F. Kurwidaria, A. Rahadini, SF. Lukfianka Sanjaya Purnama, B. Setyawan
{"title":"THE CULTURAL SIGNIFICANCE AND ISLAMIC VALUES OF GUGON TUHON","authors":"F. Kurwidaria, A. Rahadini, SF. Lukfianka Sanjaya Purnama, B. Setyawan","doi":"10.18860/eh.v22i2.9389","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This research focused on studying gugon tuhon in Surakarta and its relation to Islamic values. The gugon tuhon was related to the marriage cycle, pregnancy cycle, and children family education. The data were obtained through interviewing the Javanese society in Surakarta area. It employed an interactive analysis with the cultural interpretation relevant to Islamic values. The result indicates that some gugon tuhon in the marriage include prohibition for brides to go out by themselves and conduct wedding ceremonies in Sura/Muharram month. In the pregnancy cycle of gugon tuhon, pregnant women are prohibited from gossip and think negatively since those result in the child personality. Husbands of pregnant women are also prohibited from killing or hurt animals because their children will be harmed. The gugon tuhon in educating children includes the prohibition to go out at Maghrib (sunset prayer) because an evil spirit will kidnap them and suggest washing hands and legs before visiting babies. The existence of gugon tuhon can be used as the character education to construct good habits. Besides, gugon tuhon functions to implant Islamic moral values in terms of tolerance, responsibility, and good deeds to build a harmonious life system.Penelitian ini mengkaji gugon tuhon di Surakarta dan kaitannya dengan nilainilai keislaman. Gugon tuhon yang dikaji adalah dalam siklus pernikahan, siklus kehamilan, dan yang digunakan untuk mendidik anak. Data diperoleh dari hasil wawancara dengan masyarakat di wilayah karesidenan Surakarta. Analisis interaktif digunakan dengan pemaknaan secara kultural selanjutnya direlevansikan dengan nilai islami. Hasil penelitian menunjukkan beberapa gugon tuhon dalam perkawinan, diantaranya adalah larangan calon penganten putri untuk bepergian sendiri dan larangan untuk melaksanakan pernikahan di bulan Sura/Muharram. Dalam gugon tuhon siklus kehamilan, wanita hamil dilarang menggunjing dan berpikiran negatif karena akan berdampak pada watak anaknya. Suami yang istrinya sedang hamil juga dilarang membunuh dan menyakiti hewan karena anaknya akan celaka. Gugon tuhon dalam mendidik anak seperti larangan untuk keluar di waktu Magrib karena akan diculik oleh wewe gombel dan anjuran untuk membasuh kaki-tangan sebelum bertemu dengan bayi. Adanya gugon tuhon dapat digunakan sebagai sarana pendidikan karakter kepada generasi muda untuk membentuk kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, fungsi gugon tuhon juga sebagai sarana menanamkan nilai-nilai moral keislaman seperti tenggang rasa, toleransi, tanggung jawab, dan selalu berbuat baik kepada sesama untuk membentuk sistem kehidupan masyarakat yang harmonis.","PeriodicalId":31198,"journal":{"name":"El Harakah","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-11-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"El Harakah","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.18860/eh.v22i2.9389","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
