60,40; dimensi sosial 52,38; dan dimensi kelembagaan sebesar 57,77. Hasil penelitian untuk dimensi ekonomi masuk dalam kategori kurang berkelanjutan dengan indeks keberlanjutan sebesar 50,14, sedangkan status kelestarian pengelolaan kawasan ekowisata mangrove Petetengoran secara umum termasuk dalam kategori cukup lestari. Strategi pengelolaan ekowisata mangrove yang harus dilakukan antara lain peningkatan rehabilitasi mangrove dan tingkat kerapatannya; menciptakan peluang pendapatan masyarakat sekaligus meningkatkan kunjungan wisata; menyelesaikan potensi konflik dengan penggunaan lain; peningkatan peran kelompok mangrove; meningkatkan koordinasi antar pemangku kepentingan dan komitmen dukungan pemerintah daerah untuk konservasi.
{"title":"STATUS KEBERLANJUTAN EKOWISATA MANGROVE PETENGORAN, KECAMATAN TELUK PANDAN, KABUPATEN PESAWARAN","authors":"Alexander Sanjaya, C. Wulandari, Z. Abidin, Rahmat Safe’i, Agus Setiawan, Bainah Sari Dewi","doi":"10.20527/jht.v11i4.18194","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i4.18194","url":null,"abstract":"Penurunan fungsi ekosistem mangrove terus terjadi akibat degradasi lingkungan, rendahnya koordinasi antar instansi, dan kurangnya keterlibatan masyarakat dalam pengelolaannya, sehingga diperlukan upaya yang tepat untuk menjamin kelestariannya.Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis indeks dan status keberlanjutan ekowisata mangrove, menentukan atribut yang mempengaruhi keberlanjutan ekowisata mangrove dan merumuskan strategi pengelolaan ekowisata mangrove.Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat, pengunjung ekowisata dan pemangku kepentingan. Metode pengambilan sampel ditentukan dengan menggunakan simple random sampling, accidental sampling dan purposive sampling.Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, penginderaan jauh, wawancara dan studi pustaka. Metode NDVI dengan perangkat lunak ArcGIS 10.3 digunakan untuk menganalisis kondisi ekologi, sedangkan untuk kondisi social ekonomi dan kelembagaan dianalisis menggunakan metode deskriptif. Status kelestarian ekosistem mangrove dianalisis menggunakan perangkat lunak RAP-MForest. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status keberlanjutan pengelolaan ekowisata mangrove pada dimensi ekologi, sosial dan kelembagaan cukup baik yang ditunjukkan dengan nilai indeks keberlanjutan dimensi ekologi sebesar 60,40; dimensi sosial 52,38; dan dimensi kelembagaan sebesar 57,77. Hasil penelitian untuk dimensi ekonomi masuk dalam kategori kurang berkelanjutan dengan indeks keberlanjutan sebesar 50,14, sedangkan status kelestarian pengelolaan kawasan ekowisata mangrove Petetengoran secara umum termasuk dalam kategori cukup lestari. Strategi pengelolaan ekowisata mangrove yang harus dilakukan antara lain peningkatan rehabilitasi mangrove dan tingkat kerapatannya; menciptakan peluang pendapatan masyarakat sekaligus meningkatkan kunjungan wisata; menyelesaikan potensi konflik dengan penggunaan lain; peningkatan peran kelompok mangrove; meningkatkan koordinasi antar pemangku kepentingan dan komitmen dukungan pemerintah daerah untuk konservasi.","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":"8 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139164513","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-22DOI: 10.20527/jht.v11i4.18203
Muhammad Naparin
Pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai penggerak ekonomi dan pembangunan bagi masyarakat yang tinggal disekitarnya. Taman Hutan Raya Sultan Adam (TAHURA) Mandiangin merupakan salah satu tempat wisata alam yang terdiri atas berbagai macam objek wisata, seperti potensi flora dan fauna, bangunan-bangunan sejarah, panorama alam, serta wisata pendidikan. Beberapa spot yang dijadikan sebagai tempat wisata antara lain bukit besar, kolam Belanda, benteng, pesanggrahan Belanda, dan air terjun. Studi ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan ekonomi masyarakat di sekitar Taman Hutan Raya Sultan Adam Mandiangin dan membandingkan pendapatan masyarakat sebelum dan setelah adanya aktifitas ekowisata di Taman Hutan Raya (TAHURA) Sultan Adam Mandiangin. Metode pengambilan sampel adalah purposive sampling dengan sampel yang ditentukan berdasarkan pertimbangan tertentu. Jumlah sampel sebanyak 90 responden. Analisis data menggunakan pendekatan statistik dengan uji parametric T-Sampel Berpasangan. Hasil studi menunjukkan bahwa pendapatan masyarakat sebelum dan setelah dibukanya kembali Taman Hutan Raya (TAHURA) Sultan Adam Mandiangin setelah pandemi covid-19 berbeda signifikan dan terjadi peningkatan pendapatan masyarakat sekitar tempat wisata.
