{"title":"EFEKTIFITAS MEDIA PANGGUNG BONEKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA PADA ANAK USIA DINI","authors":"Solihati Solihati","doi":"10.2345/MODELING.V2I2.2176.G1623","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Latar belakang yag mendasar dalam penelitian ini adalah kurangnya percaya diri anak dengan menggunakan metode bercerita sehingga kemampuan perkembangan bahasanya dinilai masih dikatakan kurang dari standar presentasi yang diinginkan yaitu mencapai 85%. Berdasarkan data observasi awal peneliti peningkatan kemampuan bercerita pada anak TK Permata Bunda Sidomukti Gresik kelas A2 masih kurang memuaskan. Dari anak didik yang berjumlah 20 hanya 7 anak (35%) mampu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Untuk meningkatkan kemampuan berbahasa dengan menggunakan metode bercerita maka peneliti mengambil tindakan pembelajaran yang dilakukan dengan 2 siklus. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana penerapan media panggung boneka dalam metode bercerita anak usia dini kelas A2 TK Permata Bunda Sidomukti Gresik? (2) Bagaimana peningkatan kemampuan perkembangan bahasa dalam metode bercerita dengan menggunakan media panggung boneka kelas A2 TK Permata Bunda Sidomukti Gresik? Untuk memperoleh hasil penelitian, penelitian dilakukan dengan metode kolaboratif antara kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif menghasilkan data berdasarkan aspek perkembangan anak dan metode kualitatif menghasilkan data berupa deskripsi hasil pengamatan wawancara. Model PTK yang digunakan yaitu model Kurt Lewin yang dalam satu siklus terdiri dari empat komponen, meliputi: Perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media panggung boneka untuk meningkatkan kemampuan bercerita dapat meningkatkan prestasi belajar anak yang terlihat pada peningkatan aspek perkembangan yaitu pada siklus I berkisar 50%, kemudian 90% pada siklus II.","PeriodicalId":31032,"journal":{"name":"Modeling Jurnal Program Studi PGMI","volume":"2 1","pages":"57-65"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2016-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Modeling Jurnal Program Studi PGMI","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.2345/MODELING.V2I2.2176.G1623","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Latar belakang yag mendasar dalam penelitian ini adalah kurangnya percaya diri anak dengan menggunakan metode bercerita sehingga kemampuan perkembangan bahasanya dinilai masih dikatakan kurang dari standar presentasi yang diinginkan yaitu mencapai 85%. Berdasarkan data observasi awal peneliti peningkatan kemampuan bercerita pada anak TK Permata Bunda Sidomukti Gresik kelas A2 masih kurang memuaskan. Dari anak didik yang berjumlah 20 hanya 7 anak (35%) mampu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Untuk meningkatkan kemampuan berbahasa dengan menggunakan metode bercerita maka peneliti mengambil tindakan pembelajaran yang dilakukan dengan 2 siklus. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana penerapan media panggung boneka dalam metode bercerita anak usia dini kelas A2 TK Permata Bunda Sidomukti Gresik? (2) Bagaimana peningkatan kemampuan perkembangan bahasa dalam metode bercerita dengan menggunakan media panggung boneka kelas A2 TK Permata Bunda Sidomukti Gresik? Untuk memperoleh hasil penelitian, penelitian dilakukan dengan metode kolaboratif antara kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif menghasilkan data berdasarkan aspek perkembangan anak dan metode kualitatif menghasilkan data berupa deskripsi hasil pengamatan wawancara. Model PTK yang digunakan yaitu model Kurt Lewin yang dalam satu siklus terdiri dari empat komponen, meliputi: Perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media panggung boneka untuk meningkatkan kemampuan bercerita dapat meningkatkan prestasi belajar anak yang terlihat pada peningkatan aspek perkembangan yaitu pada siklus I berkisar 50%, kemudian 90% pada siklus II.