{"title":"HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KADAR GULA DARAH LANSIA DI DESA MANURUNGE, KABUPATEN BONE","authors":"Ichsan Trisutrisno Hasminindar, Irda Nurdin, Mustar, Hasnidar","doi":"10.56836/journaliskb.v9i2.75","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Lansia merupakan kelompok usia yang mengalami proses penuaan dan rentan terhadap penyakit. Bertambahnya jumlah lansia di Indonesia akan membawa pengaruh besar dalam pengelolaan kesehatan. Permasalahan kesehatan pada kelompok umur ini sangat erat kaitannya dengan masalah status gizi baik itu gizi kurang, gizi lebih dan obesitas. Selain masalah kekurangan gizi, masalah obesitas juga sering dialami oleh lansia karena aktivitas sudah berkurang sementara asupan makanan tidak dikurangi atau bahkan berlebihan. Kondisi ini dapat memicu timbulnya berbagai penyakit degeneratif, salah satunya diabetes melitus. Diabetes Melitus adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya kelainan metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan kadar gula darah Lansia di Desa Manurunge, Kabupaten Bone. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel 64 orang. Penentuan sampel menggunakan rumus uji hipotesis beda dua proporsi. Teknik analisis data meliputi analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji chi square. Hasil analisis diketahui dari 64 responden ditemukan 53,1% yang memiliki status gizi normal, sedangkan yang berstatus gizi lebih 46.9%. Adapun responden yang memiliki kadar gula darah tinggi yaitu 56.2% , sedangkan yang normal 43,8%. Setelah dilakukan pengujian secara statistik diperoleh hasil hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kadar gula darah lansia p=0.001 dengan OR =7.333 (2.350-22.884) artinya seseorang dengan status gizi lebih memiliki peluang memiliki kadar gula darah yang tinggi, sehingga berisiko mengalami kejadian diabetes mellitus tipe 2 sebesar 7.333 kali dibanding yang memiliki status gizi yang normal","PeriodicalId":31281,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes","volume":"82 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-08-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.56836/journaliskb.v9i2.75","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Lansia merupakan kelompok usia yang mengalami proses penuaan dan rentan terhadap penyakit. Bertambahnya jumlah lansia di Indonesia akan membawa pengaruh besar dalam pengelolaan kesehatan. Permasalahan kesehatan pada kelompok umur ini sangat erat kaitannya dengan masalah status gizi baik itu gizi kurang, gizi lebih dan obesitas. Selain masalah kekurangan gizi, masalah obesitas juga sering dialami oleh lansia karena aktivitas sudah berkurang sementara asupan makanan tidak dikurangi atau bahkan berlebihan. Kondisi ini dapat memicu timbulnya berbagai penyakit degeneratif, salah satunya diabetes melitus. Diabetes Melitus adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya kelainan metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan kadar gula darah Lansia di Desa Manurunge, Kabupaten Bone. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel 64 orang. Penentuan sampel menggunakan rumus uji hipotesis beda dua proporsi. Teknik analisis data meliputi analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji chi square. Hasil analisis diketahui dari 64 responden ditemukan 53,1% yang memiliki status gizi normal, sedangkan yang berstatus gizi lebih 46.9%. Adapun responden yang memiliki kadar gula darah tinggi yaitu 56.2% , sedangkan yang normal 43,8%. Setelah dilakukan pengujian secara statistik diperoleh hasil hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kadar gula darah lansia p=0.001 dengan OR =7.333 (2.350-22.884) artinya seseorang dengan status gizi lebih memiliki peluang memiliki kadar gula darah yang tinggi, sehingga berisiko mengalami kejadian diabetes mellitus tipe 2 sebesar 7.333 kali dibanding yang memiliki status gizi yang normal