Pub Date : 2023-10-27DOI: 10.17969/rtp.v16i2.34105
Fachruddin Fachruddin, S. Sanusi, Hafizd Arwaa Marden, Harsyah Agustin, Agustiar Agustiar, A. Alimuddin
Abstrak. Tujuan dari kajian ini adalah untuk menilai tingkat bahaya erosi dan kekritisan lahan gambut di Kabupaten Nagan Raya. Metode penelitian menggunakan Metode Universal Soil Loss Equation (USLE) dalam mengukur nilai erosi. Kajian nilai tingkat bahaya erosi dan lahan kritis menggunakan ketentuan Peraturan Menteri Kehutanan tentang tata cara penyusunan rencana teknik rehabilitasi hutan dan lahan daerah aliran sungai. Hasil analisis curah hujan menggunakan data rerata tahunan dalam rentang waktu tahun 2013 - 2022. Curah hujan rerata tertinggi terjadi di bulan Oktober (454,72 mm/bulan) dan November (455,88 mm/bulan). Berdasarkan analisis Sistem Informasi Geografis, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar kelas tingkat bahaya erosi (TBE) adalah kelas ringan, mencakup luas area seluas 13.835,74 ha (85,9%). TBE dengan tingkat sangat ringan mencakup 826,27 ha (5,1%), sementara TBE dengan tingkat berat mencakup 730,92 ha (4,5%), dan TBE dengan tingkat sedang mencakup luas 339,13 ha (2,1%). Sementara itu, hasil analisis tingkat keritisan lahan mengungkapkan bahwa mayoritas lahan dikategorikan sebagai tidak kritis, dengan total luas area mencapai 14.202,19 ha (88,2%). Lahan yang agak kritis mencakup 933,99 ha (5,8%), sedangkan lahan dengan potensial kritis mencakup 535,25 ha (3,3%), dan lahan yang dikategorikan sebagai kritis mencakup 60,64 ha (0,4%).Analysis of Erosion Hazard Level and Peatland Criticality in Nagan Raya District Using Geographic Information SystemAbstract. The objective of this study was to assess the erosion hazard and peatland criticality in Nagan Raya District. The research method used the Universal Soil Loss Equation (USLE) method in measuring erosion values. The assessment of the value of erosion hazard and critical land uses the provisions of the Minister of Forestry Regulation on Procedures for Preparing a Technical Plan for Forest and Land Rehabilitation in Watersheds. The results of the rainfall analysis used annual average data in the span of 2013 - 2022. The highest average rainfall occurs in October (454.72 mm/month) and November (455.88 mm/month). Based on Geographic Information System analysis, it can be concluded that most of the erosion hazard level (TBE) classes are light, covering an area of 13,835.74 ha (85.9%). Very light TBE covers 826.27 ha (5.1%), while heavy TBE covers 730.92 ha (4.5%), and moderate TBE covers 339.13 ha (2.1%). Meanwhile, the results of the land criticality analysis revealed that the majority of land was categorized as non-critical, with a total area of 14,202.19 ha (88.2%). Moderately critical land covers 933.99 ha (5.8%), while potentially critical land covers 535.25 ha (3.3%), and land categorized as critical covers 60.64 ha (0.4%).
{"title":"Analisis Tingkat Bahaya Erosi dan Kekritisan Lahan Gambut Kabupaten Nagan Raya Menggunakan Sistem Informasi Geografis","authors":"Fachruddin Fachruddin, S. Sanusi, Hafizd Arwaa Marden, Harsyah Agustin, Agustiar Agustiar, A. Alimuddin","doi":"10.17969/rtp.v16i2.34105","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/rtp.v16i2.34105","url":null,"abstract":"Abstrak. Tujuan dari kajian ini adalah untuk menilai tingkat bahaya erosi dan kekritisan lahan gambut di Kabupaten Nagan Raya. Metode penelitian menggunakan Metode Universal Soil Loss Equation (USLE) dalam mengukur nilai erosi. Kajian nilai tingkat bahaya erosi dan lahan kritis menggunakan ketentuan Peraturan Menteri Kehutanan tentang tata cara penyusunan rencana teknik rehabilitasi hutan dan lahan daerah aliran sungai. Hasil analisis curah hujan menggunakan data rerata tahunan dalam rentang waktu tahun 2013 - 2022. Curah hujan rerata tertinggi terjadi di bulan Oktober (454,72 mm/bulan) dan November (455,88 mm/bulan). Berdasarkan analisis Sistem Informasi Geografis, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar kelas tingkat bahaya erosi (TBE) adalah kelas ringan, mencakup luas area seluas 13.835,74 ha (85,9%). TBE dengan tingkat sangat ringan mencakup 826,27 ha (5,1%), sementara TBE dengan tingkat berat mencakup 730,92 ha (4,5%), dan TBE dengan tingkat sedang mencakup luas 339,13 ha (2,1%). Sementara itu, hasil analisis tingkat keritisan lahan mengungkapkan bahwa mayoritas lahan dikategorikan sebagai tidak kritis, dengan total luas area mencapai 14.202,19 ha (88,2%). Lahan yang agak kritis mencakup 933,99 ha (5,8%), sedangkan lahan dengan potensial kritis mencakup 535,25 ha (3,3%), dan lahan yang dikategorikan sebagai kritis mencakup 60,64 ha (0,4%).Analysis of Erosion Hazard Level and Peatland Criticality in Nagan Raya District Using Geographic Information SystemAbstract. The objective of this study was to assess the erosion hazard and peatland criticality in Nagan Raya District. The research method used the Universal Soil Loss Equation (USLE) method in measuring erosion values. The assessment of the value of erosion hazard and critical land uses the provisions of the Minister of Forestry Regulation on Procedures for Preparing a Technical Plan for Forest and Land Rehabilitation in Watersheds. The results of the rainfall analysis used annual average data in the span of 2013 - 2022. The highest average rainfall occurs in October (454.72 mm/month) and November (455.88 mm/month). Based on Geographic Information System analysis, it can be concluded that most of the erosion hazard level (TBE) classes are light, covering an area of 13,835.74 ha (85.9%). Very light TBE covers 826.27 ha (5.1%), while heavy TBE covers 730.92 ha (4.5%), and moderate TBE covers 339.13 ha (2.1%). Meanwhile, the results of the land criticality analysis revealed that the majority of land was categorized as non-critical, with a total area of 14,202.19 ha (88.2%). Moderately critical land covers 933.99 ha (5.8%), while potentially critical land covers 535.25 ha (3.3%), and land categorized as critical covers 60.64 ha (0.4%).","PeriodicalId":55725,"journal":{"name":"Rona Teknik Pertanian","volume":"252 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139313001","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-23DOI: 10.17969/rtp.v16i2.33675
Rufiani Nadzirah, I. Indarto, Dini Retno Widyaningsih, Muhammad Ilwan Tegih Okiawan
Abstrak. Wilayah Malang Raya merupakan salah satu wilayah dengan pertumbuhan penduduk yang cepat di Jawa Timur. Selain jumlah pertumbuhan penduduk yang besar, wilayah Malang juga memiliki potensi wisata dan termasuk daerah dengan pusat pendidikan di Jawa Timur. Hal tersebut berpengaruh besar terhadap pertumbuhan pembangunan yang terjadi di wilayah Malang Raya. Saat ini informasi mengenai tutupan lahan mulai banyak dibutuhkan, salah satunya adalah untuk mengetahui ketersediaan lahan terbuka yang dapat digunakan dalam sektor pertanian. Informasi mengenai tutupan lahan dapat memanfaatkan teknologi penginderaan jauh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan tutupan lahan di Wilayah Malang Raya selama periode 2015 dan 2020 menggunakan Citra Satelit Sentinel dan metode Maximum Likelihood Classification (MLC). Analisis yang telah dilakukan menghasilkan peta tematik tutupan lahan Wilayah Malang Raya tahun 2015 dan 2020. Peta tematik yang dihasilkan pada tahun 2015 memiliki kualitas citra yang kurang baik karena terdapat tutupan awan dan kabut. Pada tahun 2020 menghasilkan kualitas citra yang lebih baik. Hasil klasifikasi yang dilakukan menggunakan metode Maximum Likelihood menunjukkan bahwa pada tahun 2015 nilai Overall sebesar 87.81% dan Kappa 85.79%. Pada tahun 2020 menghasilkan nilai Overall sebesar 91.88% dan Kappa sebesar 90.56%. Perbandingan tutupan lahan periode tahun 2015 dan 2020 menunjukkan hasil peningkatan terbesar terjadi pada kelas tutupan tegalan/ladang. Sedangkan penurunan terbesar terjadi pada kelas tutupan kebun. Comparative Analysis of Land Cover in the Malang Regional Area Using Sentinel ImageryAbstract. The Greater Malang region is experiencing the swiftest population growth in East Java. In addition to substantial population expansion, the Malang area possesses tourism potential and serves as an educational hub in East Java. This growth significantly influeces the region's development. Comprehensive information about land coverage is essential, including determining the availability of open land for agricultural use. Remote sensing technology facilitates obtaining land coverage data. This study compares land coverage in the Malang region during 2015 and 2020, utilizing Sentinel Satellite Imagery and the Maximum Likelihood Classification (MLC) method. The analysis produced thematic maps of land coverage for the Greater Malang Region in 2015 and 2020. The 2015 thematic maps suffered from poor image quality due to cloud cover and fog, which improved in 2020. The Maximum Likelihood classification results indicated an overall accuracy of 87.81% and a Kappa value of 85.79% for 2015, improving to 91.88% and 90.56% in 2020, respectively. A comparison of land cover for the 2015 and 2020 periods shows that the most significant increase occurred in wasteland/heterogeneous agricultural field areas, while the most significant decrease ensued in plantation areas.
