{"title":"Redesain Gedung Auditorium Sarsito Mangoenkusumo RRI Surakarta dengan Pendekatan Revitalisasi Cagar Budaya","authors":"W. Prabowo, Tiara Rukmaya Dewi","doi":"10.35718/specta.v7i1.372","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":" Today's traditional performing arts are starting to be pushed by modern cultural arts which are preferred by various groups. This is because the packaging of modern performing arts is more attractive when compared to traditional performing arts, so that especially young people, prefer modern cultural arts. Traditional performing arts are the legacy of our ancestors who have the values of human life. In addition, the packaging for a traditional performance is also interesting to see and appreciate as a regional traditional art. The RRI Surakarta auditorium building was established in 1958 and is a facility that is still in use today. This building is one of the venues for performing arts in Surakarta and has undergone several renovations. Its current condition has decreased in quality in terms of function. The RRI Surakarta building is a cultural heritage building so that efforts to preserve its physical aspects must refer to RI Law Number 11 of 2010 concerning Cultural Heritage. The preservation of this building needs more attention for the government and RRI itself. This conservation effort should be realized in the implementation of spatial planning as mandated in Law no. 26 of 2007 concerning Spatial Planning which explains that in spatial planning management must pay attention to various aspects, including cultural values contained in historic areas. In a more micro scope, conservation efforts need to be made to buildings and the environment that are designated as cultural heritage, as mandated in Law no. 28 of 2002 concerning Buildings. This study will use a descriptive analytic method that uses a location image to determine the feasibility level. So that it will produce designs that are able to accommodate the needs of the modern era without neglecting its status as a cultural heritage.\n \nKeywords: cultural heritage, redesign, auditorium, culture\n \n \nAbstrak\n \nSeni pertunjukan tradisional saat ini mulai terdesak oleh seni budaya modern yang lebih disukai oleh berbagai kalangan. Hal ini disebabkan kemasan seni pertunjukan modern lebih menarik jika dibandingkan dengan seni pertunjukan tradisional, sehingga sebagian masyarakat khususnya kaum muda lebih menyukai seni budaya modern. Seni pertunjukan tradisional merupakan peninggalan leluhur nenek moyang yang memiliki nilai-nilai kehidupan manusia. Selain itu, kemasan sebuah pertunjukan tradisional juga menarik untuk dilihat dan dihayati sebagai kesenian tradisional daerah. Gedung auditorium RRI Surakarta didirikan pada tahun 1958 dan merupakan fasilitas yang masih digunakan hingga sekarang. Gedung ini menjadi salah satu tempat pertunjukan kesenian yang ada di Surakarta dan telah mengalami beberapa kali renovasi namun kondisinya saat ini mengalami penurunan kualitas dari segi fungsi. Bangunan RRI Surakarta termasuk gedung cagar budaya sehingga upaya pelestarian aspek fisiknya harus mengacu pada UU RI Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Kelestarian bangunan ini perlu mendapatkan perhatian lebih bagi pemerintah maupun pihak RRI sendiri. Upaya pelestarian ini sebaiknya diwujudkan dalam penyelenggaraan penataan ruang sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang menjelaskan bahwa dalam penyelenggaraan penataan ruang harus memperhatikan berbagai aspek, termasuk nilai budaya yang terkandung dalam kawasan bersejarah. Dalam lingkup yang lebih mikro, upaya pelestarian perlu dilakukan terhadap bangunan gedung dan lingkungan yang ditetapkan sebagai cagar budaya, sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung. Penelitian ini akan menggunakan metode deskriptif analitik yang menggunakan gambar lokasi untuk kemudian diketahui tingkat kelayakannya. Sehingga akan dihasilkan hasil desain yang mampu meangakomodasi kebutuhan pada era modern saat ini tanpa mengabaikan statusnya sebagai cagar budaya.\n \nKata Kunci: cagar budaya, redesain, auditorium, budaya","PeriodicalId":33910,"journal":{"name":"Specta","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Specta","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35718/specta.v7i1.372","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Today's traditional performing arts are starting to be pushed by modern cultural arts which are preferred by various groups. This is because the packaging of modern performing arts is more attractive when compared to traditional performing arts, so that especially young people, prefer modern cultural arts. Traditional performing arts are the legacy of our ancestors who have the values of human life. In addition, the packaging for a traditional performance is also interesting to see and appreciate as a regional traditional art. The RRI Surakarta auditorium building was established in 1958 and is a facility that is still in use today. This building is one of the venues for performing arts in Surakarta and has undergone several renovations. Its current condition has decreased in quality in terms of function. The RRI Surakarta building is a cultural heritage building so that efforts to preserve its physical aspects must refer to RI Law Number 11 of 2010 concerning Cultural Heritage. The preservation of this building needs more attention for the government and RRI itself. This conservation effort should be realized in the implementation of spatial planning as mandated in Law no. 26 of 2007 concerning Spatial Planning which explains that in spatial planning management must pay attention to various aspects, including cultural values contained in historic areas. In a more micro scope, conservation efforts need to be made to buildings and the environment that are designated as cultural heritage, as mandated in Law no. 28 of 2002 concerning Buildings. This study will use a descriptive analytic method that uses a location image to determine the feasibility level. So that it will produce designs that are able to accommodate the needs of the modern era without neglecting its status as a cultural heritage.
