Muhammad Ridho Rizky Nanda, Rizki Rahmadhani, Mohd. Andalas Mohd. Andalas
{"title":"HIPEREMESIS GRAVIDARUM","authors":"Muhammad Ridho Rizky Nanda, Rizki Rahmadhani, Mohd. Andalas Mohd. Andalas","doi":"10.24815/jks.v19i2.18065","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstrak. Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai akhir kehamilan 20 minggu. Etiologinya belum diketahui secara pasti, tetapi beberapa ahli yang menyatakan bahwa erat hubungannya dengan faktor endokrin dan non endokrin. Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-60 % multigravida. 3, 4 Presentase hormon β-HCG akan meningkat sesuai dengan pertumbuhan plasenta. Diperkirakan hormon inilah yang mengakibatkan muntah melalui rangsangan terhadap otot polos lambung. Sehingga, semakin tinggi hormon HCG, semakin cepat pula rangsangan terhadap muntah mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan janin. 4, 5, 6 Pada laporan kasus ini, kami memaparkan seorang wanita G1 Hamil 14-15 minggu datang dengan keluhan lemas akibat mual dan muntah sebanyak 20 kali sehari sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Berdasarkan pemeriksaan fisik ditemukan mata cekung dengan turgor kembali 2 detik. Hasil Laboratorium menunjukkan adanya hipoglikemia, dan ketonuria. Hasil ultrasonography (USG) ditemukan janin tunggal hidup intrauterin, usia kehamilan 11-12 minggu, CRL 4,63 cm. Berdasarkan PUQE (Pregnancy Unique Quantification of Emesis and Nausea) score, pasien didiagnosis dengan hiperemesis gravidarum stadium 1 dan mendapatkan terapi cairan, injeksi anti-emetik 4 mg/2 ml per 8 jam, asam folat 400 mcg per hari, dan suplementasi vitamin B kompleks per hari.Kata Kunci : Hiperemesis gravidarum, ketonuria, PUQE score","PeriodicalId":32458,"journal":{"name":"JKS Jurnal Kedokteran Syiah Kuala","volume":"85 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JKS Jurnal Kedokteran Syiah Kuala","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24815/jks.v19i2.18065","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Abstract
Abstrak. Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai akhir kehamilan 20 minggu. Etiologinya belum diketahui secara pasti, tetapi beberapa ahli yang menyatakan bahwa erat hubungannya dengan faktor endokrin dan non endokrin. Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-60 % multigravida. 3, 4 Presentase hormon β-HCG akan meningkat sesuai dengan pertumbuhan plasenta. Diperkirakan hormon inilah yang mengakibatkan muntah melalui rangsangan terhadap otot polos lambung. Sehingga, semakin tinggi hormon HCG, semakin cepat pula rangsangan terhadap muntah mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan janin. 4, 5, 6 Pada laporan kasus ini, kami memaparkan seorang wanita G1 Hamil 14-15 minggu datang dengan keluhan lemas akibat mual dan muntah sebanyak 20 kali sehari sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Berdasarkan pemeriksaan fisik ditemukan mata cekung dengan turgor kembali 2 detik. Hasil Laboratorium menunjukkan adanya hipoglikemia, dan ketonuria. Hasil ultrasonography (USG) ditemukan janin tunggal hidup intrauterin, usia kehamilan 11-12 minggu, CRL 4,63 cm. Berdasarkan PUQE (Pregnancy Unique Quantification of Emesis and Nausea) score, pasien didiagnosis dengan hiperemesis gravidarum stadium 1 dan mendapatkan terapi cairan, injeksi anti-emetik 4 mg/2 ml per 8 jam, asam folat 400 mcg per hari, dan suplementasi vitamin B kompleks per hari.Kata Kunci : Hiperemesis gravidarum, ketonuria, PUQE score