This research focused on studying gugon tuhon in Surakarta and its relation to Islamic values. The gugon tuhon was related to the marriage cycle, pregnancy cycle, and children family education. The data were obtained through interviewing the Javanese society in Surakarta area. It employed an interactive analysis with the cultural interpretation relevant to Islamic values. The result indicates that some gugon tuhon in the marriage include prohibition for brides to go out by themselves and conduct wedding ceremonies in Sura/Muharram month. In the pregnancy cycle of gugon tuhon, pregnant women are prohibited from gossip and think negatively since those result in the child personality. Husbands of pregnant women are also prohibited from killing or hurt animals because their children will be harmed. The gugon tuhon in educating children includes the prohibition to go out at Maghrib (sunset prayer) because an evil spirit will kidnap them and suggest washing hands and legs before visiting babies. The existence of gugon tuhon can be used as the character education to construct good habits. Besides, gugon tuhon functions to implant Islamic moral values in terms of tolerance, responsibility, and good deeds to build a harmonious life system.Penelitian ini mengkaji gugon tuhon di Surakarta dan kaitannya dengan nilainilai keislaman. Gugon tuhon yang dikaji adalah dalam siklus pernikahan, siklus kehamilan, dan yang digunakan untuk mendidik anak. Data diperoleh dari hasil wawancara dengan masyarakat di wilayah karesidenan Surakarta. Analisis interaktif digunakan dengan pemaknaan secara kultural selanjutnya direlevansikan dengan nilai islami. Hasil penelitian menunjukkan beberapa gugon tuhon dalam perkawinan, diantaranya adalah larangan calon penganten putri untuk bepergian sendiri dan larangan untuk melaksanakan pernikahan di bulan Sura/Muharram. Dalam gugon tuhon siklus kehamilan, wanita hamil dilarang menggunjing dan berpikiran negatif karena akan berdampak pada watak anaknya. Suami yang istrinya sedang hamil juga dilarang membunuh dan menyakiti hewan karena anaknya akan celaka. Gugon tuhon dalam mendidik anak seperti larangan untuk keluar di waktu Magrib karena akan diculik oleh wewe gombel dan anjuran untuk membasuh kaki-tangan sebelum bertemu dengan bayi. Adanya gugon tuhon dapat digunakan sebagai sarana pendidikan karakter kepada generasi muda untuk membentuk kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, fungsi gugon tuhon juga sebagai sarana menanamkan nilai-nilai moral keislaman seperti tenggang rasa, toleransi, tanggung jawab, dan selalu berbuat baik kepada sesama untuk membentuk sistem kehidupan masyarakat yang harmonis.
本研究主要研究苏拉塔的gugon tuhon及其与伊斯兰价值观的关系。宫孕与婚姻周期、怀孕周期、子女家庭教育有关。数据是通过对泗水地区爪哇社会的访谈获得的。它采用了与伊斯兰价值观有关的文化解释的互动分析。结果表明,婚姻中的一些古贡图文包括禁止新娘自己外出,并在苏拉/穆哈拉姆月举行婚礼。在古贡土龙的怀孕周期中,禁止孕妇八卦和消极思考,因为这些会导致孩子的性格。怀孕妇女的丈夫也被禁止杀害或伤害动物,因为他们的孩子会受到伤害。教育儿童的古古图文包括禁止在马格里布(日落祈祷)外出,因为邪恶的灵魂会绑架他们,并建议在探望婴儿之前洗手和腿。古龙的存在可以作为培养良好习惯的品格教育。此外,古贡图洪的功能是在宽容、责任、善行等方面灌输伊斯兰的道德价值观,以构建和谐的生活体系。Penelitian ini mengkaji gugon tuhon di Surakarta dan kaitannya dengan nilainilai keislaman。古贡图洪杨迪加吉adalah dalam siklus pernikahan, siklus kehamilan,丹杨迪加尼坎untuk mendidik anak。数据分析:数据分析:数据分析:数据分析:数据分析:分析伊斯兰文化的相互作用,分析伊斯兰文化的相互作用。Hasil penelitian menunjukkan beberapa gugon tuhon dalam perkawinan, diantaranya adalah larangan calon penganten putri untuk berberi sendiri dan larangan untuk melaksanakan pernikahan di bulan Sura/Muharram。达拉姆·贡·图汉·西克卢斯·克哈米兰,万尼塔·哈米尔·迪哈朗,孟冈京,丹·伯皮基兰,消极的克哈米尔·伯哈米克·伯哈米克·伯哈米克·帕塔·阿哈米克。Suami yang istrinya sedang hamil juga dilarang memunuh dan menyakiti hewan karena anaknya akan celaka。赶出亚衲族Gugon tuhon dalam mendidik seperti larangan为她keluar di waktu Magrib林嘉欣阿坎人diculik oleh pokalchuk组合名称gombel丹anjuran为她membasuh kaki-tangan sebelum bertemu dengan八一。Adanya gugon tuhon dapat digunakan sebagai sarana pendidikan karakter kepada generasmuda untuk membentuk kebiasan - kebiasan yang baik。Selain itu, funsi gugon tuhon juga sebagai sarana menanamkan nilai nilai moral keysan seperti tenggang rasa, toleransi, tanggung jawab, dan selalu berbuat baik kepada sesama untuk membentuk system kehidupan masyarakat yang harmonis。