Keywords: cultural heritage, redesign, auditorium, culture
Abstrak
Seni pertunjukan tradisional saat ini mulai terdesak oleh seni budaya modern yang lebih disukai oleh berbagai kalangan. Hal ini disebabkan kemasan seni pertunjukan modern lebih menarik jika dibandingkan dengan seni pertunjukan tradisional, sehingga sebagian masyarakat khususnya kaum muda lebih menyukai seni budaya modern. Seni pertunjukan tradisional merupakan peninggalan leluhur nenek moyang yang memiliki nilai-nilai kehidupan manusia. Selain itu, kemasan sebuah pertunjukan tradisional juga menarik untuk dilihat dan dihayati sebagai kesenian tradisional daerah. Gedung auditorium RRI Surakarta didirikan pada tahun 1958 dan merupakan fasilitas yang masih digunakan hingga sekarang. Gedung ini menjadi salah satu tempat pertunjukan kesenian yang ada di Surakarta dan telah mengalami beberapa kali renovasi namun kondisinya saat ini mengalami penurunan kualitas dari segi fungsi. Bangunan RRI Surakarta termasuk gedung cagar budaya sehingga upaya pelestarian aspek fisiknya harus mengacu pada UU RI Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Kelestarian bangunan ini perlu mendapatkan perhatian lebih bagi pemerintah maupun pihak RRI sendiri. Upaya pelestarian ini sebaiknya diwujudkan dalam penyelenggaraan penataan ruang sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang menjelaskan bahwa dalam penyelenggaraan penataan ruang harus memperhatikan berbagai aspek, termasuk nilai budaya yang terkandung dalam kawasan bersejarah. Dalam lingkup yang lebih mikro, upaya pelestarian perlu dilakukan terhadap bangunan gedung dan lingkungan yang ditetapkan sebagai cagar budaya, sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung. Penelitian ini akan menggunakan metode deskriptif analitik yang menggunakan gambar lokasi untuk kemudian diketahui tingkat kelayakannya. Sehingga akan dihasilkan hasil desain yang mampu meangakomodasi kebutuhan pada era modern saat ini tanpa mengabaikan statusnya sebagai cagar budaya.
Kata Kunci: cagar budaya, redesain, auditorium, budaya
今天的传统表演艺术开始受到现代文化艺术的推动,受到各种群体的青睐。这是因为与传统的表演艺术相比,现代表演艺术的包装更具吸引力,所以尤其是年轻人更喜欢现代文化艺术。传统的表演艺术是我们祖先的遗产,他们有人类生命的价值。此外,作为一种地域传统艺术,传统表演的包装也很有趣。RRI Surakarta礼堂大楼建于1958年,是一个至今仍在使用的设施。这座建筑是雅加达的表演艺术场所之一,经历了几次翻新。就功能而言,它目前的状况质量有所下降。RRI Surakarta建筑是一座文化遗产建筑,因此保护其物理方面的努力必须参照2010年有关文化遗产的国际扶轮第11号法律。该建筑的保护需要政府和RRI自身更多的关注。这种保护工作应在执行第6号法律规定的空间规划时实现。关于空间规划的2007年第26号法令,其中解释了在空间规划管理中必须注意各个方面,包括历史地区所包含的文化价值。在更微观的范围内,需要按照第19号法律的规定,对被指定为文化遗产的建筑物和环境进行保护工作。2002年第28号关于建筑物的法令。本研究将使用描述性分析方法,使用位置图像来确定可行性水平。因此,它将产生能够适应现代需求的设计,而不会忽视其作为文化遗产的地位。关键词:文化遗产,重新设计,礼堂,文化摘要:Seni pertunjukan传统的saat ini mulai terdesak oleh Seni budaya现代的yang lebih disukai oleh berbagai kalanganHal ini disebabkan kemasan seni pertunjukan现代lebih menarik jika dibandingkan dengan seni pertunjukan传统,sehinga sebagian masyarakat khususnya kaum muda lebih menyukai seni budaya现代。Seni pertunjukan传统的merupakan peninggalan leluhur neneek moyang yang memiliki nilai nilai kehidupan manusia。Selain itu, kemasan sebuah pertunjukan传统juga menarik untuk dilihat dan dihayati sebagai kesenian传统daerah。吉东礼堂,RRI Surakarta, didirikan, paadtahun, 1958, dan merupakan, fasilitas, yang masih, digunakan, hinga, sekarang。在此之前,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是。班古南RRI Surakarta termasuk gedung chagar budaya sehinga upaya巴勒斯坦语菲斯克尼亚harus mengacu pakada UU RI noor 11 tahun 2010 tentangchagar budaya。Kelestarian bangunan ini perlu mendapatkan perhatih lebih bagi peremintah maupun pihak RRI sendiri。2007年7月26日,马来西亚人民日报第26号,马来西亚人民日报第26号,印度尼西亚人民日报第26号,印度尼西亚人民日报第26号,印度尼西亚人民日报第26号,印度尼西亚人民日报第26号,印度尼西亚人民日报第26号,印度尼西亚人民日报第26号,印度尼西亚人民日报第26号,印度尼西亚人民日报第26号,印度尼西亚人民日报第26号,印度尼西亚人民日报第26号,印度尼西亚人民日报第26号,印度尼西亚人民日报。Dalam lingkup yang lebih mikro, upaya pelestarian perlu dilakukan terhadap bangunan gedung dan lingkungan yang ditetapkan sebagai chagar budaya, sebagaimana yang diamanatkan Dalam UU第28号,2002年12月,tenang bangunan gedung。Penelitian ini akan menggunakan方法描述:分析者yang menggunakan gambar lokasi untuk kemudian diketahui tingkat kelayakannya。sehinga akan dihasilkan hasil desain yang mampu意思是kebutuhan pada时代现代saat ini tanpa mengabaikan statusnya sebagai chagar budaya。Kata Kunci: caagar budaya, redesain, auditorium, budaya