{"title":"PEREMPUAN SEBAGAI KEPALA RUMAH TANGGA (Kajian Lintas Kitab Suci)","authors":"Abdurrohman Azzuhdi","doi":"10.18784/SMART.V4I1.573","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Makalah ini menyajikan argumen-argumen yang memperbolehkan perempuan menjadi kepala rumah tangga. Penulis menyandingkan antara al-Quran dan Alkitab. Ide kesetaraan dalam al-Quran tercermin dari adanya penempatan yang setara pada mudzakar dan muannats. Keduanya merupakan khalifah di muka bumi. Sedangkan dalam Alkitab, kisah perempuan sebagai kepala rumah tangga digambarkan pada sosok Lydia, seorang penjual Kain Ungu dari Tiatira. Dalam menguraikan teks kitab suci akan digunakan model penafsiran feminis, yaitu sebuah penafsiran yang menempatkan perspektif perempuan sebagai pelaku, bukan objek studi. Ayat-ayat yang membahas kepemimpinan perempuan dijelaskan kembali dengan membersihkan mitos-mitos yang mengelilingi. Cerita yang mempengaruhi penafsiran al-Quran banyak berasal dari AlKitab seperti penciptaan, nama adam dan hawa, serta stigma negatif terhadap perempuan. Alhasil akan ditemukan kesimpulan akhir bahwa baik al-Quran maupun Alkitab tidak pernah secara eksplisit melarang perempuan menjadi kepala rumah tangga. Kesimpulan yang selama ini beredar merupakan hasil penafsiran bias gender yang ditransformasikan dalam budaya patriarki.","PeriodicalId":33228,"journal":{"name":"Jurnal SMART Studi Masyarakat Religi dan Tradisi","volume":"10 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal SMART Studi Masyarakat Religi dan Tradisi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.18784/SMART.V4I1.573","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Makalah ini menyajikan argumen-argumen yang memperbolehkan perempuan menjadi kepala rumah tangga. Penulis menyandingkan antara al-Quran dan Alkitab. Ide kesetaraan dalam al-Quran tercermin dari adanya penempatan yang setara pada mudzakar dan muannats. Keduanya merupakan khalifah di muka bumi. Sedangkan dalam Alkitab, kisah perempuan sebagai kepala rumah tangga digambarkan pada sosok Lydia, seorang penjual Kain Ungu dari Tiatira. Dalam menguraikan teks kitab suci akan digunakan model penafsiran feminis, yaitu sebuah penafsiran yang menempatkan perspektif perempuan sebagai pelaku, bukan objek studi. Ayat-ayat yang membahas kepemimpinan perempuan dijelaskan kembali dengan membersihkan mitos-mitos yang mengelilingi. Cerita yang mempengaruhi penafsiran al-Quran banyak berasal dari AlKitab seperti penciptaan, nama adam dan hawa, serta stigma negatif terhadap perempuan. Alhasil akan ditemukan kesimpulan akhir bahwa baik al-Quran maupun Alkitab tidak pernah secara eksplisit melarang perempuan menjadi kepala rumah tangga. Kesimpulan yang selama ini beredar merupakan hasil penafsiran bias gender yang ditransformasikan dalam budaya patriarki.