{"title":"Analisis Perbandingan Tutupan Lahan (Land Cover) Wilayah Malang Raya Menggunakan Citra Sentinel","authors":"Rufiani Nadzirah, I. Indarto, Dini Retno Widyaningsih, Muhammad Ilwan Tegih Okiawan","doi":"10.17969/rtp.v16i2.33675","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/rtp.v16i2.33675","url":null,"abstract":"Abstrak. Wilayah Malang Raya merupakan salah satu wilayah dengan pertumbuhan penduduk yang cepat di Jawa Timur. Selain jumlah pertumbuhan penduduk yang besar, wilayah Malang juga memiliki potensi wisata dan termasuk daerah dengan pusat pendidikan di Jawa Timur. Hal tersebut berpengaruh besar terhadap pertumbuhan pembangunan yang terjadi di wilayah Malang Raya. Saat ini informasi mengenai tutupan lahan mulai banyak dibutuhkan, salah satunya adalah untuk mengetahui ketersediaan lahan terbuka yang dapat digunakan dalam sektor pertanian. Informasi mengenai tutupan lahan dapat memanfaatkan teknologi penginderaan jauh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan tutupan lahan di Wilayah Malang Raya selama periode 2015 dan 2020 menggunakan Citra Satelit Sentinel dan metode Maximum Likelihood Classification (MLC). Analisis yang telah dilakukan menghasilkan peta tematik tutupan lahan Wilayah Malang Raya tahun 2015 dan 2020. Peta tematik yang dihasilkan pada tahun 2015 memiliki kualitas citra yang kurang baik karena terdapat tutupan awan dan kabut. Pada tahun 2020 menghasilkan kualitas citra yang lebih baik. Hasil klasifikasi yang dilakukan menggunakan metode Maximum Likelihood menunjukkan bahwa pada tahun 2015 nilai Overall sebesar 87.81% dan Kappa 85.79%. Pada tahun 2020 menghasilkan nilai Overall sebesar 91.88% dan Kappa sebesar 90.56%. Perbandingan tutupan lahan periode tahun 2015 dan 2020 menunjukkan hasil peningkatan terbesar terjadi pada kelas tutupan tegalan/ladang. Sedangkan penurunan terbesar terjadi pada kelas tutupan kebun. Comparative Analysis of Land Cover in the Malang Regional Area Using Sentinel ImageryAbstract. The Greater Malang region is experiencing the swiftest population growth in East Java. In addition to substantial population expansion, the Malang area possesses tourism potential and serves as an educational hub in East Java. This growth significantly influeces the region's development. Comprehensive information about land coverage is essential, including determining the availability of open land for agricultural use. Remote sensing technology facilitates obtaining land coverage data. This study compares land coverage in the Malang region during 2015 and 2020, utilizing Sentinel Satellite Imagery and the Maximum Likelihood Classification (MLC) method. The analysis produced thematic maps of land coverage for the Greater Malang Region in 2015 and 2020. The 2015 thematic maps suffered from poor image quality due to cloud cover and fog, which improved in 2020. The Maximum Likelihood classification results indicated an overall accuracy of 87.81% and a Kappa value of 85.79% for 2015, improving to 91.88% and 90.56% in 2020, respectively. A comparison of land cover for the 2015 and 2020 periods shows that the most significant increase occurred in wasteland/heterogeneous agricultural field areas, while the most significant decrease ensued in plantation areas.","PeriodicalId":55725,"journal":{"name":"Rona Teknik Pertanian","volume":"35 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139315459","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-23DOI: 10.17969/rtp.v16i2.31195
Christian Soolany, Mutia Pamikatsih, Setya Permana Sutisna
Abstrak. Gula semut adalah produk diversifikasi gula palma berbentuk butiran yang diperoleh dari nira aren, atau nira kelapa. Tanaman Kelamapa banyak tumbuh dengan subur di Kabupaten Cilacap, salah satunya dihasilkan oleh Kelompok Tani Semi Rahayu yang berada di Desa Prapagan Kecamatan Jeruk Legi. Kelompok tani ini mampu menghasilkan gula kelapa sebesar 2-3 ton per bulan. Proses produksi gula semut di kelompok tani semi rahayu dilakukan secara konvensional. Salah satu proses penting dalam proses produksi gula semut yaitu pengeringan. Proses pengeringan yang tidak sesuai dengan standar akan menyebabkan gula semut yang diproduksi mempunyai umur simpan yang pendek. Hal ini menjadi salah satu permasalahan pada kelompok tani semi rahayu karena proses pengeringan masih dilakukan secara manual. Untuk mengatasi permasalahan ini maka solusi yang ditawarkan yaitu teknologi tepat guna berupa alat pengering yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas gula semut sehingga umur simpan menjadi lebih panjang. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan gula semut dengan kadar air sesuai dengan baku mutu standar dengan rekayasa teknologi berupa alat pengering gula semut. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah rancang bangun konvensional yang terdiri dari rancangan structural dan rancangan fungsional. Selanjutnya dilakukan uji kinerja dari alat pengering dengan melihat kadar air yang dihasilkan dari proses pengeringan. Hasil yang diperoleh dari 3 kali uji kinerja dengan kapasitas 50 kg dengan setiap 5 fan yang masing – masing fan berisi 10 kg gula semut. Pengukuran selama 8 jam diperoleh nilai kadar air pengukuran pertama adalah 2,583 % b/b, 2,417 % b/b, dan 2,083 % b/b. suhu pengeringan yang digunakan 60 oC . rata – rata kadar air yang dihasilkan sebesar 2,361 %, b/b dengan waktu pengeringan 8 jam menggunakan Gas LPG dengan konsumsi sebesar 2,1 kg.Design and Performance Test of Palm Sugar Dryer to Improve the Quality of Home Industry Production Abstract. One of the important processes in the production of palm sugar is drying. The drying process that is not in accordance with the standard will cause the palm sugar produced to have a short shelf life. This is one of the problems experienced especially for home industry producers because the drying process is still done traditionally. To overcome this problem, the solution offered is appropriate technology in the form of a dryer which is expected to improve the quality of palm sugar so that the shelf life becomes longer. The purpose of this research is to produce palm sugar dryer that is in accordance with the needs and capabilities of home industries so that it can produce palm sugar with water content according to standard quality standards. The method used in this study is a conventional design consisting of structural design and functional design. Furthermore, the performance test of the dryer was carried out by looking at the moisture content resulting from the drying process. The results obtained from
{"title":"Desain dan Uji Performansi Alat Pengering Gula Semut Untuk Meningkatkan Kualitas Produksi Industri Rumahan","authors":"Christian Soolany, Mutia Pamikatsih, Setya Permana Sutisna","doi":"10.17969/rtp.v16i2.31195","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/rtp.v16i2.31195","url":null,"abstract":"Abstrak. Gula semut adalah produk diversifikasi gula palma berbentuk butiran yang diperoleh dari nira aren, atau nira kelapa. Tanaman Kelamapa banyak tumbuh dengan subur di Kabupaten Cilacap, salah satunya dihasilkan oleh Kelompok Tani Semi Rahayu yang berada di Desa Prapagan Kecamatan Jeruk Legi. Kelompok tani ini mampu menghasilkan gula kelapa sebesar 2-3 ton per bulan. Proses produksi gula semut di kelompok tani semi rahayu dilakukan secara konvensional. Salah satu proses penting dalam proses produksi gula semut yaitu pengeringan. Proses pengeringan yang tidak sesuai dengan standar akan menyebabkan gula semut yang diproduksi mempunyai umur simpan yang pendek. Hal ini menjadi salah satu permasalahan pada kelompok tani semi rahayu karena proses pengeringan masih dilakukan secara manual. Untuk mengatasi permasalahan ini maka solusi yang ditawarkan yaitu teknologi tepat guna berupa alat pengering yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas gula semut sehingga umur simpan menjadi lebih panjang. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan gula semut dengan kadar air sesuai dengan baku mutu standar dengan rekayasa teknologi berupa alat pengering gula semut. