Kebebasan Morfologis dalam Budaya Konsumen Human Enhancement Technology: Studi Kasus Budaya Konsumen Obat Non-Terapeutik pada Pemuda

Sony Matin Abdussalam
{"title":"Kebebasan Morfologis dalam Budaya Konsumen Human Enhancement Technology: Studi Kasus Budaya Konsumen Obat Non-Terapeutik pada Pemuda","authors":"Sony Matin Abdussalam","doi":"10.7454/MJS.V22I1.6801","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Saat ini, inovasi teknologi dan sains telah mencapai tahap pemodifikasian dan peningkatan kapasitas tubuh manusia. Teknologi ini bervariasi dari alat-alat prostetik, implan, operasi plastik, obat-obatan, rekayasa genetika, nanoteknologi, dan lain-lain. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa keberadaan intervensi teknologi ini telah menciptakan budaya konsumer produk dan jasa modifikasi tubuh, salah satunya pada obat non-terapeutik. Namun dalam studi-studi mengenai produk dan jasa modifikasi tubuh, pembahasan mengenai kebebasan morfologis tidak dijelaskan lebih jauh dengan menggunakan perspektif budaya konsumer. Kebebasan morfologis adalah hak suatu individu untuk memodifikasi atau menolak pemodifikasian atas tubuh yang salah satunya diwujudkan melalui penggunaan atau konsumsi human enhancement technology (HET). Oleh karena itu, studi ini mengkaji kebebasan morfologis dalam budaya konsumer obat non-terapeutik dengan menggunakan salah satu perspektif budaya konsumer, yaitu „imajinasi, kesenangan, dan kepuasan konsumsi‟. Penelitian yang menggunakan metode studi kasus terhadap 9 (sembilan) orang pemuda berusia 16-30 tahun ini melahirkan beberapa argumen. Pertama, kebebasan morfologis bermula dari suatu kondisi yang disebut sebagai kesadaran morfologis. Ke-dua, pada konteks masyarakat konsumer Indonesia, kebebasan morfologis dijustifikasi oleh norma dan nilai agama yang dianut oleh individu. Ke-tiga, kebebasan morfologis mendorong pembentukan budaya konsumer obat non-terapeutik yang termanifestasi dalam suatu gaya hidup.","PeriodicalId":31129,"journal":{"name":"Masyarakat Jurnal Sosiologi","volume":"22 1","pages":"105-131"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2017-08-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"https://sci-hub-pdf.com/10.7454/MJS.V22I1.6801","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Masyarakat Jurnal Sosiologi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.7454/MJS.V22I1.6801","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Saat ini, inovasi teknologi dan sains telah mencapai tahap pemodifikasian dan peningkatan kapasitas tubuh manusia. Teknologi ini bervariasi dari alat-alat prostetik, implan, operasi plastik, obat-obatan, rekayasa genetika, nanoteknologi, dan lain-lain. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa keberadaan intervensi teknologi ini telah menciptakan budaya konsumer produk dan jasa modifikasi tubuh, salah satunya pada obat non-terapeutik. Namun dalam studi-studi mengenai produk dan jasa modifikasi tubuh, pembahasan mengenai kebebasan morfologis tidak dijelaskan lebih jauh dengan menggunakan perspektif budaya konsumer. Kebebasan morfologis adalah hak suatu individu untuk memodifikasi atau menolak pemodifikasian atas tubuh yang salah satunya diwujudkan melalui penggunaan atau konsumsi human enhancement technology (HET). Oleh karena itu, studi ini mengkaji kebebasan morfologis dalam budaya konsumer obat non-terapeutik dengan menggunakan salah satu perspektif budaya konsumer, yaitu „imajinasi, kesenangan, dan kepuasan konsumsi‟. Penelitian yang menggunakan metode studi kasus terhadap 9 (sembilan) orang pemuda berusia 16-30 tahun ini melahirkan beberapa argumen. Pertama, kebebasan morfologis bermula dari suatu kondisi yang disebut sebagai kesadaran morfologis. Ke-dua, pada konteks masyarakat konsumer Indonesia, kebebasan morfologis dijustifikasi oleh norma dan nilai agama yang dianut oleh individu. Ke-tiga, kebebasan morfologis mendorong pembentukan budaya konsumer obat non-terapeutik yang termanifestasi dalam suatu gaya hidup.
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
人文技术消费文化的形态自由:青少年非治疗药物消费者文化案例研究
今天,技术和科学创新已经达到了改变和提高人类能力的阶段。这项技术从假肢工具、植入物、整形外科、药物、基因工程、纳米技术等等。先前的一些研究表明,这种技术干预的存在创造了一种产品和身体改造服务的消费者文化,其中一种是非治疗药物。然而,在对身体改造产品和服务的研究中,形态自由的定义并没有从消费者的文化角度得到进一步的解释。形态自由是个人对通过使用或消费人体增强技术(HET)而产生的身体进行修改或拒绝修改的权利。因此,本研究从消费文化的一个视角,即“想象、愉悦和消费者满意度”来研究非治疗性消费文化中的形态自由。一项针对9(9)名16-30岁年轻人的案例研究产生了一些争论。首先,形态的自由是从一种叫做形态意识的条件开始的。其次,在印尼消费社会的背景下,形态自由是由个人所携带的规范和宗教价值观所证明的。第三,形态自由鼓励非治疗性消费文化的发展,这种文化在生活方式中充满活力。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
5
审稿时长
12 weeks
期刊最新文献
Sentiment Analysis of Digital Nomad in Indonesia: A Case Study in Bali Tourism Gentrification in Bali, Indonesia: A Wake-up Call for Overtourism Cleavages and Electoral Support to Islamist Party in Javan Urban Areas: The Case of Prosperous Justice Party The Health Belief Model: Understanding Indonesian Urban Youth’s Travel Behavior during the Covid-19 Pandemic The Embeddedness of Traditional Economy Transforming Towards An Alternative Economy: A Case Study of Lumbung Pitih Nagari (LPN) Limau Manis, West Sumatra
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1