M. Leman, Lokot Donna Lubis, M. Daulay, Cut Adeya Adella, E. Megawati
{"title":"HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA","authors":"M. Leman, Lokot Donna Lubis, M. Daulay, Cut Adeya Adella, E. Megawati","doi":"10.53366/jimki.v9i2.474","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ABSTRAK \nPendahuluan: Tidur merupakan kebutuhan esensial dalam kehidupan sehari-hari yang memiliki banyak fungsi, terutama proses pemulihan neuron di neokorteks setelah berbagai aktivitas. Kualitas tidur yang buruk sering ditemukan sebagai akibat dari tuntutan pekerjaan, akademis, gaya hidup, dan budaya sosial. Hal ini dapat mengganggu fungsi kognitif sehingga berdampak pada kualitas hidup sehari-hari. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan untuk menilai faktor risiko kualitas tidur buruk dan hubungannya dengan fungsi kognitif terutama pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. \nMetode: Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan desain potong-lintang dimana pengambilan data dilakukan secara serentak dalam satu waktu. Data diperoleh dari wawancara dengan menggunakan kuesioner yang telah divalidasi, Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk kualitas tidur dan Montreal Cognitive Assessment (MoCA) untuk fungsi kognitif, dengan teknik stratified random sampling. \nHasil: Insidensi kualitas tidur buruk pada sampel adalah 69% dengan dominasi laki-laki, usia 17-19 tahun, indeks massa tubuh lebih tinggi, dan konsumsi minuman berkafein. Sedangkan insidensi gangguan kognitif ringan sebesar 42%. Uji Chi-Square dan Spearman Rank menunjukkan hubungan yang signifikan (p=0,009) dan korelasi lemah (r=0,262, p=0,008) antara kelompok usia dengan kualitas tidur, sedangkan tidak ada hubungan antara jenis kelamin (p=0,517) dan indeks massa tubuh (p=0,322) dengan kualitas tidur. Uji Fisher's Exact tidak menunjukan hubungan antara konsumsi kafein (p=0,778) dengan kualitas tidur. Menurut uji Chi-Square, kualitas tidur juga tidak berhubungan dengan fungsi kognitif (p=0.993). \nKesimpulan: Tidak ditemukan hubungan antara kualitas tidur dengan fungsi kognitif, namun terdapat hubungan yang signifikan dan korelasi lemah antara kelompok usia dengan kualitas tidur.","PeriodicalId":14697,"journal":{"name":"JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.53366/jimki.v9i2.474","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
ABSTRAK
Pendahuluan: Tidur merupakan kebutuhan esensial dalam kehidupan sehari-hari yang memiliki banyak fungsi, terutama proses pemulihan neuron di neokorteks setelah berbagai aktivitas. Kualitas tidur yang buruk sering ditemukan sebagai akibat dari tuntutan pekerjaan, akademis, gaya hidup, dan budaya sosial. Hal ini dapat mengganggu fungsi kognitif sehingga berdampak pada kualitas hidup sehari-hari. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan untuk menilai faktor risiko kualitas tidur buruk dan hubungannya dengan fungsi kognitif terutama pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan desain potong-lintang dimana pengambilan data dilakukan secara serentak dalam satu waktu. Data diperoleh dari wawancara dengan menggunakan kuesioner yang telah divalidasi, Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk kualitas tidur dan Montreal Cognitive Assessment (MoCA) untuk fungsi kognitif, dengan teknik stratified random sampling.
Hasil: Insidensi kualitas tidur buruk pada sampel adalah 69% dengan dominasi laki-laki, usia 17-19 tahun, indeks massa tubuh lebih tinggi, dan konsumsi minuman berkafein. Sedangkan insidensi gangguan kognitif ringan sebesar 42%. Uji Chi-Square dan Spearman Rank menunjukkan hubungan yang signifikan (p=0,009) dan korelasi lemah (r=0,262, p=0,008) antara kelompok usia dengan kualitas tidur, sedangkan tidak ada hubungan antara jenis kelamin (p=0,517) dan indeks massa tubuh (p=0,322) dengan kualitas tidur. Uji Fisher's Exact tidak menunjukan hubungan antara konsumsi kafein (p=0,778) dengan kualitas tidur. Menurut uji Chi-Square, kualitas tidur juga tidak berhubungan dengan fungsi kognitif (p=0.993).
Kesimpulan: Tidak ditemukan hubungan antara kualitas tidur dengan fungsi kognitif, namun terdapat hubungan yang signifikan dan korelasi lemah antara kelompok usia dengan kualitas tidur.