S. Murniasih, Devi Swasti Prabasiwi, Dewi Puspa Ariany, S. Sukirno
{"title":"PENERAPAN TEKNIK ANALISIS NUKLIR DALAM MENGKAJI KUALITAS UDARA DI SEKITAR PLTU CILACAP","authors":"S. Murniasih, Devi Swasti Prabasiwi, Dewi Puspa Ariany, S. Sukirno","doi":"10.17146/gnd.2020.23.1.5818","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"PENERAPAN TEKNIK ANALISIS NUKLIR DALAM MENGKAJI KUALITAS UDARA DI SEKITAR PLTU CILACAP. Kandungan zat berbahaya dalam partikulat udara dapat menimbulkan permasalahan kesehatan bagi masyarakat. Tujuan utama dari penelitian ini adalah mengkaji kualitas udara di daerah sekitar PLTU Adipala Cilacap melalui penilaian konsentrasi zat partikel tersuspensi, kandungan logam berat berbahaya dan metaloid lainnya menggunakan metode AAN, serta mengidentifikasi radionuklida menggunakan metoda spektrometri gamma, yang terkandung dalam PM2.5 dan PM10. Pengambilan sampel dilakukan pada Juli 2018 di tiga lokasi sampling, selama 24 jam secara simultan. Karakteristik konsentrasi rata-rata keseluruhan PM2.5 dan PM10 masing-masing adalah 16,76 μg/m3 dan 37,61 μg/m3. Sekitar 45 % partikel berasal dari fraksi halus (PM2.5) dan 55 % berasal dari fraksi kasar (PM10). Nilai radioaktivitas dalam PM2.5 dan PM10 yang yang terendah adalah radionuklida Pb-210 berkisar 0,134 µBq/m3 dan tertinggi adalah K-40 mempunyai nilai 6,407 µBq/m3. Berdasarkan Perka BAPETEN Nomor 7 Tahun 2017 dijelaskan bahwa baku tingkat radioaktivitas di lingkungan udara dinyatakan di bawah baku mutu yang diijinkan. Kandungan logam berat (As, Cd, Cr, Cu, Sb dan Zn) dalam sampel PM10 dengan konsentrasi tertinggi adalah seng (0,394 ng/m3) dan terendah adalah kadmium (0,0008 ng/m3). Kandungan logam berat pada sampel PM2.5 teridentifikasi bahwa konsentrasi terkecil adalah Cd (0,0006 ng/m3) dan yang tertinggi adalah Zn (0,223 ng/m3) dengan rerata 0,114 ng/m3. Standar ambang batas rata-rata PM2.5 dan PM10 yang ditetapkan WHO berturut-turut adalah 25 μg/m3 dan 50 μg/m3, hal ini menujukkan logam berat di udara disekitar PLTU Adipala Cilacap dengan jarak sekitar 2 km sampai 3 km masih dalam batas terkendali.","PeriodicalId":32551,"journal":{"name":"Ganendra Majalah IPTEK Nuklir","volume":"41 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-06-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Ganendra Majalah IPTEK Nuklir","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.17146/gnd.2020.23.1.5818","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
PENERAPAN TEKNIK ANALISIS NUKLIR DALAM MENGKAJI KUALITAS UDARA DI SEKITAR PLTU CILACAP. Kandungan zat berbahaya dalam partikulat udara dapat menimbulkan permasalahan kesehatan bagi masyarakat. Tujuan utama dari penelitian ini adalah mengkaji kualitas udara di daerah sekitar PLTU Adipala Cilacap melalui penilaian konsentrasi zat partikel tersuspensi, kandungan logam berat berbahaya dan metaloid lainnya menggunakan metode AAN, serta mengidentifikasi radionuklida menggunakan metoda spektrometri gamma, yang terkandung dalam PM2.5 dan PM10. Pengambilan sampel dilakukan pada Juli 2018 di tiga lokasi sampling, selama 24 jam secara simultan. Karakteristik konsentrasi rata-rata keseluruhan PM2.5 dan PM10 masing-masing adalah 16,76 μg/m3 dan 37,61 μg/m3. Sekitar 45 % partikel berasal dari fraksi halus (PM2.5) dan 55 % berasal dari fraksi kasar (PM10). Nilai radioaktivitas dalam PM2.5 dan PM10 yang yang terendah adalah radionuklida Pb-210 berkisar 0,134 µBq/m3 dan tertinggi adalah K-40 mempunyai nilai 6,407 µBq/m3. Berdasarkan Perka BAPETEN Nomor 7 Tahun 2017 dijelaskan bahwa baku tingkat radioaktivitas di lingkungan udara dinyatakan di bawah baku mutu yang diijinkan. Kandungan logam berat (As, Cd, Cr, Cu, Sb dan Zn) dalam sampel PM10 dengan konsentrasi tertinggi adalah seng (0,394 ng/m3) dan terendah adalah kadmium (0,0008 ng/m3). Kandungan logam berat pada sampel PM2.5 teridentifikasi bahwa konsentrasi terkecil adalah Cd (0,0006 ng/m3) dan yang tertinggi adalah Zn (0,223 ng/m3) dengan rerata 0,114 ng/m3. Standar ambang batas rata-rata PM2.5 dan PM10 yang ditetapkan WHO berturut-turut adalah 25 μg/m3 dan 50 μg/m3, hal ini menujukkan logam berat di udara disekitar PLTU Adipala Cilacap dengan jarak sekitar 2 km sampai 3 km masih dalam batas terkendali.