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah rancang bangun konvensional yang terdiri dari rancangan structural dan rancangan fungsional. Selanjutnya dilakukan uji kinerja dari alat pengering dengan melihat kadar air yang dihasilkan dari proses pengeringan. Hasil yang diperoleh dari 3 kali uji kinerja dengan kapasitas 50 kg dengan setiap 5 fan yang masing – masing fan berisi 10 kg gula semut. Pengukuran selama 8 jam diperoleh nilai kadar air pengukuran pertama adalah 2,583 % b/b, 2,417 % b/b, dan 2,083 % b/b. suhu pengeringan yang digunakan 60 oC . rata – rata kadar air yang dihasilkan sebesar 2,361 %, b/b dengan waktu pengeringan 8 jam menggunakan Gas LPG dengan konsumsi sebesar 2,1 kg.Design and Performance Test of Palm Sugar Dryer to Improve the Quality of Home Industry Production Abstract. One of the important processes in the production of palm sugar is drying. The drying process that is not in accordance with the standard will cause the palm sugar produced to have a short shelf life. This is one of the problems experienced especially for home industry producers because the drying process is still done traditionally. To overcome this problem, the solution offered is appropriate technology in the form of a dryer which is expected to improve the quality of palm sugar so that the shelf life becomes longer. The purpose of this research is to produce palm sugar dryer that is in accordance with the needs and capabilities of home industries so that it can produce palm sugar with water content according to standard quality standards. The method used in this study is a conventional design consisting of structural design and functional design. Furthermore, the performance test of the dryer was carried out by looking at the moisture content resulting from the drying process. The results obtained from ","PeriodicalId":55725,"journal":{"name":"Rona Teknik Pertanian","volume":"28 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139314985","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak. Peningkatan kebutuhan pangan saat ini sejalan dengan pertumbuhan penduduk, yang secara otomatis menuntut pencapaian ketahanan pangan harus terpenuhi sebagai wujud dari kemandirian pangan di setiap wilayah. sehingga tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui daya dukung lahan padi sawah dalam melaksanakan swasembada pangan untuk kehidupan masyarakat yang layak di Kecamatan Tinangkung Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai November 2022, dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer dilakukan untuk menentukan kesesuaian lahan sawah dengan metode perbandingan (matching) dan data sekunder digunakan untuk menentukan daya dukung lahan sawah di Kecamatan Tinangkung Selatan. Adapun hasil analisis kesesuaian lahan padi sawah aktual diperoleh kriteria marginal (S3), dengan faktor pembatas kandungan KB tanah dan C-organik yang tergolong rendah, serta yakni kandungan P2O5 dan N-total yang tergolong rendah hingga sangat rendah. Namun, setelah dilakukan upaya perbaikan pada lahan sawah di Kecamatan Tinangkung Selatan diperoleh kesesuaian lahan padi sawah potensial yakni kriteria sangat sesuai (S1). Selanjutnya penetuan daya dukung wilayah pertanian untuk tanaman padi sawah di Kecamatan Tinangkung Selatan diperoleh hasil (ℓ 1), wilayah tersebut tidak mampu melaksanakan swasembada pangan. Artinya, padi sawah belum memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai kemandirian pangan di Kecamatan Tinangkung Selatan di Kabupaten Banggai Kepulauan. Carrying Capacity of Paddy Fields as Food Independence in South Tinangkung DistrictAbstract. The current increase in food needs is in line with population growth, which automatically demands that the achievement of food security must be met as a form of food independence in each region. so, the purpose of this study was to determine the carrying capacity of paddy fields in carrying out food self-sufficiency for the decent life of the community in South Tinangkung District. This research was conducted from July to November 2022, using primary data and secondary data. Primary data was carried out to determine the suitability of paddy fields using the matching method and secondary data was used to determine the carrying capacity of paddy fields in South Tinangkung District. The results of the analysis of the suitability of actual paddy rice fields obtained marginal criteria (S3), with limiting factors for soil KB and C-organic content which are relatively low, and namely the content of P2O5 and N-total which are classified as low to very low. However, after carrying out efforts to improve paddy fields in South Tinangkung District, the suitability of potential paddy rice fields was obtained, namely the very appropriate criteria (S1). Furthermore, the determination of the carrying capacity of the agricultural area for paddy rice crops in South Tinangkung District obtained results (ℓ 1), but the area was unable to carry out food self-sufficiency. This means that paddy rice has not met the
{"title":"Daya Dukung Lahan Sawah Sebagai Kemandirian Pangan Di Kecamatan Tinangkung Selatan","authors":"Hidayat Arismunandar Katili, Armelia Sambayo, Herwin Yatim, Sariani Sariani, Dian Puspapratiwi","doi":"10.17969/rtp.v16i2.30918","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/rtp.v16i2.30918","url":null,"abstract":"Abstrak. Peningkatan kebutuhan pangan saat ini sejalan dengan pertumbuhan penduduk, yang secara otomatis menuntut pencapaian ketahanan pangan harus terpenuhi sebagai wujud dari kemandirian pangan di setiap wilayah. sehingga tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui daya dukung lahan padi sawah dalam melaksanakan swasembada pangan untuk kehidupan masyarakat yang layak di Kecamatan Tinangkung Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai November 2022, dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer dilakukan untuk menentukan kesesuaian lahan sawah dengan metode perbandingan (matching) dan data sekunder digunakan untuk menentukan daya dukung lahan sawah di Kecamatan Tinangkung Selatan. Adapun hasil analisis kesesuaian lahan padi sawah aktual diperoleh kriteria marginal (S3), dengan faktor pembatas kandungan KB tanah dan C-organik yang tergolong rendah, serta yakni kandungan P2O5 dan N-total yang tergolong rendah hingga sangat rendah. Namun, setelah dilakukan upaya perbaikan pada lahan sawah di Kecamatan Tinangkung Selatan diperoleh kesesuaian lahan padi sawah potensial yakni kriteria sangat sesuai (S1). Selanjutnya penetuan daya dukung wilayah pertanian untuk tanaman padi sawah di Kecamatan Tinangkung Selatan diperoleh hasil (ℓ 1), wilayah tersebut tidak mampu melaksanakan swasembada pangan. Artinya, padi sawah belum memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai kemandirian pangan di Kecamatan Tinangkung Selatan di Kabupaten Banggai Kepulauan. Carrying Capacity of Paddy Fields as Food Independence in South Tinangkung DistrictAbstract. The current increase in food needs is in line with population growth, which automatically demands that the achievement of food security must be met as a form of food independence in each region. so, the purpose of this study was to determine the carrying capacity of paddy fields in carrying out food self-sufficiency for the decent life of the community in South Tinangkung District. This research was conducted from July to November 2022, using primary data and secondary data. Primary data was carried out to determine the suitability of paddy fields using the matching method and secondary data was used to determine the carrying capacity of paddy fields in South Tinangkung District. The results of the analysis of the suitability of actual paddy rice fields obtained marginal criteria (S3), with limiting factors for soil KB and C-organic content which are relatively low, and namely the content of P2O5 and N-total which are classified as low to very low. However, after carrying out efforts to improve paddy fields in South Tinangkung District, the suitability of potential paddy rice fields was obtained, namely the very appropriate criteria (S1). Furthermore, the determination of the carrying capacity of the agricultural area for paddy rice crops in South Tinangkung District obtained results (ℓ 1), but the area was unable to carry out food self-sufficiency. This means that paddy rice has not met the","PeriodicalId":55725,"journal":{"name":"Rona Teknik Pertanian","volume":"72 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139315925","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-20DOI: 10.17969/rtp.v16i2.32518
