{"title":"FENOMENA KEDWIBAHASAAN DI SEKOLAH DASAR; SEBUAH KONDISI DAN BENTUK KESANTUNAN BERBAHASA","authors":"S. Bahri","doi":"10.21067/JBPD.V2I2.2649","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Membangun etika berbahasa, ada pola sikap yang harus disampaikan sebagai pesan moral, mulai dari tatakrama dan andhap asor yaitu akhlak baik dan sopan santun dalam etika berkomunikasi, semuanya bersumber dari kesantunan berbahasa seseorang. Penelitian ini menelaah kesantunan berbahasa dan fenomena kedwibahasaan antara Siswa dengan Guru, Kepala Sekolah, Staff TU, Tukang Kebun dan dengan sesama Siswa. Selama ini, kedwibahasaan bisa ditemui pada remaja, dewasa dan bahkan anak-anak usia sekolah dasar yang sudah menguasai bahasa pertama (B1) bahasa daerah (Madura), dan bahasa kedua (B2) adalah bahasa Indonesia atau sebaliknya. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan bentuk kualitatif, artinya mengkaji tentang kesantunan berbahasa dengan fenomena kedwibahasaan. Penelitian fokus analisis kata-kata (tertulis) atau perilaku dari individu atau kelompok.Pada siswa kelas IV SDN Nyapar dan SDN Batubelah terjadi konteks kedwibahasaan sub-ordinatif (kompleks). Kedwibahasaan sub-ordinatif adalah kedwibahasaan yang menunjukkan bahwa pada saat memakai B1 (bahasa ibu) seorang individu sering memasukkan unsur B2 (bahasa Indonesia).","PeriodicalId":32382,"journal":{"name":"Jurnal Bidang Pendidikan Dasar","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-09-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"4","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Bidang Pendidikan Dasar","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21067/JBPD.V2I2.2649","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 4
Abstract
Membangun etika berbahasa, ada pola sikap yang harus disampaikan sebagai pesan moral, mulai dari tatakrama dan andhap asor yaitu akhlak baik dan sopan santun dalam etika berkomunikasi, semuanya bersumber dari kesantunan berbahasa seseorang. Penelitian ini menelaah kesantunan berbahasa dan fenomena kedwibahasaan antara Siswa dengan Guru, Kepala Sekolah, Staff TU, Tukang Kebun dan dengan sesama Siswa. Selama ini, kedwibahasaan bisa ditemui pada remaja, dewasa dan bahkan anak-anak usia sekolah dasar yang sudah menguasai bahasa pertama (B1) bahasa daerah (Madura), dan bahasa kedua (B2) adalah bahasa Indonesia atau sebaliknya. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan bentuk kualitatif, artinya mengkaji tentang kesantunan berbahasa dengan fenomena kedwibahasaan. Penelitian fokus analisis kata-kata (tertulis) atau perilaku dari individu atau kelompok.Pada siswa kelas IV SDN Nyapar dan SDN Batubelah terjadi konteks kedwibahasaan sub-ordinatif (kompleks). Kedwibahasaan sub-ordinatif adalah kedwibahasaan yang menunjukkan bahwa pada saat memakai B1 (bahasa ibu) seorang individu sering memasukkan unsur B2 (bahasa Indonesia).