{"title":"Model Simulasi Penanganan Pascapanen Sekunder (Teknologi Pengolahan) Nanas (Ananas comosus merr) (Studi Kasus: Kabupaten Aceh Tengah)","authors":"Raida Agustina, D. Jayanti, Siti Mechram","doi":"10.17969/RTP.V7I1.2645","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstrak. Nanas (Ananas comosus Merr) mempunyai prospek agribisnis yang semakin meningkat baik untuk kebutuhan buah segar maupun bahan olahan. Model simulasi penanganan pascapanen sekunder (teknologi pengolahan) nanas (selai, dodol dan manisan) merupakan salah satu upaya untuk menginformasikan kepada pihak yang terkait agar dapat memperoleh informasi tingkat keuntungan (pendapatan) yang lebih besar, jika dibandingkan dengan menjual langsung dalam bentuk buah segar. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan informasi kelayakan penanganan pascapanen sekunder (teknologi pengolahan); mensimulasi tingkat keuntungan yang diperoleh petani nanas melalui produk olahan; serta memprediksi tingkat keuntungan petani nanas selama 8 tahun ke depan. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software Powersim untuk melihat kelayakan penanganan pasca panen sekunder (teknologi Pengolahan) nanas berdasarkan analisis teknis dan ekonomi. Pada tahun 2008 petani nanas mendapatkan penerimaan dari manisan nanas sebesar Rp 5.072.874,60, penerimaan dari selai nanas sebesar Rp 4.191.896, 60, dan penerimaan dari dodol nanas sebesar Rp 26.664.472,00. Jika diasumsikan harga jual produk olahan nanas tetap maka pada tahun 2020 penerimaan petani dari penjualan manisan nanas bisa mencapai Rp 30.998.132,90, penerimaan dari selai nanas bisa mencapai Rp 25.586.879,80, dan penerimaan dari dodol nanas bisa mencapai Rp 135.572.561,00. Total keuntungan petani nanas dari penerimaan hasil penjualan produk olahan nanas yang berupa manisan, selai dan dodol di Kabupaten Aceh Tengah mencapai Rp 35.929.243,20 pada tahun 2008. Dan hasil simulasi prediksi pada tahun 2020 keuntungan petani nanas dapat mencapai Rp 195.147.574,00.. Simulation Model of Secondary Postharvest Handling (Processing Technology) of Pineapple (Ananas comosus Merr) (Case Study: Aceh Tengah District)Abstract. Pineapple (Ananas comosus Merr) has a growing agribusiness prospects in terms of fresh fruit and processed materials. Simulation model of secondary postharvest handling (processing technology) of pineapple (jam, candy, and dodol) is an effort informing the relevant parties in order to obtain information rate of profit (income) greater compared with direct selling in the form of fresh fruit. The purpose of this study was to get some information of an eligibility secondary postharvest handling (processing technology); to simulate the level of benefits pineapple growers through refined products, as well as to predict the pineapple farmer returns for 8 years. Data processing was performed using software Powersim to measure the feasibility of secondary post-harvest handling (processing technology) pineapple based on the technical and economic analysis. In 2008, farmers obtain an acceptance of dodol pineapple Rp 5,072,874.60 pineapple, pineapple jam acceptance of Rp 4,191,896, 60, and acceptance of candy pineapple Rp 26,664,472.00. If it is assumed selling price of processed pineapple products in 2020 remains the farmer acceptance of dodol pineapple sales may reach Rp 30,998,132.90, acceptance of pineapple jam may reach Rp 25,586,879.80 and acceptance of pineapple candy may reach Rp 135 572. 561.00. The total profit of the pineapple growers receive from the sale of refined products such as dodol pineapple, jam, and candy in Aceh Tengah District reached Rp 35,929,243.20 in 2008. And the simulation results predicted 2020 profit pineapple farmers may reach Rp 195,147,574.00","PeriodicalId":55725,"journal":{"name":"Rona Teknik Pertanian","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2014-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Rona Teknik Pertanian","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.17969/RTP.V7I1.2645","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Abstrak. Nanas (Ananas comosus Merr) mempunyai prospek agribisnis yang semakin meningkat baik untuk kebutuhan buah segar maupun bahan olahan. Model simulasi penanganan pascapanen sekunder (teknologi pengolahan) nanas (selai, dodol dan manisan) merupakan salah satu upaya untuk menginformasikan kepada pihak yang terkait agar dapat memperoleh informasi tingkat keuntungan (pendapatan) yang lebih besar, jika dibandingkan dengan menjual langsung dalam bentuk buah segar. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan informasi kelayakan penanganan pascapanen sekunder (teknologi pengolahan); mensimulasi tingkat keuntungan yang diperoleh petani nanas melalui produk olahan; serta memprediksi tingkat keuntungan petani nanas selama 8 tahun ke depan. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software Powersim untuk melihat kelayakan penanganan pasca panen sekunder (teknologi Pengolahan) nanas berdasarkan analisis teknis dan ekonomi. Pada tahun 2008 petani nanas mendapatkan penerimaan dari manisan nanas sebesar Rp 5.072.874,60, penerimaan dari selai nanas sebesar Rp 4.191.896, 60, dan penerimaan dari dodol nanas sebesar Rp 26.664.472,00. Jika diasumsikan harga jual produk olahan nanas tetap maka pada tahun 2020 penerimaan petani dari penjualan manisan nanas bisa mencapai Rp 30.998.132,90, penerimaan dari selai nanas bisa mencapai Rp 25.586.879,80, dan penerimaan dari dodol nanas bisa mencapai Rp 135.572.561,00. Total keuntungan petani nanas dari penerimaan hasil penjualan produk olahan nanas yang berupa manisan, selai dan dodol di Kabupaten Aceh Tengah mencapai Rp 35.929.243,20 pada tahun 2008. Dan hasil simulasi prediksi pada tahun 2020 keuntungan petani nanas dapat mencapai Rp 195.147.574,00.. Simulation Model of Secondary Postharvest Handling (Processing Technology) of Pineapple (Ananas comosus Merr) (Case Study: Aceh Tengah District)Abstract. Pineapple (Ananas comosus Merr) has a growing agribusiness prospects in terms of fresh fruit and processed materials. Simulation model of secondary postharvest handling (processing technology) of pineapple (jam, candy, and dodol) is an effort informing the relevant parties in order to obtain information rate of profit (income) greater compared with direct selling in the form of fresh fruit. The purpose of this study was to get some information of an eligibility secondary postharvest handling (processing technology); to simulate the level of benefits pineapple growers through refined products, as well as to predict the pineapple farmer returns for 8 years. Data processing was performed using software Powersim to measure the feasibility of secondary post-harvest handling (processing technology) pineapple based on the technical and economic analysis. In 2008, farmers obtain an acceptance of dodol pineapple Rp 5,072,874.60 pineapple, pineapple jam acceptance of Rp 4,191,896, 60, and acceptance of candy pineapple Rp 26,664,472.00. If it is assumed selling price of processed pineapple products in 2020 remains the farmer acceptance of dodol pineapple sales may reach Rp 30,998,132.90, acceptance of pineapple jam may reach Rp 25,586,879.80 and acceptance of pineapple candy may reach Rp 135 572. 561.00. The total profit of the pineapple growers receive from the sale of refined products such as dodol pineapple, jam, and candy in Aceh Tengah District reached Rp 35,929,243.20 in 2008. And the simulation results predicted 2020 profit pineapple farmers may reach Rp 195,147,574.00