Arif Samudiantono, Suparlan Suparlan, Marulloh Marulloh, Mulyani Mulyani
Abstrak. Pengeringan gabah di lantai jemur pada saat musim hujan biasanya tidak dapat dilakukan secara maksimal karena terkendala oleh curah hujan. Oleh karena itu proses pengeringan harus dilakukan dengan menggunakan mesin pengering buatan agar dihasilkan mutu beras yang baik. Salah satu mesin pengering yang banyak berkembang dan digunakan di Indonesia adalah mesin pengering tipe sirkulasi. Untuk mensirkulasikan gabah pada mesin pengering tipe sirkulasi diperlukan bucket elevator yang kapasitas angkutnya harus sesuai dengan laju aliran gabah yang keluar dari bagian rol pengatur aliran gabah (rotary valve). Penelitian ini bertujuan untuk merancang, membuat dan menguji prototipe bucket elevator pada mesin pengering tipe sirkulasi. Metode penelitian meliputi perancangan, pembuatan dan pengujian prototipe mesin. Perancangan bucket elevator dilakukan menggunakan software solidwork. dan dilanjutkan ke tahap pembuatan prototipe dan pengujian kinerja. Pengujian kinerja dilakukan pada berbagai kecepatan putar bucket elevator yaitu 200, 225, 250 dan 275 rpm. Hasil perancangan dihasilkan prototipe bucket elevator yang memiliki dimensi panjang 1330 mm, lebar 600 mm dan tinggi 5490 mm. Hasil pengujian kinerja menunjukkan bahwa kapasitas bucket elevator maksimal sebesar 2683 kg/jam yang dicapai pada kecepatan putar 200 rpm. Kapasitas tersebut telah sesuai dengan kapasitas aliran gabah yang keluar dari bagian rotary valve dan screw conveyor pada mesin pengering padi tipe sirkulasi yang dikembangkan. Design and Performance Test of Bucket Elevator on Circulation Type of Paddy DryerAbstract. Drying of paddy on the drying floor during the rainy season usually cannot be conducted optimally because it is constrained by rainfall. Therefore, the drying process must be carried out using artificial dryers to produce the good quality of rice. One of the most developed and used paddy dryer in Indonesia is a circulation type grain dryer. To circulate the paddy in the circulation type paddy dryer is needed a bucket elevator which the capacity is meet with the flow rate oddy that comes out of the rotary valve of the grain regulator in the dryer. The purpose of this research was to design, to build and to test a prototype of bucket elevator on circulation type paddy dryer. The methods of this research include designing, manufacturing and testing of a prototype machine. The design of bucket elevator was done using solid works software, followed by prototyping and performance testing. Performance test was carried out at various bucket elevator rotational speed of 200, 225, 250, and 275 rpm. The results of the design produced a prototype bucket elevator that has dimensions length of 1330 mm, width of 660 mm, and height of 5490 mm. The result of performance test indicated that the maximum capacity of bucket elevator was 2683 kg/h which was achieved at a rotational speed of 200 rpm. This capacity is in accordance with the capacity of the grain flow out of the rotary valve and scre
{"title":"Rancang Bangun dan Pengujian Kinerja Bucket Elevator pada Mesin Pengering Gabah Tipe Sirkulasi","authors":"Arif Samudiantono, Suparlan Suparlan, Marulloh Marulloh, Mulyani Mulyani","doi":"10.17969/rtp.v16i2.32518","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/rtp.v16i2.32518","url":null,"abstract":"Abstrak. Pengeringan gabah di lantai jemur pada saat musim hujan biasanya tidak dapat dilakukan secara maksimal karena terkendala oleh curah hujan. Oleh karena itu proses pengeringan harus dilakukan dengan menggunakan mesin pengering buatan agar dihasilkan mutu beras yang baik. Salah satu mesin pengering yang banyak berkembang dan digunakan di Indonesia adalah mesin pengering tipe sirkulasi. Untuk mensirkulasikan gabah pada mesin pengering tipe sirkulasi diperlukan bucket elevator yang kapasitas angkutnya harus sesuai dengan laju aliran gabah yang keluar dari bagian rol pengatur aliran gabah (rotary valve). Penelitian ini bertujuan untuk merancang, membuat dan menguji prototipe bucket elevator pada mesin pengering tipe sirkulasi. Metode penelitian meliputi perancangan, pembuatan dan pengujian prototipe mesin. Perancangan bucket elevator dilakukan menggunakan software solidwork. dan dilanjutkan ke tahap pembuatan prototipe dan pengujian kinerja. Pengujian kinerja dilakukan pada berbagai kecepatan putar bucket elevator yaitu 200, 225, 250 dan 275 rpm. Hasil perancangan dihasilkan prototipe bucket elevator yang memiliki dimensi panjang 1330 mm, lebar 600 mm dan tinggi 5490 mm. Hasil pengujian kinerja menunjukkan bahwa kapasitas bucket elevator maksimal sebesar 2683 kg/jam yang dicapai pada kecepatan putar 200 rpm. Kapasitas tersebut telah sesuai dengan kapasitas aliran gabah yang keluar dari bagian rotary valve dan screw conveyor pada mesin pengering padi tipe sirkulasi yang dikembangkan. Design and Performance Test of Bucket Elevator on Circulation Type of Paddy DryerAbstract. Drying of paddy on the drying floor during the rainy season usually cannot be conducted optimally because it is constrained by rainfall. Therefore, the drying process must be carried out using artificial dryers to produce the good quality of rice. One of the most developed and used paddy dryer in Indonesia is a circulation type grain dryer. To circulate the paddy in the circulation type paddy dryer is needed a bucket elevator which the capacity is meet with the flow rate oddy that comes out of the rotary valve of the grain regulator in the dryer. The purpose of this research was to design, to build and to test a prototype of bucket elevator on circulation type paddy dryer. The methods of this research include designing, manufacturing and testing of a prototype machine. The design of bucket elevator was done using solid works software, followed by prototyping and performance testing. Performance test was carried out at various bucket elevator rotational speed of 200, 225, 250, and 275 rpm. The results of the design produced a prototype bucket elevator that has dimensions length of 1330 mm, width of 660 mm, and height of 5490 mm. The result of performance test indicated that the maximum capacity of bucket elevator was 2683 kg/h which was achieved at a rotational speed of 200 rpm. This capacity is in accordance with the capacity of the grain flow out of the rotary valve and scre","PeriodicalId":55725,"journal":{"name":"Rona Teknik Pertanian","volume":"45 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139316377","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-08DOI: 10.17969/rtp.v16i1.31541
Budi Al Hadi, S. Handayani, Karnilawati Karnilawati, Afrizal Afrizal
ABSTRAKPengolahan tanah menjadi faktor penting terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman padi, dimana proses pengolahan yang baik akan menghasilkan pertumbuhan yang optimal. Metode lintasan lintasan hand traktor pada saat pembajakan menjadi salah satu upaya untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan lintasan hand traktor dan bajak terhadap pertumbuhan dan hasil padi. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Desa Paloh Tungoh, Kecamatan Keumala, Kabupaten Pidie. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama, Lintasan (L0: tanpa lintasan, L1: 3 lintasan dan L2: 5 lintasan) dan faktor kedua, penggunaan bajak (B0: tanpa bajak dan B1: menggunakan bajak). Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman 15, 30, 45 dan 60 HST, jumlah anakan 15 dan 30 HST, panjang akar dan berat gabah basah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan 3 kali lintasan (L1) berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah anakan 15 dan 30 HST, panjang akar dan berat gabah basah, namun tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman padi umur 15, 30, 45 dan 60 HST dengan nilai terendah pada perlakuan L1 dan L2. Penggunaan bajak (B1) berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman padi umur 15, 30, 45 dan 60 HST, jumlah anakan umur 15 dan 39 HST, panjang akar dan berat gabah basah. Terdapat interaksi antara perlakuan lintasan traktor dan penggunaan bajak terhadap panjang akar dengan perlakuan terbaik dijumpai pada L1 dan B1. ABSTRACTSoil cultivation is an important factor in the growth and production of rice plants, where a good processing process will produce optimal growth. The trajectory method at the time of plowing is one of the efforts to create good soil conditions for plant growth. This study aims to determine the effect of trajectory and plow treatment on rice growth and yield. The research was carried out in the Paddy Fields of PalohTungoh village, Keumala District, Pidie Regency. This study used a factorial randomized block design (RAK) consisting of 2 factors. The first factor is the track (L0: no track, L1: 3 passes and L2: 5 passes) and the second factor is the use of plows (B0: no plow and B1: using plow). Parameters observed were plant height 15, 30, 45 and 60 DAP, number of tillers 15 and 30 DAP, root length and wet grain weight. The results showed that the treatment of 3 passes (L1) had a very significant effect on the number of tillers 15 and 30 DAP, root length and wet grain weight, but had no significant effect on the height of rice plants aged 15, 30, 45 and 60 DAP with the lowest value at L1 and L2 treatments. The use of plow (B1) had a very significant effect on the height of rice plants aged 15, 30, 45 and 60 DAP, the number of tillers aged 15 and 39 DAP, root length and wet grain weight. There is an interaction between tractor trajectory treatment and the use of plows on root length with the best treatment found a
{"title":"Uji Lintasan Traktor Tangan Pada Lahan Basah Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi Sawah","authors":"Budi Al Hadi, S. Handayani, Karnilawati Karnilawati, Afrizal Afrizal","doi":"10.17969/rtp.v16i1.31541","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/rtp.v16i1.31541","url":null,"abstract":"ABSTRAKPengolahan tanah menjadi faktor penting terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman padi, dimana proses pengolahan yang baik akan menghasilkan pertumbuhan yang optimal. Metode lintasan lintasan hand traktor pada saat pembajakan menjadi salah satu upaya untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan lintasan hand traktor dan bajak terhadap pertumbuhan dan hasil padi. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Desa Paloh Tungoh, Kecamatan Keumala, Kabupaten Pidie. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama, Lintasan (L0: tanpa lintasan, L1: 3 lintasan dan L2: 5 lintasan) dan faktor kedua, penggunaan bajak (B0: tanpa bajak dan B1: menggunakan bajak). Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman 15, 30, 45 dan 60 HST, jumlah anakan 15 dan 30 HST, panjang akar dan berat gabah basah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan 3 kali lintasan (L1) berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah anakan 15 dan 30 HST, panjang akar dan berat gabah basah, namun tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman padi umur 15, 30, 45 dan 60 HST dengan nilai terendah pada perlakuan L1 dan L2. Penggunaan bajak (B1) berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman padi umur 15, 30, 45 dan 60 HST, jumlah anakan umur 15 dan 39 HST, panjang akar dan berat gabah basah. Terdapat interaksi antara perlakuan lintasan traktor dan penggunaan bajak terhadap panjang akar dengan perlakuan terbaik dijumpai pada L1 dan B1. ABSTRACTSoil cultivation is an important factor in the growth and production of rice plants, where a good processing process will produce optimal growth. The trajectory method at the time of plowing is one of the efforts to create good soil conditions for plant growth. This study aims to determine the effect of trajectory and plow treatment on rice growth and yield. The research was carried out in the Paddy Fields of PalohTungoh village, Keumala District, Pidie Regency. This study used a factorial randomized block design (RAK) consisting of 2 factors. The first factor is the track (L0: no track, L1: 3 passes and L2: 5 passes) and the second factor is the use of plows (B0: no plow and B1: using plow). Parameters observed were plant height 15, 30, 45 and 60 DAP, number of tillers 15 and 30 DAP, root length and wet grain weight. The results showed that the treatment of 3 passes (L1) had a very significant effect on the number of tillers 15 and 30 DAP, root length and wet grain weight, but had no significant effect on the height of rice plants aged 15, 30, 45 and 60 DAP with the lowest value at L1 and L2 treatments. The use of plow (B1) had a very significant effect on the height of rice plants aged 15, 30, 45 and 60 DAP, the number of tillers aged 15 and 39 DAP, root length and wet grain weight. There is an interaction between tractor trajectory treatment and the use of plows on root length with the best treatment found a","PeriodicalId":55725,"journal":{"name":"Rona Teknik Pertanian","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45655894","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract The increasing variety of benefits of the butterfly pea flower requires the availability of dried butterfly pea flowers to replace fresh butterfly pea flowers. A study has been carried out on "The Influence of Packaging Type and Storage Time on the Quality Characteristics of Dried Butterfly Pea Flower (clitoria ternatea). The aim of the study was to determine the effect of the type of packaging and storage time on the quality characteristics of dried butterfly pea flowers. The study was conducted using an experimental method with a Completely Randomized Factorial Design (RALF). Treatment of packaging types: K1 = PolyPropylene (PP) Plastic Packaging and K2 = Aluminum Foil (AF) Packaging. Storage time: L0= 0 days; L1= 7 days; L2= 14 days; L3=21 days. The research was conducted with 3 replications. Data were analyzed using SPSS software version 20. Significantly different effects were tested by Duncan's test at the level of p=0.05. The results showed that the water content of the butterfly pea flower was 10.1% in the PP packaging and 9.7% in the AF packaging. Dried butterfly pea flowers contained a total phenol of 9.74 mg/g in PP packaging and 11.5 mg/g in aluminum foil packaging. IC50 values in PP and AF packaging were 242.7 and 224.4 ppm, respectively. The water content of the butterfly pea flowers increased significantly from 8.7% at 0 days of storage to 11.1% at 21 days of storage. Anthocyanin and flavonoid bioactive compounds were detected by positive tests up to 21 days of storage. The total phenol of the butterfly pea flower decreased significantly from 14.95 mg/g at 0 days of storage to 6.19 mg/g at 21 days of storage. IC50 value (antioxidant activity) increased from 140.1 ppm to 293.1 ppm during storage.Keywords: Butterfly pea flower, PolyPropylene and aluminium foil packaging, anthocyanin and phenol AbstrakMeningkatnya ragam manfaat bunga telang menuntut tersedia bunga telang kering untuk menggantikan bunga telang segar. Telah dilakukan penelitian “Pengaruh Jenis Kemasan dan Lama Penyimpanan Terhadap Karakteristik Mutu Bunga Telang (clitoria ternatea) Kering”. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh jenis kemasan dan lama penyimpanan terhadap karakteristik mutu bunga telang kering. Penelitian dilakukan dengan metode ekperimental dengan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF). Perlakuan jenis kemasan : K1 = Kemasan Plastik PolyPropilen (PP) dan K2 = Kemasan Aluminium Foil (AF). Lama penyimpanan : L0= 0 hari ; L1= 7 hari; L2= 14 hari ; L3=21 hari. Penelitian dilakukan dengan 3 ulangan. Data dianalisis menggunakan software SPSS versi 20. Pengaruh yang berbeda nyata diuji dengan uji Duncan pada taraf p=0.05. Hasil penelitian menujukkan kadar air bunga telang 10,1% pada kemasan PP dan 9,7% pada kemasan AF. Bunga telang kering mengandung total fenol 9,74 mg/g pada kemasan PP dan 11,5 mg/g pada kemasan aluminium foil. Nilai IC50 dalam kemasan PP dan AF masing-masing 242,7 dan 224,4 ppm. Kadar air bunga telang meningkat secara