旅游业是一个具有发展潜力的行业,可以成为周边居民的经济和发展动力。苏丹亚当森林公园(TAHURA)曼迪安因(Mandiangin)是自然旅游景点之一,由各种景点组成,如潜在的动植物群、历史建筑、自然全景和教育之旅。作为旅游景点的一些景点包括一座大山、荷兰池塘、堡垒、荷兰宾馆和瀑布。本研究旨在分析苏丹-亚当-曼迪安金森林公园周边社区的经济收入,并比较苏丹-亚当-曼迪安金森林公园(TAHURA)生态旅游活动前后社区的收入情况。抽样方法为目的性抽样,样本根据某些考虑因素确定。样本数量为 90 个。数据分析采用参数 T 样本配对检验的统计方法。研究结果表明,covid-19 大流行后,苏丹亚当-曼迪安金森林公园(TAHURA)重新开放前后的社区收入存在显著差异,旅游景点周围的社区收入有所增加。
{"title":"DAMPAK DIBUKANYA KEMBALI EKOWISATA TAHURA SULTAN ADAM MANDIANGIN SETELAH PANDEMI COVID-19 TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR","authors":"Muhammad Naparin","doi":"10.20527/jht.v11i4.18203","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i4.18203","url":null,"abstract":"Pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai penggerak ekonomi dan pembangunan bagi masyarakat yang tinggal disekitarnya. Taman Hutan Raya Sultan Adam (TAHURA) Mandiangin merupakan salah satu tempat wisata alam yang terdiri atas berbagai macam objek wisata, seperti potensi flora dan fauna, bangunan-bangunan sejarah, panorama alam, serta wisata pendidikan. Beberapa spot yang dijadikan sebagai tempat wisata antara lain bukit besar, kolam Belanda, benteng, pesanggrahan Belanda, dan air terjun. Studi ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan ekonomi masyarakat di sekitar Taman Hutan Raya Sultan Adam Mandiangin dan membandingkan pendapatan masyarakat sebelum dan setelah adanya aktifitas ekowisata di Taman Hutan Raya (TAHURA) Sultan Adam Mandiangin. Metode pengambilan sampel adalah purposive sampling dengan sampel yang ditentukan berdasarkan pertimbangan tertentu. Jumlah sampel sebanyak 90 responden. Analisis data menggunakan pendekatan statistik dengan uji parametric T-Sampel Berpasangan. Hasil studi menunjukkan bahwa pendapatan masyarakat sebelum dan setelah dibukanya kembali Taman Hutan Raya (TAHURA) Sultan Adam Mandiangin setelah pandemi covid-19 berbeda signifikan dan terjadi peningkatan pendapatan masyarakat sekitar tempat wisata.","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":"17 12","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139165055","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-22DOI: 10.20527/jht.v11i4.18196
Atfi Indriany Putri, Lailan Syaufina
Salah satu permasalahan kebakaran hutan dan lahan yang menjadi topik saat ini adalah kebakaran di lahan gambut. Faktor yang mempengaruhi kebakaran di lahan gambut antara lain: tinggi muka air dan curah hujan. Tujuan penelitian ini adalah untuk 1) menganalisis korelasi tinggi muka air gambut dengan hotspot sebagai indikator kebakaran; 2) menganalisis korelasi tinggi muka air gambut dengan curah hujan; dan 3) menganalisis korelasi hotspot dengan curah hujan di Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. Kabupaten Bengkalis memiliki jumlah hotspot sebanyak 991 titik panas (hotspot) pada periode Oktober 2018 – Oktober 2019, dengan peningkatan jumlah hotspot terbanyak pada bulan Februari 2019 – Maret 2019 serta bulan Juli 2019 – September 2019. Hasil uji korelasi hotspot dengan curah hujan mendapatkan nilai korelasi sedang dengan nilai -0.408 dan P-Value 0.001, hal ini menunjukkan bahwa curah hujan dengan hotspot memiliki hubungan positif, yang artinya semakin tinggi curah hujan maka nilai hotspot akan semakin rendah, sedangkan pada tinggi muka air dengan hotspot memiliki korelasi cukup dengan nilai P-Value sebesar 0.001 serta nilai korelasi -0.245 , dan memiliki notasi negatif atau terbalik, yang artinya penurunan tinggi muka air akan diikuti dengan kenaikan hotspot. Hasil uji statistik tinggi muka air dan curah hujan memperoleh nilai korelasi sedang sebesar 0.388 dengan nilai P-Value 0.001 uji statistik tersebut menunjukkan adanya hubungan positif, notasi positif menyatakan bahwa nilai tinggi muka air akan meningkat setelah memperoleh pasokan air hujan yang tinggi dan menurun jika curah hujan rendah.
