{"title":"ANALISIS KELAYAKAN INTRODUKSI TANAM GANDA (DOUBLE ROW) UBI KAYU PADA USAHATANI SISTEM TUMPANGSARI DI LAHAN KERING DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL","authors":"S. Subagiyo, Charisnalia Charisnalia","doi":"10.24198/agricore.v2i1.15071","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan introduksi tanam ganda (double raw) ubi kayupada system tumpangsari di lahan kering Kabupaten Gunungkidul. Penelitian dilaksanakan padabulan Januari sampai dengan bulan Oktober 2016 di Desa Namberan, Paliyan, KabupatenGunungkidul. Metodelogi yang digunakan dengan pendekatan on partisipatif farm research dansurvai, dengan jumlah responden 30 orang. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisismenggunakan pendekatan analisis Marginal Benefit Cost Ratio (MBCR). Hasil Penelitianmenunjukkan bahwa introduksi tanam ganda ubi kayu pada sistem tumpangsari yang biasadilakukan oleh para petani kabupaten Gunungkidul yaitu tanaman ubi kayu ditanam di awal musimhujan sekaligus menanam padi, setelah padi dipanen disusul dengan tanaman kacang tanah disisipidengan tanaman jagung. Sedangkan ubi kayu di panen paling akhir, dengan system tumpangsari inipetani dalam satu tahun panen 3 kali yaitu padi, jagung kacang tanah dan ubi kayu. Berdasarkananalisis kelayakan introduksi tanam ganda pada usahatani dengan sistem tumpangsari memberikantambahan pendapatan dalam satu tahun sebesar Rp 1.530.700 dengan nilai MBCR ratio sebesar2,33.Kata kunci: Usahatani, tumpangsari, lahan kering.ABSTRACTThis study aims to analyze the feasibility of the introduction of double planting of cassava in theintercropping system in dry land of Gunungkidul Regency. The study was conducted from January toOctober 2016 in Namberan Village, Paliyan, Gunungkidul Regency. Methodology used withparticipatory approach on farm research and survey, with 20 respondents. The collected data is thenanalyzed using Marginal Benefit Cost Ratio (MBCR) analysis approach. The results showed that theintroduction of double cassava planting in the intercropping system commonly done by the farmersof Gunungkidul district that is cassava planted at the beginning of the rainy season as well asplanting rice, after harvested rice followed by peanut crops inserted with corn crops. While thecassava in the last harvest, with this intercropping system farmers in one year harvest 3 times that ofrice, corn peanuts and cassava. Based on the analysis of the feasibility of introduction of doublecropping in farming with intercropping system gives additional income in one year amounting to Rp1,530,700 with MBCR ratio value equal to 2,33.Keywords: Farming, intercropping, dry land","PeriodicalId":7520,"journal":{"name":"Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad","volume":"19 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2017-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24198/agricore.v2i1.15071","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan introduksi tanam ganda (double raw) ubi kayupada system tumpangsari di lahan kering Kabupaten Gunungkidul. Penelitian dilaksanakan padabulan Januari sampai dengan bulan Oktober 2016 di Desa Namberan, Paliyan, KabupatenGunungkidul. Metodelogi yang digunakan dengan pendekatan on partisipatif farm research dansurvai, dengan jumlah responden 30 orang. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisismenggunakan pendekatan analisis Marginal Benefit Cost Ratio (MBCR). Hasil Penelitianmenunjukkan bahwa introduksi tanam ganda ubi kayu pada sistem tumpangsari yang biasadilakukan oleh para petani kabupaten Gunungkidul yaitu tanaman ubi kayu ditanam di awal musimhujan sekaligus menanam padi, setelah padi dipanen disusul dengan tanaman kacang tanah disisipidengan tanaman jagung. Sedangkan ubi kayu di panen paling akhir, dengan system tumpangsari inipetani dalam satu tahun panen 3 kali yaitu padi, jagung kacang tanah dan ubi kayu. Berdasarkananalisis kelayakan introduksi tanam ganda pada usahatani dengan sistem tumpangsari memberikantambahan pendapatan dalam satu tahun sebesar Rp 1.530.700 dengan nilai MBCR ratio sebesar2,33.Kata kunci: Usahatani, tumpangsari, lahan kering.ABSTRACTThis study aims to analyze the feasibility of the introduction of double planting of cassava in theintercropping system in dry land of Gunungkidul Regency. The study was conducted from January toOctober 2016 in Namberan Village, Paliyan, Gunungkidul Regency. Methodology used withparticipatory approach on farm research and survey, with 20 respondents. The collected data is thenanalyzed using Marginal Benefit Cost Ratio (MBCR) analysis approach. The results showed that theintroduction of double cassava planting in the intercropping system commonly done by the farmersof Gunungkidul district that is cassava planted at the beginning of the rainy season as well asplanting rice, after harvested rice followed by peanut crops inserted with corn crops. While thecassava in the last harvest, with this intercropping system farmers in one year harvest 3 times that ofrice, corn peanuts and cassava. Based on the analysis of the feasibility of introduction of doublecropping in farming with intercropping system gives additional income in one year amounting to Rp1,530,700 with MBCR ratio value equal to 2,33.Keywords: Farming, intercropping, dry land