{"title":"Konsep Diri Sosial Pada Siswa Kelas VII Ditinjau dari Status Teman Sebaya di SMP Negeri 1 Kota Mojokerto","authors":"Petricha Mike Vialida","doi":"10.21009/insight.081.01","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti di SMP Negeri 1 Kota Mojokerto terdapat beberapa permasalahan perselisihan yang terjadi antar peserta didik baru kelas VII. Dampaknya adalah peserta didik yang menjadi korban cenderung menjadi pendiam saat dikelas. Kondisi tersebut memungkinkan adanya pandangan atau penilaian yang negatif tentang dirinya dalam bersosialisasi dengan teman sebayanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk konsep diri sosial peserta didik ditinjau dari status teman sebaya di kelas VII. \nJenis penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif. Bentuk desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Alat pengumpul data yang dipakai adalah wawancara, observasi serta dokumentasi sebagai alat pelengkap. Subjek dalam penelitian ini adalah 5 peserta didik dari kelas VII di SMP Negeri 1 Kota Mojokerto yang mewakili tiap kategori status kelompok sebaya. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data metode alir dari Miles dan Huberman. \nBerdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa ada 4 peserta didik yang memiliki konsep diri sosial yang positif dan 1 peserta didik yang memiliki konsep diri sosial yang negatif. Untuk konsep diri sosial positif terdiri dari anak populer, anak terabaikan, anak kontroversial, dan anak rata-rata. Sedangkan konsep diri sosial negatif terdiri anak yang ditolak. Dari faktor penerimaan sosial sudah dapat diketahui konsep diri sosial peserta didik. Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan, 4 peserta didik yang memiliki konsep diri sosial positif merasa diterima di kelas. Sehingga tidak ada masalah bagi mereka untuk berbaur dengan teman di kelas.","PeriodicalId":32928,"journal":{"name":"Insight Jurnal Bimbingan dan Konseling","volume":"9 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Insight Jurnal Bimbingan dan Konseling","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21009/insight.081.01","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti di SMP Negeri 1 Kota Mojokerto terdapat beberapa permasalahan perselisihan yang terjadi antar peserta didik baru kelas VII. Dampaknya adalah peserta didik yang menjadi korban cenderung menjadi pendiam saat dikelas. Kondisi tersebut memungkinkan adanya pandangan atau penilaian yang negatif tentang dirinya dalam bersosialisasi dengan teman sebayanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk konsep diri sosial peserta didik ditinjau dari status teman sebaya di kelas VII.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif. Bentuk desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Alat pengumpul data yang dipakai adalah wawancara, observasi serta dokumentasi sebagai alat pelengkap. Subjek dalam penelitian ini adalah 5 peserta didik dari kelas VII di SMP Negeri 1 Kota Mojokerto yang mewakili tiap kategori status kelompok sebaya. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data metode alir dari Miles dan Huberman.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa ada 4 peserta didik yang memiliki konsep diri sosial yang positif dan 1 peserta didik yang memiliki konsep diri sosial yang negatif. Untuk konsep diri sosial positif terdiri dari anak populer, anak terabaikan, anak kontroversial, dan anak rata-rata. Sedangkan konsep diri sosial negatif terdiri anak yang ditolak. Dari faktor penerimaan sosial sudah dapat diketahui konsep diri sosial peserta didik. Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan, 4 peserta didik yang memiliki konsep diri sosial positif merasa diterima di kelas. Sehingga tidak ada masalah bagi mereka untuk berbaur dengan teman di kelas.
七年级学生的社会自我概念是由位于SMP Negeri 1 city Mojokerto的同龄人提出的
Mojokerto市SMP Negeri 1 city的研究人员进行的初步研究发现,新七班的学习者之间存在一些分歧。其结果是,受害者学习者往往在课堂上沉默不语。这种情况允许她在与同龄人的交往中对自己有负面的看法或评价。本研究旨在了解参与者在七年级中同伴地位的自我概念的形式。这种研究是一种定性的定性方法。本研究采用的研究设计形式为个案研究。数据收集工具包括访谈、观察和文件作为补充。本研究的对象是美国公立小学(Mojokerto)七班的五名教师,他们代表了每一类同侪的地位。所使用的数据分析技术是迈尔斯和胡伯曼的alir方法分析技术。根据所作的分析结果,我们发现有4名学习者积极的社会自我概念和1名学习者有消极的社会自我概念。积极的社会自我概念是由受欢迎的、被忽视的、有争议的孩子和一般的孩子组成的。而消极的社会自我概念是由被拒绝的孩子组成的。社会接受因素是已知的学习者的社会自我概念。根据研究人员进行的采访结果,4名积极社交自我概念的学习者在课堂上感到受欢迎。这样他们就可以和同学们混在一起了。