{"title":"KORELASI TINGGI MUKA AIR DAN POTENSI KEBAKARAN LAHAN GAMBUT DI KABUPATEN BENGKALIS PROVINSI RIAU","authors":"Atfi Indriany Putri, Lailan Syaufina","doi":"10.20527/jht.v11i4.18196","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i4.18196","url":null,"abstract":"Salah satu permasalahan kebakaran hutan dan lahan yang menjadi topik saat ini adalah kebakaran di lahan gambut. Faktor yang mempengaruhi kebakaran di lahan gambut antara lain: tinggi muka air dan curah hujan. Tujuan penelitian ini adalah untuk 1) menganalisis korelasi tinggi muka air gambut dengan hotspot sebagai indikator kebakaran; 2) menganalisis korelasi tinggi muka air gambut dengan curah hujan; dan 3) menganalisis korelasi hotspot dengan curah hujan di Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. Kabupaten Bengkalis memiliki jumlah hotspot sebanyak 991 titik panas (hotspot) pada periode Oktober 2018 – Oktober 2019, dengan peningkatan jumlah hotspot terbanyak pada bulan Februari 2019 – Maret 2019 serta bulan Juli 2019 – September 2019. Hasil uji korelasi hotspot dengan curah hujan mendapatkan nilai korelasi sedang dengan nilai -0.408 dan P-Value 0.001, hal ini menunjukkan bahwa curah hujan dengan hotspot memiliki hubungan positif, yang artinya semakin tinggi curah hujan maka nilai hotspot akan semakin rendah, sedangkan pada tinggi muka air dengan hotspot memiliki korelasi cukup dengan nilai P-Value sebesar 0.001 serta nilai korelasi -0.245 , dan memiliki notasi negatif atau terbalik, yang artinya penurunan tinggi muka air akan diikuti dengan kenaikan hotspot. Hasil uji statistik tinggi muka air dan curah hujan memperoleh nilai korelasi sedang sebesar 0.388 dengan nilai P-Value 0.001 uji statistik tersebut menunjukkan adanya hubungan positif, notasi positif menyatakan bahwa nilai tinggi muka air akan meningkat setelah memperoleh pasokan air hujan yang tinggi dan menurun jika curah hujan rendah.","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":"216 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139165696","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-22DOI: 10.20527/jht.v11i4.18197
Dinda Permatasari, G. Hatta, Syarifuddin Kadir
Kegiatan rehabilitasi kawasan pada areal HKm di Desa Tebing Siring sudah dilaksanakan sejak tahun 2012 melalui mekanisme W-Bridge Project. Kegiatan dilakukan guna mengetahui tingkat kekritisan lahan pada kawasan terlebih kepada mata pencaharian masyarakat sekitar kawasan yang didominasi sebagai penambang emas illegal, sehingga menyebabkan fungsi dan tatanan ekosistem kawasan yang semakin terganggu. Melaui SK Men LHK No.SK.134/MenLHK/Setjen/PSK.L.0/2/2016 diberikan Penetapan Areal Kerja (PAK) seluas 8.860 Ha. Di tahun 2017 melalui SK.2271/MenLHK/PSKL/PKPS/PSL.0/4/2017 diberikan Ijin Usaha Pemanfaatan HKm (IUPHKm) seluas 400 Ha. