{"title":"Peranan Filsafat Bahasa dalam Perkembangan Linguistik (The Role of Language Philosophy in the Development of Linguistics)","authors":"R. A. Nugroho","doi":"10.36567/JALABAHASA.V14I2.204","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Filsafat merupakan ilmu tertua yang dipelajari oleh manusia. Dalam perkembangannya, filsafat yang tidak bisa lepas dari pembahasan mengenai bahasa, melahirkan ilmu filsafat bahasa. Filsafat bahasa semakin berkembang karena bahasa memiliki fungsi subjektif yang menggambarkan pengalaman hidup manusia. Subjektivitas inilah yang akan terus memantik minat dari para aktor filsafat bahasa untuk mendiskusikan dan memperdebatkan aspek-aspek yang terlibat. Artikel ini mengkaji hubungan antara filsafat bahasa dan perkembangan linguistik. Pendekatan kualitatif dalam artikel ini direalisasikan dengan mengaplikasikan kajian pustaka kritis di berbagai literatur yang relevan. Dari kajian pustaka kritis, penulis melihat bahwa bahasa adalah sebuah objek atas refleksi unik pengalaman kehidupan manusia. Oleh karena itu, sebuah “simpul” diperlukan untuk “mengilmiahkan” keunikan pengalaman manusia. Hal itu dapat dilakukan dengan memanfaatkan filsafat ilmu sebagai motor dan linguistik sebagai roda penggeraknya. Philosophy is one of the oldest studies learnt by human. In the development, philosophy, which cannot be separated from language issues, generates philosophy of language. It develops because language has a subjective function that portrays human’s experience. This subjectivity triggers the attention of language philosophy scholars to explore the aspects involved. This article tries to study the relationship between philosophy of language and linguistics development. The qualitative paradigm applied in the article is realized through the application of critical reviews of relevant literatures. From the study, the author identifies that language is the object of human’s unique reflection of his or her life experience. Thus, a “bridge” is needed to scientize the uniqueness of human’s experience. The connection can be made possible by exploiting philosophy, as the engine, and linguistics, as its wheel .","PeriodicalId":49022,"journal":{"name":"Jala","volume":"14 1","pages":"10-20"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jala","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36567/JALABAHASA.V14I2.204","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"Q","JCRName":"Health Professions","Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
Abstract
Filsafat merupakan ilmu tertua yang dipelajari oleh manusia. Dalam perkembangannya, filsafat yang tidak bisa lepas dari pembahasan mengenai bahasa, melahirkan ilmu filsafat bahasa. Filsafat bahasa semakin berkembang karena bahasa memiliki fungsi subjektif yang menggambarkan pengalaman hidup manusia. Subjektivitas inilah yang akan terus memantik minat dari para aktor filsafat bahasa untuk mendiskusikan dan memperdebatkan aspek-aspek yang terlibat. Artikel ini mengkaji hubungan antara filsafat bahasa dan perkembangan linguistik. Pendekatan kualitatif dalam artikel ini direalisasikan dengan mengaplikasikan kajian pustaka kritis di berbagai literatur yang relevan. Dari kajian pustaka kritis, penulis melihat bahwa bahasa adalah sebuah objek atas refleksi unik pengalaman kehidupan manusia. Oleh karena itu, sebuah “simpul” diperlukan untuk “mengilmiahkan” keunikan pengalaman manusia. Hal itu dapat dilakukan dengan memanfaatkan filsafat ilmu sebagai motor dan linguistik sebagai roda penggeraknya. Philosophy is one of the oldest studies learnt by human. In the development, philosophy, which cannot be separated from language issues, generates philosophy of language. It develops because language has a subjective function that portrays human’s experience. This subjectivity triggers the attention of language philosophy scholars to explore the aspects involved. This article tries to study the relationship between philosophy of language and linguistics development. The qualitative paradigm applied in the article is realized through the application of critical reviews of relevant literatures. From the study, the author identifies that language is the object of human’s unique reflection of his or her life experience. Thus, a “bridge” is needed to scientize the uniqueness of human’s experience. The connection can be made possible by exploiting philosophy, as the engine, and linguistics, as its wheel .