{"title":"Identifikasi Penggunaan Masker yang Tepat pada Wajah Berbasis Deteksi Mulut dan Hidung","authors":"Denny Hardiyanto, Ihtiari Prastyaningrum, Umi Kholifah, Dyah Anggun Sartika","doi":"10.22146/jnteti.v11i4.3077","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Saat masa pandemi, penggunaan masker yang tepat pada wajah merupakan hal yang sangat penting guna mengurangi dan mencegah penularan COVID-19 antarmanusia. Namun, fenomena yang sering terlihat di lingkungan masyarakat menunjukkan bahwa banyak masyarakat yang belum peduli terhadap penggunaan masker yang tepat. Contoh penggunaan masker yang salah adalah masker digunakan untuk menutup mulut saja. Bahkan mayoritas masyarakat menggunakan masker pada dagu saja. Saat ini masih banyak juga masyarakat yang tidak menggunakan masker saat bepergian maupun saat berbicara dengan orang lain. Dapat dikatakan bahwa kepedulian penggunaan masker masih sangat rendah. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan mendapatkan algoritme identifikasi penggunaan masker yang tepat pada wajah melalui foto atau gambar digital. Algoritme dasar yang digunakan adalah algoritme deteksi wajah, deteksi hidung, dan deteksi mulut yang dikembangkan oleh Viola dan Jones. Kemudian, algoritme-algoritme tersebut dikombinasikan sehingga menjadi algoritme yang kuat dalam mendeteksi penggunaan masker yang tepat pada wajah. Data-data yang diujikan diklasifikasikan ke dalam lima kategori, yakni citra bermasker dengan tepat, citra bermasker dengan hidung terlihat, citra bermasker dengan mulut terlihat, citra wajah dengan masker di dagu, dan citra campuran dengan berbagai aksesori. Dari penelitian menggunakan enam puluh citra uji dengan berbagai variasi atribut, diperoleh hasil akhir nilai akurasi sebesar 90%, nilai sensitivitas sebesar 100%, dan nilai spesifisitas sebesar 62,5%. Nilai spesifisitas yang rendah diakibatkan oleh masih banyaknya kesalahan-kesalahan deteksi pada atribut false positive (FP), yang artinya sistem masih mendeteksi objek lain yang bukan objek mulut dan objek hidung. Diharapkan penelitian ini dapat dikembangkan dan disinergikan dengan aplikasi lain sehingga dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang penggunaan masker yang tepat.","PeriodicalId":31477,"journal":{"name":"Jurnal Nasional Teknik Elektro dan Teknologi Informasi","volume":"74 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-11-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Nasional Teknik Elektro dan Teknologi Informasi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22146/jnteti.v11i4.3077","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Saat masa pandemi, penggunaan masker yang tepat pada wajah merupakan hal yang sangat penting guna mengurangi dan mencegah penularan COVID-19 antarmanusia. Namun, fenomena yang sering terlihat di lingkungan masyarakat menunjukkan bahwa banyak masyarakat yang belum peduli terhadap penggunaan masker yang tepat. Contoh penggunaan masker yang salah adalah masker digunakan untuk menutup mulut saja. Bahkan mayoritas masyarakat menggunakan masker pada dagu saja. Saat ini masih banyak juga masyarakat yang tidak menggunakan masker saat bepergian maupun saat berbicara dengan orang lain. Dapat dikatakan bahwa kepedulian penggunaan masker masih sangat rendah. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan mendapatkan algoritme identifikasi penggunaan masker yang tepat pada wajah melalui foto atau gambar digital. Algoritme dasar yang digunakan adalah algoritme deteksi wajah, deteksi hidung, dan deteksi mulut yang dikembangkan oleh Viola dan Jones. Kemudian, algoritme-algoritme tersebut dikombinasikan sehingga menjadi algoritme yang kuat dalam mendeteksi penggunaan masker yang tepat pada wajah. Data-data yang diujikan diklasifikasikan ke dalam lima kategori, yakni citra bermasker dengan tepat, citra bermasker dengan hidung terlihat, citra bermasker dengan mulut terlihat, citra wajah dengan masker di dagu, dan citra campuran dengan berbagai aksesori. Dari penelitian menggunakan enam puluh citra uji dengan berbagai variasi atribut, diperoleh hasil akhir nilai akurasi sebesar 90%, nilai sensitivitas sebesar 100%, dan nilai spesifisitas sebesar 62,5%. Nilai spesifisitas yang rendah diakibatkan oleh masih banyaknya kesalahan-kesalahan deteksi pada atribut false positive (FP), yang artinya sistem masih mendeteksi objek lain yang bukan objek mulut dan objek hidung. Diharapkan penelitian ini dapat dikembangkan dan disinergikan dengan aplikasi lain sehingga dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang penggunaan masker yang tepat.