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas pelaksanaan program HKm di Desa Tebing Siring DAS Tabunio Kabupaten Tanah laut terhadap aspek sosial ekonomi, sehingga dapat diketahui efektivitas pelaksaan program dan diperoleh rekomendasi hasil penilaian efektivitas yang dilaksanakan. Metode penelitian ini dilakukan secara deskriptif dan mengadaptasi beberapa pedoman kegiatan monitoring serta evaluasi penyelenggaraan HKm. Parameter sosial ekonomi anggota KTHKm yang disusun berdasarkan 5 kriterian penilaian, terhadap 40 orang anggota kelompok tani Ingin Maju di HKm Desa Tebing Siring. Hasil yang diperoleh menunjukkan efektivitas pelaksaan program berdasarkan aspek sosial ekonomi masuk kedalam kategori “Cukup Baik” hingga “Sangat Baik” masuk kedalam kategori pengelolaan HKm yang “efektif”. Hasil penilaian kategori efektif kemudian dapat digunakan sebagai bahan peningkatan efektivitas kegiatan pengelolaan HKm. Serta dapat digunakan sebagai rekomendasi perpanjangan IUPHKm pada kawasan Desa Tebing Siring yang akan datang dan dapat digunakan sebagai bahan rekomendasi pengelolaan HKm pada kawasan lain dengan kondisi serupa.
{"title":"EFEKTIVITAS SOSIAL EKONOMI PROGRAM PERHUTANAN SOSIAL PADA AREAL HUTAN KEMASYARAKATAN (HKm) DI DESA TEBING SIRING DAS TABUNIO KABUPATEN TANAH LAUT","authors":"Dinda Permatasari, G. Hatta, Syarifuddin Kadir","doi":"10.20527/jht.v11i4.18197","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i4.18197","url":null,"abstract":"Kegiatan rehabilitasi kawasan pada areal HKm di Desa Tebing Siring sudah dilaksanakan sejak tahun 2012 melalui mekanisme W-Bridge Project. Kegiatan dilakukan guna mengetahui tingkat kekritisan lahan pada kawasan terlebih kepada mata pencaharian masyarakat sekitar kawasan yang didominasi sebagai penambang emas illegal, sehingga menyebabkan fungsi dan tatanan ekosistem kawasan yang semakin terganggu. Melaui SK Men LHK No.SK.134/MenLHK/Setjen/PSK.L.0/2/2016 diberikan Penetapan Areal Kerja (PAK) seluas 8.860 Ha. Di tahun 2017 melalui SK.2271/MenLHK/PSKL/PKPS/PSL.0/4/2017 diberikan Ijin Usaha Pemanfaatan HKm (IUPHKm) seluas 400 Ha. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas pelaksanaan program HKm di Desa Tebing Siring DAS Tabunio Kabupaten Tanah laut terhadap aspek sosial ekonomi, sehingga dapat diketahui efektivitas pelaksaan program dan diperoleh rekomendasi hasil penilaian efektivitas yang dilaksanakan. Metode penelitian ini dilakukan secara deskriptif dan mengadaptasi beberapa pedoman kegiatan monitoring serta evaluasi penyelenggaraan HKm. Parameter sosial ekonomi anggota KTHKm yang disusun berdasarkan 5 kriterian penilaian, terhadap 40 orang anggota kelompok tani Ingin Maju di HKm Desa Tebing Siring. Hasil yang diperoleh menunjukkan efektivitas pelaksaan program berdasarkan aspek sosial ekonomi masuk kedalam kategori “Cukup Baik” hingga “Sangat Baik” masuk kedalam kategori pengelolaan HKm yang “efektif”. Hasil penilaian kategori efektif kemudian dapat digunakan sebagai bahan peningkatan efektivitas kegiatan pengelolaan HKm. Serta dapat digunakan sebagai rekomendasi perpanjangan IUPHKm pada kawasan Desa Tebing Siring yang akan datang dan dapat digunakan sebagai bahan rekomendasi pengelolaan HKm pada kawasan lain dengan kondisi serupa.","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":"30 20","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139166094","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}