Riset aksi partisipatif: Festival kebudayaan menghadapi intoleransi

Justito Adiprasetio, Andika Vinianto
{"title":"Riset aksi partisipatif: Festival kebudayaan menghadapi intoleransi","authors":"Justito Adiprasetio, Andika Vinianto","doi":"10.24198/jkk.v8i1.19914","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Indonesia saat ini mengalami ancaman gelombang intoleransi yang memprihatinkan, berbagai fakta lapangan seperti penyerangan tokoh agama, rumah ibadah dan berbagai persekusi, serta studi-studi pendahulu menunjukkan permasalahan tersebut. Mengacu pada strategi yang diterapkan oleh UNESCO, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk melawan gejala intoleransi yaitu dengan meningkatkan pengetahuan melalui pendidikan berbasis multikulturalitas dan pluralisme, peningkatan kesadaran individu dan solusi lokal lain yang bersifat akar rumput. Ketiganya dapat dirangkum melalui pengadaan kegiatan kebudayaan: festival. Festival di berbagai negara, kerapkali digunakan untuk menanamkan nilai-nilai keberagaman: multikulturalisme dan pluralisme. Studi ini dengan menggunakan metodologi riset aksi partisipatif dan dikombinasikan dengan etnografi berupaya untuk menyusun pilot-project festival yang mempromosikan semangat toleransi. Partisipan dari penelitian ini adalah 600 mahasiswa yang berasal dari 5 program studi di Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom), Universitas Padjadjaran, yang sebelumnya telah mendapatkan mata kuliah Komunikasi Lintas Budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa festival kebudayaan adalah sarana yang tepat untuk mengembangkan visi multikulturalisme dan pluralisme sekaligus menggeser narasi-narasi esensialisme kebudayaan. Riset ini membuktikan bahwa festival secara spesifik dapat ditargetkan untuk menyebarkan nilai-nilai toleransi, apabila memang partisipannya dilibatkan secara utuh dan berkesinambungan. Keberhasilan penyelenggaraan festival kebudayaan di Fikom menjadi jawaban dan pengejawantahan bahwa sangat mungkin festival-festival sejenis dapat diselenggarakan di tempat lain dengan tujuan yang sama, dan terutama menyasar generasi muda.","PeriodicalId":31891,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Komunikasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-06-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Kajian Komunikasi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24198/jkk.v8i1.19914","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Indonesia saat ini mengalami ancaman gelombang intoleransi yang memprihatinkan, berbagai fakta lapangan seperti penyerangan tokoh agama, rumah ibadah dan berbagai persekusi, serta studi-studi pendahulu menunjukkan permasalahan tersebut. Mengacu pada strategi yang diterapkan oleh UNESCO, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk melawan gejala intoleransi yaitu dengan meningkatkan pengetahuan melalui pendidikan berbasis multikulturalitas dan pluralisme, peningkatan kesadaran individu dan solusi lokal lain yang bersifat akar rumput. Ketiganya dapat dirangkum melalui pengadaan kegiatan kebudayaan: festival. Festival di berbagai negara, kerapkali digunakan untuk menanamkan nilai-nilai keberagaman: multikulturalisme dan pluralisme. Studi ini dengan menggunakan metodologi riset aksi partisipatif dan dikombinasikan dengan etnografi berupaya untuk menyusun pilot-project festival yang mempromosikan semangat toleransi. Partisipan dari penelitian ini adalah 600 mahasiswa yang berasal dari 5 program studi di Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom), Universitas Padjadjaran, yang sebelumnya telah mendapatkan mata kuliah Komunikasi Lintas Budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa festival kebudayaan adalah sarana yang tepat untuk mengembangkan visi multikulturalisme dan pluralisme sekaligus menggeser narasi-narasi esensialisme kebudayaan. Riset ini membuktikan bahwa festival secara spesifik dapat ditargetkan untuk menyebarkan nilai-nilai toleransi, apabila memang partisipannya dilibatkan secara utuh dan berkesinambungan. Keberhasilan penyelenggaraan festival kebudayaan di Fikom menjadi jawaban dan pengejawantahan bahwa sangat mungkin festival-festival sejenis dapat diselenggarakan di tempat lain dengan tujuan yang sama, dan terutama menyasar generasi muda.
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
参与行动研究:文化节日是不容异己的
印度尼西亚目前正经历着令人担忧的不容忍浪潮,各种实地事实,如宗教袭击、礼拜堂和各种迫害,早期研究表明了这些问题。关于教科文组织的战略,可以采取一些措施来打击不容忍现象,即通过多元文化和多元教育增加知识,提高个人意识和其他基层地方解决方案。这三者可以通过文化活动的组织者:艺术节来抓住。节日在许多国家,经常被用来强调多样性的价值观:多元文化和多元化。本研究采用参与式行动研究方法,结合民族志,能够设计出促进宽容精神的试点项目节日。参与这项研究的是来自数学大学传播科学学院(Fikom)五项研究的600名学生,他们之前曾获得文化语言传播学院之眼。研究表明,文化节是在转变文化原教旨主义叙事的同时发展多元文化和多元主义愿景的正确途径。这项研究证明,当节日的参与充分参与时,它可以被专门针对传播宽容价值观。成功地在菲科姆举办了文化节,这是一个答案,也是一种信念,即这种节日很有可能在其他地方举行,特别是为年轻一代。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
11
审稿时长
4 weeks
期刊最新文献
Intrapersonal communication about the meaning of early marriage in Bandung City Audience consumption motives on online celebrity gossip account’s contents Framing analysis of Anies Baswedan as an Indonesian presidential candidate in the sacrificial cow numbered 024 case Communication and cultural inheritance through a traditional school in Dangiang Village, Garut Communication approach of Gopay’s digital alms platform
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1