{"title":"ASUHAN KEPERAWATAN STROKE ISKEMIK DENGAN FAKTOR KOMPLIKASI HYPOKALEMIA DI RUANG CEMPAKA RS Swasta BEKASI BARAT SELAMA PANDEMI COVID-19","authors":"Christine Rodo, Devi Susanti","doi":"10.47522/jmk.v4i1.99","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pendahuluan: Stroke merupakan masalah kesehatan yang penting dan perlu mendapat perhatian. Stroke iskemik adalah hilangnya fungsi otak yang disebabkan oleh terhentinya suplai darah ke bagian otak yang disebabkan oleh trombus atau embolus. Stroke atau gangguan peredaran darah serebral (GPDO) merupakan penyakit saraf yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Menurut hasil Riset Kesehatan Daerah (RIKESDAS) Provinsi Jawa Barat memiliki prevalensi stroke sebesar 11,4% dan memiliki perkiraan jumlah penderita tertinggi yaitu 131.846 orang. Berdasarkan data rekam medis rumah sakit swasta di Bekasi Barat, dalam setahun terakhir diperoleh data sebanyak 101 pasien atau sekitar 1,98%. Berdasarkan data prevalensi stroke di atas, ditemukan bahwa kejadian stroke semakin meningkat setiap tahunnya. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui cara memberikan asuhan keperawatan pada pasien stroke iskemik dengan faktor penyulit hipokalemia di bangsal cempaka RSUD Bekasi Barat. \nMetode: Rancangan penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus menggunakan purposive sampling yaitu pengobatan dan observasi pasien stroke iskemik dengan faktor penyulit hipokalemia, dirawat di Ruang Medis Rumah Sakit Swasta Bekasi Barat. \nHasil: Pengkajian didapatkan 4 diagnosa keperawatan yaitu perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan emboli, ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan ketidakseimbangan cairan, gangguan menelan berhubungan dengan paralisis serebral, resiko cedera berhubungan dengan penurunan fungsi psikomotor, dan gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot. Intervensi prioritas dalam diagnosis perfusi serebral yang tidak efektif terkait dengan emboli adalah menilai tanda-tanda peningkatan TIK. Intervensi prioritas dalam diagnosis ketidakseimbangan elektrolit yang berhubungan dengan ketidakseimbangan cairan adalah pencatatan intake-output dan hitung balance cairan 24 jam. Intervensi prioritas dalam mendiagnosis risiko cedera terkait penurunan fungsi psikomotor adalah menghitung risiko jatuh menggunakan Skala Morse Jatuh setiap hari. Intervensi prioritas dalam diagnosis gangguan menelan adalah pemantauan tingkat kesadaran dan kemampuan menelan. Intervensi prioritas dalam diagnosis gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan penurunan kekuatan otot adalah mengajarkan mobilisasi sederhana yang akan dilakukan. \nKesimpulan: Asuhan keperawatan pada pasien stroke iskemik perlu memperhatikan masalah keperawatan yaitu perfusi serebral tanpa komplikasi.","PeriodicalId":17802,"journal":{"name":"Jurnal Mitra Kesehatan","volume":"64 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Mitra Kesehatan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.47522/jmk.v4i1.99","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Pendahuluan: Stroke merupakan masalah kesehatan yang penting dan perlu mendapat perhatian. Stroke iskemik adalah hilangnya fungsi otak yang disebabkan oleh terhentinya suplai darah ke bagian otak yang disebabkan oleh trombus atau embolus. Stroke atau gangguan peredaran darah serebral (GPDO) merupakan penyakit saraf yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Menurut hasil Riset Kesehatan Daerah (RIKESDAS) Provinsi Jawa Barat memiliki prevalensi stroke sebesar 11,4% dan memiliki perkiraan jumlah penderita tertinggi yaitu 131.846 orang. Berdasarkan data rekam medis rumah sakit swasta di Bekasi Barat, dalam setahun terakhir diperoleh data sebanyak 101 pasien atau sekitar 1,98%. Berdasarkan data prevalensi stroke di atas, ditemukan bahwa kejadian stroke semakin meningkat setiap tahunnya. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui cara memberikan asuhan keperawatan pada pasien stroke iskemik dengan faktor penyulit hipokalemia di bangsal cempaka RSUD Bekasi Barat.
Metode: Rancangan penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus menggunakan purposive sampling yaitu pengobatan dan observasi pasien stroke iskemik dengan faktor penyulit hipokalemia, dirawat di Ruang Medis Rumah Sakit Swasta Bekasi Barat.
Hasil: Pengkajian didapatkan 4 diagnosa keperawatan yaitu perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan emboli, ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan ketidakseimbangan cairan, gangguan menelan berhubungan dengan paralisis serebral, resiko cedera berhubungan dengan penurunan fungsi psikomotor, dan gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot. Intervensi prioritas dalam diagnosis perfusi serebral yang tidak efektif terkait dengan emboli adalah menilai tanda-tanda peningkatan TIK. Intervensi prioritas dalam diagnosis ketidakseimbangan elektrolit yang berhubungan dengan ketidakseimbangan cairan adalah pencatatan intake-output dan hitung balance cairan 24 jam. Intervensi prioritas dalam mendiagnosis risiko cedera terkait penurunan fungsi psikomotor adalah menghitung risiko jatuh menggunakan Skala Morse Jatuh setiap hari. Intervensi prioritas dalam diagnosis gangguan menelan adalah pemantauan tingkat kesadaran dan kemampuan menelan. Intervensi prioritas dalam diagnosis gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan penurunan kekuatan otot adalah mengajarkan mobilisasi sederhana yang akan dilakukan.
Kesimpulan: Asuhan keperawatan pada pasien stroke iskemik perlu memperhatikan masalah keperawatan yaitu perfusi serebral tanpa komplikasi.