Pembinaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pangan Oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan untuk Mendungukung Perkembangan Ekonomi

Q2 Social Sciences Cakrawala Pendidikan Pub Date : 2023-06-09 DOI:10.32781/cakrawala.v17i1.444
Ajeng Ilastria Rosalina, Rakhmawati Rosydah, Resta Satiti, Lia Anggraini
{"title":"Pembinaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pangan Oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan untuk Mendungukung Perkembangan Ekonomi","authors":"Ajeng Ilastria Rosalina, Rakhmawati Rosydah, Resta Satiti, Lia Anggraini","doi":"10.32781/cakrawala.v17i1.444","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Aspek pangan berubah secara signifikan ketika masyarakat mengalami perkembangan ekonomi. Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) pangan merespon dengan baik perubahan tersebut dengan produksi jenis makanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. UMKM pangan seringkali mengalami kesulitan dalam memahami persyaratan Good Manufacturing Practice (GMP), sehingga menyebabkan keraguan untuk memulai penerapan GMP. Oleh karena itu, sejak tahun 2019 Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mulai memberikan fasilitasi dan pendampingan terhadap UMKM pangan. Pembinaan dilakukan melakukan skrining, pembinaan, evaluasi akhir, dan penerbitan rekomendasi penerapan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB). Proses skrining adalah tahap awal untuk memilih sarana yang akan diberikan pembinaan. Tulisan ini dibuat untuk mengkaji secara statistik hasil skrining hingga mendapatkan Nomor Izin Edar (NIE). Dari hasil uji korelasi multivariat diperoleh bahwa faktor penilaian yakni aspek Sanitasi dan Hygiene, Penyimpanan, Dokumentasi, serta Bangunan dan Fasilitas, tidak menunjukkan pengaruh signifikan (nilai-P> 0,05) terhadap hasil akhir yakni perolehan NIE. Dengan kata lain, hasil skrining awal tidak sepenuhnya dapat menggambarkan hasil akhir yakni perolehan NIE. Sehingga Badan POM tidak dapat menggunakan hasil skrining sebagai dasar utama dalam memilih sarana untuk difasilitasi. Faktor perancu yang mungkin mempengaruhi UMKM dalam memenuhi persyaratan GMP dan memperoleh NIE diantaranya adalah kemauan pelaku usaha, keadaan keuangan perusahaan serta dorongan dari BPOM sebagai fasilitator.","PeriodicalId":52186,"journal":{"name":"Cakrawala Pendidikan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-06-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Cakrawala Pendidikan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.32781/cakrawala.v17i1.444","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"Q2","JCRName":"Social Sciences","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Aspek pangan berubah secara signifikan ketika masyarakat mengalami perkembangan ekonomi. Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) pangan merespon dengan baik perubahan tersebut dengan produksi jenis makanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. UMKM pangan seringkali mengalami kesulitan dalam memahami persyaratan Good Manufacturing Practice (GMP), sehingga menyebabkan keraguan untuk memulai penerapan GMP. Oleh karena itu, sejak tahun 2019 Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mulai memberikan fasilitasi dan pendampingan terhadap UMKM pangan. Pembinaan dilakukan melakukan skrining, pembinaan, evaluasi akhir, dan penerbitan rekomendasi penerapan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB). Proses skrining adalah tahap awal untuk memilih sarana yang akan diberikan pembinaan. Tulisan ini dibuat untuk mengkaji secara statistik hasil skrining hingga mendapatkan Nomor Izin Edar (NIE). Dari hasil uji korelasi multivariat diperoleh bahwa faktor penilaian yakni aspek Sanitasi dan Hygiene, Penyimpanan, Dokumentasi, serta Bangunan dan Fasilitas, tidak menunjukkan pengaruh signifikan (nilai-P> 0,05) terhadap hasil akhir yakni perolehan NIE. Dengan kata lain, hasil skrining awal tidak sepenuhnya dapat menggambarkan hasil akhir yakni perolehan NIE. Sehingga Badan POM tidak dapat menggunakan hasil skrining sebagai dasar utama dalam memilih sarana untuk difasilitasi. Faktor perancu yang mungkin mempengaruhi UMKM dalam memenuhi persyaratan GMP dan memperoleh NIE diantaranya adalah kemauan pelaku usaha, keadaan keuangan perusahaan serta dorongan dari BPOM sebagai fasilitator.
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
由药品和食品监管机构进行小规模、小规模和中级食品开发,以阻碍经济发展
随着社会经济的发展,食品方面发生了重大变化。小规模、中小企业(UMKM)食品对这种变化反应良好,生产符合社会需求的食品。UMKM食品经常在理解善制造实践的要求方面遇到困难,因此对启动GMP表示怀疑。因此,自2019年起,美国食品和药物(监理署BPOM)开始对粮食UMKM提供便利和庇护所。培训进行了筛选、培训、最终评估和发布关于如何生产优质食品(CPPOB)的应用建议。筛选过程是选择提供指导的手段的早期阶段。这篇文章的目的是对结果的统计数据进行评估,直到得到一个许可证号码。multivariat化验结果的相关性,即评估因素方面获得卫生和Hygiene、云存储、文件和建筑和设施,不表现出明显的影响(nilai-P > 0。05)对聂即获得结果。换句话说,早期筛查的结果完全无法描述即聂获得结果。因此加油站不能用机构筛选结果作为选择的手段促成的主要基础。符合GMP要求的UMKM perancu可能的影响因素和罪犯获得其中聂是意志努力,公司财务状况以及BPOM作为促进者的冲动。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
Cakrawala Pendidikan
Cakrawala Pendidikan Social Sciences-Education
CiteScore
2.70
自引率
0.00%
发文量
58
审稿时长
8 weeks
期刊最新文献
Enjoyment in physical education learning: The effect of learning approach and gender The influence of internal and external visual imagery on self-confidence in learning gymnastics The existence of Malaqbiq Tau Mandar local culture to empower students' educational character of West Sulawesi University Examining efl teachers’ knowledge, attitudes and perceived practices of differentiated instruction in English classrooms Value added of teaching factory learning in services production unit to prepare graduate work readiness
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1