摘要:随着豌豆花效益的不断增加,需要有干豌豆花来代替新鲜豌豆花。研究了“包装类型和贮存时间对干蝶豌豆花品质特性的影响”。本研究的目的是确定包装类型和储存时间对干豌豆蝴蝶花品质特性的影响。本研究采用完全随机因子设计(RALF)的实验方法进行。处理包装类型:K1 =聚丙烯(PP)塑料包装,K2 =铝箔(AF)包装。储存时间:L0= 0天;L1= 7天;L2= 14天;L3 = 21天。试验重复3次。数据分析采用SPSS软件第20版。经Duncan检验,在p=0.05水平上,差异有统计学意义。结果表明,PP包装的豌豆花含水量为10.1%,AF包装的豌豆花含水量为9.7%。干蝶豌豆花在PP包装中的总酚含量为9.74 mg/g,在铝箔包装中的总酚含量为11.5 mg/g。PP和AF包装的IC50值分别为242.7和224.4 ppm。蝶豆花含水量从贮藏0 d时的8.7%显著提高到贮藏21 d时的11.1%。贮藏21 d后,花青素和黄酮类化合物均呈阳性。蝶豌豆花总酚含量由贮藏0 d时的14.95 mg/g显著降低至贮藏21 d时的6.19 mg/g。IC50值(抗氧化活性)在贮藏期间由140.1 ppm增加到293.1 ppm。关键词:蝶豆花,聚丙烯和铝箔包装,花青素和酚摘要:孟加特纳姆,manfaat bunga telang, menuntut, tersedia, bunga telang, kering, untuk, menggantikan, bunga telang segar。Telah dilakukan penelitian“Pengaruh Jenis Kemasan dan Lama Penyimpanan Terhadap Karakteristik Mutu Bunga Telang(阴蒂)Kering”。图胡安penelitian untuk mengetahui pengaruh jenis kemasan dan penyimpanan terhadap karakteristik mutu bunga telang kering。Penelitian dilakkan dengan方法,实验dengan rancan Acak Lengkap factorical (RALF)。Perlakuan jenis kemasan: K1 = kemasan塑料聚丙烯(PP) K2 = kemasan铝箔(AF)。Lama penyimpanan: L0= 0 hari;L1= 7 hari;L2= 14哈里;L3 = 21哈里。penpentian dilakukan dengan 3 ulangan。数据分析:梦古那坎软件SPSS version 20。Pengaruh yang berbeda nyata diuji dengan uji Duncan pada =0.05。Hasil penelitian menujukkan kadar air bunga telang 10,1% paada kemasan PP dan 9,7% paada kemasan AF. bunga telang kering mengandung总酚9,74 mg/g paada kemasan PP dan 11,5 mg/g paada kemasan铝箔。Nilai IC50 dalam kemasan PP dan AF masing-masing 242,7 dan 224,4 ppm。Kadar air bunga telang mengkat secara nyata dari 8,7%pada penyimpanan 0 hari menjadi 11,1% pada penyimpanan 21 hari。Senyawa生物活性物质抗氧化素和黄酮类化合物的研究进展。总酚14、95 mg/g pada penyimpan6、19 mg/g pada penyimpan6、21 mg/g pada penyimpan4。Nilai IC50 (aktivitas antioksidan) meningkat dari 140,1ppm sampai 293,1ppm selama penyimpanan。
{"title":"Pengaruh Jenis Kemasan Dan Lama Penyimpanan Terhadap Karakteristik Mutu Bunga Telang (Cloria Ternatea) Kering","authors":"Hotman Manurung, Benika Naibaho, Topma Boang Manalu, Ndm Romauli","doi":"10.17969/rtp.v16i1.29384","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/rtp.v16i1.29384","url":null,"abstract":"Abstract The increasing variety of benefits of the butterfly pea flower requires the availability of dried butterfly pea flowers to replace fresh butterfly pea flowers. A study has been carried out on \"The Influence of Packaging Type and Storage Time on the Quality Characteristics of Dried Butterfly Pea Flower (clitoria ternatea). The aim of the study was to determine the effect of the type of packaging and storage time on the quality characteristics of dried butterfly pea flowers. The study was conducted using an experimental method with a Completely Randomized Factorial Design (RALF). Treatment of packaging types: K1 = PolyPropylene (PP) Plastic Packaging and K2 = Aluminum Foil (AF) Packaging. Storage time: L0= 0 days; L1= 7 days; L2= 14 days; L3=21 days. The research was conducted with 3 replications. Data were analyzed using SPSS software version 20. Significantly different effects were tested by Duncan's test at the level of p=0.05. The results showed that the water content of the butterfly pea flower was 10.1% in the PP packaging and 9.7% in the AF packaging. Dried butterfly pea flowers contained a total phenol of 9.74 mg/g in PP packaging and 11.5 mg/g in aluminum foil packaging. IC50 values in PP and AF packaging were 242.7 and 224.4 ppm, respectively. The water content of the butterfly pea flowers increased significantly from 8.7% at 0 days of storage to 11.1% at 21 days of storage. Anthocyanin and flavonoid bioactive compounds were detected by positive tests up to 21 days of storage. The total phenol of the butterfly pea flower decreased significantly from 14.95 mg/g at 0 days of storage to 6.19 mg/g at 21 days of storage. IC50 value (antioxidant activity) increased from 140.1 ppm to 293.1 ppm during storage.Keywords: Butterfly pea flower, PolyPropylene and aluminium foil packaging, anthocyanin and phenol AbstrakMeningkatnya ragam manfaat bunga telang menuntut tersedia bunga telang kering untuk menggantikan bunga telang segar. Telah dilakukan penelitian “Pengaruh Jenis Kemasan dan Lama Penyimpanan Terhadap Karakteristik Mutu Bunga Telang (clitoria ternatea) Kering”. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh jenis kemasan dan lama penyimpanan terhadap karakteristik mutu bunga telang kering. Penelitian dilakukan dengan metode ekperimental dengan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF). Perlakuan jenis kemasan : K1 = Kemasan Plastik PolyPropilen (PP) dan K2 = Kemasan Aluminium Foil (AF). Lama penyimpanan : L0= 0 hari ; L1= 7 hari; L2= 14 hari ; L3=21 hari. Penelitian dilakukan dengan 3 ulangan. Data dianalisis menggunakan software SPSS versi 20. Pengaruh yang berbeda nyata diuji dengan uji Duncan pada taraf p=0.05. Hasil penelitian menujukkan kadar air bunga telang 10,1% pada kemasan PP dan 9,7% pada kemasan AF. Bunga telang kering mengandung total fenol 9,74 mg/g pada kemasan PP dan 11,5 mg/g pada kemasan aluminium foil. Nilai IC50 dalam kemasan PP dan AF masing-masing 242,7 dan 224,4 ppm. Kadar air bunga telang meningkat secara ","PeriodicalId":55725,"journal":{"name":"Rona Teknik Pertanian","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48009944","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
AbstractCrystal coconut sugar contains reducing sugar in crystal coconut sugar which can cause crystal coconut sugar to be hygroscopic and make crystal coconut sugar easily absorb water. Efforts to slow down the rate of deterioration of crystal coconut sugar products can be done by packaging. Storage of crystal coconut sugar by vacuum packaging is an effort to inhibit the absorption of moisture from the environment so as to extend its shelf life. The aims of this study were 1) to examine the effect of storage and packaging temperature on several quality parameters of crystalline coconut sugar in vacuum packaging and 2) to develop the Arhenius Model Accelerated Shelf Life Test (ASLT) method to predict the shelf life of crystalline coconut sugar in vacuum packaging. This study used dried crystalline coconut sugar which was packaged using three different types of packaging, namely polyethylene (PE), vacuum packaging, and aluminum foil and then stored using different temperatures, namely 30°C and 15°C. then stored for 5 weeks and observed every 7 days. The results of calculations using the Arrhenius equation for the shelf life of crystalline coconut sugar with 2 storage temperatures and 3 different packages respectively, namely, PE packaging with a temperature of 30°C 1160 days and a temperature of 15°C 1697 days, vacuum packaging a temperature of 30°C 1504 days, temperature 15°C 2155 days, aluminum foil packaging temperature 30°C 7685 days and temperature 15°C 7690 days.Keyword : Shelf life, crystal coconut sugar, vacuum packaging, ASLT, arrheniusAbstrakGula kelapa kristal memiliki kandungan gula pereduksi yang dapat menyebabkan produk bersifat higroskopis dan mudah menyerap air. Upaya untuk memperlambat laju kerusakan produk gula kelapa kristal dapat dilakukan dengan pengemasan. Penyimpanan gula kelapa kristal dengan pengemasan vakum merupakan upaya untuk menghambat penyerapan uap air dari lingkungan sehingga dapat memperpanjang umur simpannya. Tujuan penelitian ini adalah 1) mengkaji pengaruh suhu penyimpanan dan kemasan terhadap beberapa parameter mutu gula kelapa kristal dalam kemasan vakum dan 2) mengembangkan Metode Accelerated Shelf Life Test (ASLT) Model Arhenius untuk menduga umur simpan gula kelapa kristal dalam kemasan vakum. Penelitian ini menggunakan gula kelapa kristal yang sudah dikeringkan kemudian dikemas dengan menggunakan tiga jenis kemasan yang berberda yaitu, kemasan polietilen (PE), kemasan vakum, dan alumunium foil kemudian disimpan dengan menggunakan suhu yang berbeda yaitu suhu 30°C dan 15°C, disimpan selama 5 minggu dan dilakukan pengamatan setiap 7 hari sekali. Hasil perhitungan menggunakan persamaan Arrhenius umur simpan gula kelapa kristal dengan 2 suhu penyimpanan dan 3 kemasan yang berbeda berturut-turut yaitu, kemasan PE dengan suhu 30°C 1160 hari dan suhu 15°C 1697 hari, kemasan vakum suhu 30°C 1504 hari, suhu 15°C 2155 hari, kemasan alumunium foil suhu 30°C 7685 hari dan suhu 15°C 7690 hari.
