Reni Rahmawati, P. Putir, M. Damiri, Yusinta Tanduh, Nursiah
{"title":"KERAGAMAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA (FMA) DI LAHAN GAMBUT KONVERSI HUTAN ALAM MENJADI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT","authors":"Reni Rahmawati, P. Putir, M. Damiri, Yusinta Tanduh, Nursiah","doi":"10.36873/jht.v15i1.1710","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keragaman Fungi Mikoriza Arbuskula(FMA) lahan gambut konversi hutan alam menjadi perkebunan kelapa sawit diKotawaringin Timur. Penelitian dilaksanakan pada 4 (empat) lokasi di KabupatenKotawaringin Timur, yakni: (1) Hutan rawa gambut alami di Kecamatan Kota Besi (2)Lahan gambut untuk perkebunan kelapa sawit umur tanam kurang dari 4 tahun diKecamatan Parenggean; (3) Lahan gambut perkebunan kelapa sawit umur tanam 4-10tahun di Kecamatan Cempaga; dan (4) Lahan gambut perkebunan kelapa sawit umurtanam di atas 10 tahun di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Pembuatan petakpengamatan ukuran 20 m x 20 m dibuat pada setiap lokasi sesuai metode ICRAF.Pengambilan sampel tanah dan akar secara komposit 5 (lima) titik pengambilan sampeltanah pada kedalaman 20 cm di masing-masing lokasi sekaligus sebagai ulangan. Berattanah sampel setiap titik sebanyak 500 gr, sehingga total sampel tanah tiap petakpengamatan adalah 2.500 gr. Sampel tanah tiap titik dalamsatu petak dicampur dalamsatu tempat hingga homogen untuk mewakili satu petak amatan, selanjutnya diambil 100g per titik. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif dan dibantu gambar, grafik,dan tabel. Hasil penelitian menunjukkan struktur infeksi yang membentuk struktur FMAberupa hifa dan vesikel, sedangkan struktur FMA berupa arbuskula tidak dijumpai.Kepadatan spora (100 g tanah gambut) tertinggi terjadi pada lahan gambut untukperkebunan kelapa sawit dengan usia tanam kurang dari 4 tahun (320,40), kelapa sawitusia antara 4-10 tahun (276,20), dan disusul tanaman kelapasawit usia di atas 10 tahun(211,20). Kepadatan spora terendah pada hutan gambut alami (152,20). Hasil identifikasispora FMA menemukan 12 (dua belas) spesies spora FMA genus Glomus sp. SporaFMA genus Glomus sp merupakan satu-satunya jenis spora FMA, baik pada hutangambut alami maupun lahan gambut untuk perkebunan kelapa sawit dengan berbagaiusia tanam. Rata-rata kelimpahan Spora FMA Genus Glomus sp (100 g tanah gambut)tertinggi pada lahan gambut untuk perkebunan kelapa sawit usia tanam kurang 4 tahun(112,80), disusul kelapa sawit usia tanam antara 4-10 tahun (104,10), dan hutan gambutalami (64,20). Rata-rata terendah pada lahan gambut untuk perkebunan kelapa sawit usiatanam di atas 10 tahun (47,40). Rata-rata kelimpahan relatif Spora FMA Genus Glomus sp (100 g tanah gambut) tertinggi pada hutan gambut alami (42,64%), kemudian lahan gambut untuk perkebunan kelapa sawit usia tanam antara 4-10 tahun (37,69%), kelapa sawit usia tanam kurang 4 tahun (35,34%). Rata-rata terendah pada lahan gambut untukperkebunan kelapa sawit usia tanam di atas 10 tahun (22,48%).Kata kunci : mikoriza, lahan gambut, kelapa sawit, identifikasi, struktur, kelimpahan","PeriodicalId":42714,"journal":{"name":"Jurnal Manajemen Hutan Tropika","volume":"44 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.4000,"publicationDate":"2022-01-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Manajemen Hutan Tropika","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36873/jht.v15i1.1710","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"Q4","JCRName":"FORESTRY","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keragaman Fungi Mikoriza Arbuskula(FMA) lahan gambut konversi hutan alam menjadi perkebunan kelapa sawit diKotawaringin Timur. Penelitian dilaksanakan pada 4 (empat) lokasi di KabupatenKotawaringin Timur, yakni: (1) Hutan rawa gambut alami di Kecamatan Kota Besi (2)Lahan gambut untuk perkebunan kelapa sawit umur tanam kurang dari 4 tahun diKecamatan Parenggean; (3) Lahan gambut perkebunan kelapa sawit umur tanam 4-10tahun di Kecamatan Cempaga; dan (4) Lahan gambut perkebunan kelapa sawit umurtanam di atas 10 tahun di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Pembuatan petakpengamatan ukuran 20 m x 20 m dibuat pada setiap lokasi sesuai metode ICRAF.Pengambilan sampel tanah dan akar secara komposit 5 (lima) titik pengambilan sampeltanah pada kedalaman 20 cm di masing-masing lokasi sekaligus sebagai ulangan. Berattanah sampel setiap titik sebanyak 500 gr, sehingga total sampel tanah tiap petakpengamatan adalah 2.500 gr. Sampel tanah tiap titik dalamsatu petak dicampur dalamsatu tempat hingga homogen untuk mewakili satu petak amatan, selanjutnya diambil 100g per titik. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif dan dibantu gambar, grafik,dan tabel. Hasil penelitian menunjukkan struktur infeksi yang membentuk struktur FMAberupa hifa dan vesikel, sedangkan struktur FMA berupa arbuskula tidak dijumpai.Kepadatan spora (100 g tanah gambut) tertinggi terjadi pada lahan gambut untukperkebunan kelapa sawit dengan usia tanam kurang dari 4 tahun (320,40), kelapa sawitusia antara 4-10 tahun (276,20), dan disusul tanaman kelapasawit usia di atas 10 tahun(211,20). Kepadatan spora terendah pada hutan gambut alami (152,20). Hasil identifikasispora FMA menemukan 12 (dua belas) spesies spora FMA genus Glomus sp. SporaFMA genus Glomus sp merupakan satu-satunya jenis spora FMA, baik pada hutangambut alami maupun lahan gambut untuk perkebunan kelapa sawit dengan berbagaiusia tanam. Rata-rata kelimpahan Spora FMA Genus Glomus sp (100 g tanah gambut)tertinggi pada lahan gambut untuk perkebunan kelapa sawit usia tanam kurang 4 tahun(112,80), disusul kelapa sawit usia tanam antara 4-10 tahun (104,10), dan hutan gambutalami (64,20). Rata-rata terendah pada lahan gambut untuk perkebunan kelapa sawit usiatanam di atas 10 tahun (47,40). Rata-rata kelimpahan relatif Spora FMA Genus Glomus sp (100 g tanah gambut) tertinggi pada hutan gambut alami (42,64%), kemudian lahan gambut untuk perkebunan kelapa sawit usia tanam antara 4-10 tahun (37,69%), kelapa sawit usia tanam kurang 4 tahun (35,34%). Rata-rata terendah pada lahan gambut untukperkebunan kelapa sawit usia tanam di atas 10 tahun (22,48%).Kata kunci : mikoriza, lahan gambut, kelapa sawit, identifikasi, struktur, kelimpahan