{"title":"Pendugaan Umur Simpan Gula Kelapa Kristal dalam Kemasan Vakum menggunakan Metode Accelerated Shelf Life Test (ASLT) Model Arrhenius","authors":"Kavadya Syska, Nita Saniah Nuroniah, Ropiudin - Ropiudin","doi":"10.17969/rtp.v16i1.31499","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/rtp.v16i1.31499","url":null,"abstract":"AbstractCrystal coconut sugar contains reducing sugar in crystal coconut sugar which can cause crystal coconut sugar to be hygroscopic and make crystal coconut sugar easily absorb water. Efforts to slow down the rate of deterioration of crystal coconut sugar products can be done by packaging. Storage of crystal coconut sugar by vacuum packaging is an effort to inhibit the absorption of moisture from the environment so as to extend its shelf life. The aims of this study were 1) to examine the effect of storage and packaging temperature on several quality parameters of crystalline coconut sugar in vacuum packaging and 2) to develop the Arhenius Model Accelerated Shelf Life Test (ASLT) method to predict the shelf life of crystalline coconut sugar in vacuum packaging. This study used dried crystalline coconut sugar which was packaged using three different types of packaging, namely polyethylene (PE), vacuum packaging, and aluminum foil and then stored using different temperatures, namely 30°C and 15°C. then stored for 5 weeks and observed every 7 days. The results of calculations using the Arrhenius equation for the shelf life of crystalline coconut sugar with 2 storage temperatures and 3 different packages respectively, namely, PE packaging with a temperature of 30°C 1160 days and a temperature of 15°C 1697 days, vacuum packaging a temperature of 30°C 1504 days, temperature 15°C 2155 days, aluminum foil packaging temperature 30°C 7685 days and temperature 15°C 7690 days.Keyword : Shelf life, crystal coconut sugar, vacuum packaging, ASLT, arrheniusAbstrakGula kelapa kristal memiliki kandungan gula pereduksi yang dapat menyebabkan produk bersifat higroskopis dan mudah menyerap air. Upaya untuk memperlambat laju kerusakan produk gula kelapa kristal dapat dilakukan dengan pengemasan. Penyimpanan gula kelapa kristal dengan pengemasan vakum merupakan upaya untuk menghambat penyerapan uap air dari lingkungan sehingga dapat memperpanjang umur simpannya. Tujuan penelitian ini adalah 1) mengkaji pengaruh suhu penyimpanan dan kemasan terhadap beberapa parameter mutu gula kelapa kristal dalam kemasan vakum dan 2) mengembangkan Metode Accelerated Shelf Life Test (ASLT) Model Arhenius untuk menduga umur simpan gula kelapa kristal dalam kemasan vakum. Penelitian ini menggunakan gula kelapa kristal yang sudah dikeringkan kemudian dikemas dengan menggunakan tiga jenis kemasan yang berberda yaitu, kemasan polietilen (PE), kemasan vakum, dan alumunium foil kemudian disimpan dengan menggunakan suhu yang berbeda yaitu suhu 30°C dan 15°C, disimpan selama 5 minggu dan dilakukan pengamatan setiap 7 hari sekali. Hasil perhitungan menggunakan persamaan Arrhenius umur simpan gula kelapa kristal dengan 2 suhu penyimpanan dan 3 kemasan yang berbeda berturut-turut yaitu, kemasan PE dengan suhu 30°C 1160 hari dan suhu 15°C 1697 hari, kemasan vakum suhu 30°C 1504 hari, suhu 15°C 2155 hari, kemasan alumunium foil suhu 30°C 7685 hari dan suhu 15°C 7690 hari.","PeriodicalId":55725,"journal":{"name":"Rona Teknik Pertanian","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48045737","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-19DOI: 10.17969/rtp.v16i1.31147
Delvi Yanti, Tiara Aulia Putri, M. A. Tjandra
AbstractObservation of the growth phase of rice plants generally takes a long time and cannot cover a large area. With remote sensing, the speed and accuracy of information in agricultural management is easier. The use of MODIS satellite image data in remote sensing technology plays a role in determining the growth phase of rice plants by utilizing the vegetation index value of rice plants. The aim of the study was to determine the regression equation and the range of NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) values to predict the growth phase of rice plants in Harau District, Lima Puluh Kota District. Research in the field was carried out based on work maps obtained from the results of the imaging process in ArcGis. The location used as a sample of field observations is Grid ≥45% which is occupied by rice fields. Regression analysis was carried out to obtain a regression equation between plant age and NDVI values, then a range of values was made based on the rice growing phase. The regression equation used to predict the growth phase of rice plants in Harau District based on the NDVI value is y = -0.0000838932x² + 0.0123160507x + 0.2966130658 where x is the age of the plant (days after planting) and y is the NDVI value. The correlation coefficient (r) of the regression equation is 0.966. The range of NDVI values based on the growth phase for Harau District is the Water Phase 0.4722, the Vegetative Phase (1) 0.4722-0.6945; Vegetative phase (2) 0.6945-0.7412; Generative phase (1) 0.7412-0.6363; Generative phase (2) 0.6363-0.5665; Bera 0.5665-0.4799.Keywords:: growth phase; vegetation index; MODIS; NDVIAbstrakPengamatan fase pertumbuhan tanaman padi pada umumnya membutuhkan waktu yang lama dan tidak bisa menjangkau area yang luas. Dengan penginderaan jauh, maka kecepatan dan ketepatan informasi dalam pengelolaan pertanian lebih mudah. Penggunaan data citra satelit MODIS pada teknologi penginderaan jauh berperan dalam menentukan fase tumbuh tanaman padi dengan memnafaatkan nilai indeks vegetasi dari tanaman padi. Tujuan penelitian adalah menentukan persamaan regresi dan rentang nilai NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) untuk memprediksi fase tumbuh tanaman padi di Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota. Penelitian di lapangan dilakukan berdasarkan peta kerja yang diperoleh dari hasil proses pencitraan pada ArcGis. Lokasi yang dijadikan sampel observasi lapangan adalah Grid ≥45% yang ditempati oleh sawah. Analisis regresi dilakukan untuk mendapatkan persamaan regresi antara umur tanaman dan nilai NDVI, kemudian dibuat rentang nilai berdasarkan fase tumbuh padi. Persamaan regresi yang digunakan untuk memprediksi fase tumbuh tanaman padi di Kecamatan Harau adalah y = -0,0000838932x² + 0,0123160507x + 0,2966130658 dengan x sebagai umur tanaman (hari setelah tanam) dan y sebagai nilai NDVI. Koefisien korelasi (r) dari persamaan regresi adalah 0,966. Rentang nilai NDVI berdasarkan fase tumbuh untuk Kecamatan Harau adalah Fase Air 0,4722,
对水稻生长阶段的观察通常需要很长时间,不能覆盖大面积。有了遥感,农业管理信息的速度和准确性就更容易了。MODIS卫星图像数据在遥感技术中的应用,通过利用水稻植株的植被指数值,对确定水稻植株的生长阶段起到了一定的作用。本研究的目的是确定回归方程和NDVI(归一化差异植被指数)值的范围,以预测Harau区、Lima Puluh Kota区水稻植物的生长阶段。该领域的研究是根据ArcGis成像过程的结果获得的工作图进行的。用作野外观测样本的位置为网格≥45%,被稻田占据。通过回归分析得到了株龄与NDVI值之间的回归方程,然后根据水稻生长阶段确定了一系列值。基于NDVI值预测Harau区水稻植株生长阶段的回归方程为y=-0.0000838932x²+0.012136507x+0.2966130658,其中x为植株年龄(种植后天数),y为NDVI值。回归方程的相关系数(r)为0.966。Harau区基于生长阶段的NDVI值范围为水阶段0.4722,植被阶段(1)0.4722-0.6945;营养期(2)0.6945-0.7412;生成期(1)0.7412-0.6363;生成相(2)0.6363-0.5665;贝拉0.5665-0.4799.关键词:生长阶段;植被指数;莫迪斯;NDVI摘要对作物生长阶段的观察通常需要很长时间,并且不能到达广阔的区域。有了遥感,农场管理中的信息速度和准确性就更容易了。遥感技术中MODIS卫星图像数据的使用,通过吸入作物的植被指数值,在确定作物生长阶段方面发挥了作用。本研究的目的是确定回归方程和NDVI(归一化差异植被指数)值的范围,以预测第五个首都港时代的作物生长阶段。实地研究是在从arcGis成像过程的结果中获得的工作图的基础上进行的。现场观测样品的位置是由现场定位的≥45%的网格。通过回归分析得到植物年龄与NDVI值之间的回归方程,然后根据植物的生长阶段使NDVI值变得脆弱。用于预测哈劳半岛水稻作物生长阶段的回归方程为y=-0.0000838932x²+0.012136507x+0.2966130658,其中x为作物年龄(作物生长后一天),y为NDVI值。回归方程的相关系数(r)为0966。[UNK]基于Harau Equality生长阶段的NDVI值串为Fase Air 04722,phase Vegetive(1)04722-06945;以及营养期(2)0.6945-0.7412;生成期(1)0.7412-0.6363;生成相(2)0.6363-0.5665;是0.5665-0.4799。
{"title":"PEMANFAATAN DATA SATELIT MODIS UNTUK MENENTUKAN FASE TUMBUH TANAMAN PADI DI KECAMATAN HARAU","authors":"Delvi Yanti, Tiara Aulia Putri, M. A. Tjandra","doi":"10.17969/rtp.v16i1.31147","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/rtp.v16i1.31147","url":null,"abstract":"AbstractObservation of the growth phase of rice plants generally takes a long time and cannot cover a large area. With remote sensing, the speed and accuracy of information in agricultural management is easier. The use of MODIS satellite image data in remote sensing technology plays a role in determining the growth phase of rice plants by utilizing the vegetation index value of rice plants. The aim of the study was to determine the regression equation and the range of NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) values to predict the growth phase of rice plants in Harau District, Lima Puluh Kota District. Research in the field was carried out based on work maps obtained from the results of the imaging process in ArcGis. The location used as a sample of field observations is Grid ≥45% which is occupied by rice fields. Regression analysis was carried out to obtain a regression equation between plant age and NDVI values, then a range of values was made based on the rice growing phase. The regression equation used to predict the growth phase of rice plants in Harau District based on the NDVI value is y = -0.0000838932x² + 0.0123160507x + 0.2966130658 where x is the age of the plant (days after planting) and y is the NDVI value. The correlation coefficient (r) of the regression equation is 0.966. The range of NDVI values based on the growth phase for Harau District is the Water Phase 0.4722, the Vegetative Phase (1) 0.4722-0.6945; Vegetative phase (2) 0.6945-0.7412; Generative phase (1) 0.7412-0.6363; Generative phase (2) 0.6363-0.5665; Bera 0.5665-0.4799.Keywords:: growth phase; vegetation index; MODIS; NDVIAbstrakPengamatan fase pertumbuhan tanaman padi pada umumnya membutuhkan waktu yang lama dan tidak bisa menjangkau area yang luas. Dengan penginderaan jauh, maka kecepatan dan ketepatan informasi dalam pengelolaan pertanian lebih mudah. Penggunaan data citra satelit MODIS pada teknologi penginderaan jauh berperan dalam menentukan fase tumbuh tanaman padi dengan memnafaatkan nilai indeks vegetasi dari tanaman padi. Tujuan penelitian adalah menentukan persamaan regresi dan rentang nilai NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) untuk memprediksi fase tumbuh tanaman padi di Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota. Penelitian di lapangan dilakukan berdasarkan peta kerja yang diperoleh dari hasil proses pencitraan pada ArcGis. Lokasi yang dijadikan sampel observasi lapangan adalah Grid ≥45% yang ditempati oleh sawah. Analisis regresi dilakukan untuk mendapatkan persamaan regresi antara umur tanaman dan nilai NDVI, kemudian dibuat rentang nilai berdasarkan fase tumbuh padi. Persamaan regresi yang digunakan untuk memprediksi fase tumbuh tanaman padi di Kecamatan Harau adalah y = -0,0000838932x² + 0,0123160507x + 0,2966130658 dengan x sebagai umur tanaman (hari setelah tanam) dan y sebagai nilai NDVI. Koefisien korelasi (r) dari persamaan regresi adalah 0,966. Rentang nilai NDVI berdasarkan fase tumbuh untuk Kecamatan Harau adalah Fase Air 0,4722,","PeriodicalId":55725,"journal":{"name":"Rona Teknik Pertanian","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48694218","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-10DOI: 10.17969/rtp.v16i1.30273
A. Asari, Uning Budiharti, T. Widodo
AbstractLabor requirements in peanut cultivation are high, especially weeding, harvesting, and postharvest (threshing). Labor requirements for peanut harvesting are quite high, with about 41 labor work day (LWD) per ha required for hand-pulling and threshing the pods (Antarno 1992). With a yield of 0.8 tha-1 of groundnut seed, this accounts for 41% of the total labor requirement for postharvest handling (107 LWD). PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk, whose main food products are based on peanuts, such as Garuda Peanut, has started using farm machinery, from tillage to planting, crop care, and harvesting. In order to improve the quality of the peanut harvester's work, improvements, and refinements; in this paper, the results of the harvesting machine performance test and research results that can be used to improve the performance of the harvesting machine are presented. AbstrakKebutuhan tenaga kerja pada kegiatan usaha tani kacang memerlukan tenaga kerja yang besar, khususnya pada kegiatan perawatan tanaman (penyiangan), panen dan pascapanen (perontokan). Tenaga kerja yang diperlukan untuk panen kacang tanah cukup tinggi, sekitar 41 HOK per ha, yakni untuk kegiatan mencabut dan merontok polong dengan tangan (Antarno 1992). Jumlah tersebut mencapai 41% dari total kebutuhan tenaga kerja untuk penanganan pascapanen (107 HOK) pada tingkat hasil 0,8 tha-1 kacang tanah biji. PT Garuda food Putra Putri Jaya Tbk., dimana produk makanan utama yang dihasilkan adalah berbasis kacang tanah, seperti salah satu produknya yang dikenal sebagai Kacang Garuda (Garuda Peanut), mulai menggunakan mesin pertanian, dari olah tanah, tanam, perawatan tanaman serta panen. Yang masih belum dapat bekerja dengan optimal, khususnya untuk lahan di Subang adalah mesin panen. Untuk meningkatkan kualitas hasil kerja dari mesin pemanen kacang tanah maka perlu dilakukan perbaikan dan penyempurnaan, pada makalah ini disampaikan hasil uji kinerja mesin pemanen serta hasil-hasil penelitian yang dapat digunakan untuk perbaikan kinerja mesin pemanen
摘要花生栽培对劳动力的要求很高,特别是除草、收割和采后(脱粒)。花生收获对劳动力的要求相当高,每公顷需要大约41个劳动工作日(LWD)来手工拉制和脱粒豆荚(Antarno 1992)。花生种子产量为0.8粒/粒,占采后处理总劳动力需求(107 LWD)的41%。PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk的主要食品是以花生为基础的,如Garuda Peanut,已经开始使用农业机械,从耕作到种植,作物护理和收获。为了提高花生收割机的工作质量,不断改进、细化;本文介绍了采收机性能测试结果和可用于提高采收机性能的研究成果。摘要:kebutuhan tenaga kerja pada kegiatan usaha tani kacang memerlukan tenaga kerja yang besar, khususnya pada kegiatan perawatan tanaman (penyiangan), panen dan pascapanen (perontokan)。[1][参考译文][中国科学院学报,1992].[中国科学院学报]。Jumlah tersebut mencapai 41% dari total kebutuhan tenaga kerja untuk penanganan pascapanen (107 HOK) padtingkat hasil 0,8 -1 kacang tanah biji。PT Garuda food Putra Putri Jaya Tbk。, dimana产品makanan utama yang dihasilkan adalah berbasis kacang tanah, seperti salah satu produknya yang dikenal sebagai kacang Garuda (Garuda Peanut), mulai menggunakan mesin pertanian, dari olah tanah, tanam, perawatan tanaman serta panen。Yang masih belum dapat bekerja dengan optimal, khususnya untuk lahan di Subang adalah mesin panen。Untuk meningkatkan kualitas hasil kerja dari mesin pemanen kacang tanah maka perkan dan penyempurnaan, padadmakalah ini disamaikan hasil-hasil penelitian yang dapat digunakan Untuk perbaikan kinerja mesin pemanen
{"title":"Pemanenan Kacang Tanah secara Mekanis : Kinerja alat mesin pemanen kacang tanah dan alternatif perbaikan kinerjanya","authors":"A. Asari, Uning Budiharti, T. Widodo","doi":"10.17969/rtp.v16i1.30273","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/rtp.v16i1.30273","url":null,"abstract":"AbstractLabor requirements in peanut cultivation are high, especially weeding, harvesting, and postharvest (threshing). Labor requirements for peanut harvesting are quite high, with about 41 labor work day (LWD) per ha required for hand-pulling and threshing the pods (Antarno 1992). With a yield of 0.8 tha-1 of groundnut seed, this accounts for 41% of the total labor requirement for postharvest handling (107 LWD). PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk, whose main food products are based on peanuts, such as Garuda Peanut, has started using farm machinery, from tillage to planting, crop care, and harvesting. In order to improve the quality of the peanut harvester's work, improvements, and refinements; in this paper, the results of the harvesting machine performance test and research results that can be used to improve the performance of the harvesting machine are presented. AbstrakKebutuhan tenaga kerja pada kegiatan usaha tani kacang memerlukan tenaga kerja yang besar, khususnya pada kegiatan perawatan tanaman (penyiangan), panen dan pascapanen (perontokan). Tenaga kerja yang diperlukan untuk panen kacang tanah cukup tinggi, sekitar 41 HOK per ha, yakni untuk kegiatan mencabut dan merontok polong dengan tangan (Antarno 1992). Jumlah tersebut mencapai 41% dari total kebutuhan tenaga kerja untuk penanganan pascapanen (107 HOK) pada tingkat hasil 0,8 tha-1 kacang tanah biji. PT Garuda food Putra Putri Jaya Tbk., dimana produk makanan utama yang dihasilkan adalah berbasis kacang tanah, seperti salah satu produknya yang dikenal sebagai Kacang Garuda (Garuda Peanut), mulai menggunakan mesin pertanian, dari olah tanah, tanam, perawatan tanaman serta panen. Yang masih belum dapat bekerja dengan optimal, khususnya untuk lahan di Subang adalah mesin panen. Untuk meningkatkan kualitas hasil kerja dari mesin pemanen kacang tanah maka perlu dilakukan perbaikan dan penyempurnaan, pada makalah ini disampaikan hasil uji kinerja mesin pemanen serta hasil-hasil penelitian yang dapat digunakan untuk perbaikan kinerja mesin pemanen","PeriodicalId":55725,"journal":{"name":"Rona Teknik Pertanian","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44391651","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}