W. Nugraha, Wayan Suwartawan, Andika Prayoga, Linda Laksmiani, Pradnyana Putra, Sasi Ani
{"title":"Potensi Brazilein Potensi Brazilein dari Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Sebagai Agen Depigmentasi Kulit Secara In Silico","authors":"W. Nugraha, Wayan Suwartawan, Andika Prayoga, Linda Laksmiani, Pradnyana Putra, Sasi Ani","doi":"10.24843/JFU.2018.V07.I01.P02","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Hiperpigmentasi dan penggelapan kulit terjadi akibat sintesis melanin yang berlebihan yang disebabkan karena peningkatan aktivitas dari enzim tirosinase. Brazilein merupakan kandungan senyawa mayor yang terdapat dalam kayu secang (Caesalpinia Sappan L.) yang secara empiris mampu mencerahkan kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dari brazilein sebagai agen depigmentasi kulit terhadap protein target enzim tirosinase secara in silico dibandingkan dengan hidrokuinon dan asam askorbat. Tahapan penelitian ini meliputi optimasi struktur brazilein, hidrokuinon dan asam askorbat 3D dengan menggunakan program Hyperchem 8, Preparasi protein target dengan menggunakan program Chimera 1.10.1, dan validasi metode molecular docking serta docking brazilein, hidrokuinon dan asam askorbat pada protein target menggunakan Autodock 4.2. Hasil pengujian molecular docking adalah energi ikatan. Analisis data dilakukan dengan membandingkan energi ikatan hasil docking brazilein pada protein target dengan hasil docking antara hidrokuion dan asam askorbat dengan protein target. Nilai energi ikatan brazilein, hidrokuinon dan asam askorbat dengan protein target enzim tirosinase berturut-turut adalah -6,70 kkal/mol, -3,78 kkal/mol dan -3,84 kkal/mol. Nilai energi ikatan brazilein lebih besar dibandingkan hidrokuinon dan asam askorbat pada protein target. Semakin rendah energi ikatan ligan dengan protein target, maka semakin kuat ikatan yang terbentuk antara ligan dengan protein target dan begitu juga afinitas dari ligan terhadap protein target yang berbanding lurus dengan kekuatan dan kestabilan ikatan tersebut. Perbandingan nilai energi ikatan pada table 4.2 menunjukkan bahwa brazilein memiliki potensi lebih besar sebagai agen depigmentasi kulit dibandingkan dengan hidrokuinon dan asam askorbat dengan mekanisme menghambat enzim tirosinase secara in silico dengan metode molecular docking","PeriodicalId":17752,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Udayana","volume":"51 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-09-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Farmasi Udayana","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24843/JFU.2018.V07.I01.P02","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
Abstract
Hiperpigmentasi dan penggelapan kulit terjadi akibat sintesis melanin yang berlebihan yang disebabkan karena peningkatan aktivitas dari enzim tirosinase. Brazilein merupakan kandungan senyawa mayor yang terdapat dalam kayu secang (Caesalpinia Sappan L.) yang secara empiris mampu mencerahkan kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dari brazilein sebagai agen depigmentasi kulit terhadap protein target enzim tirosinase secara in silico dibandingkan dengan hidrokuinon dan asam askorbat. Tahapan penelitian ini meliputi optimasi struktur brazilein, hidrokuinon dan asam askorbat 3D dengan menggunakan program Hyperchem 8, Preparasi protein target dengan menggunakan program Chimera 1.10.1, dan validasi metode molecular docking serta docking brazilein, hidrokuinon dan asam askorbat pada protein target menggunakan Autodock 4.2. Hasil pengujian molecular docking adalah energi ikatan. Analisis data dilakukan dengan membandingkan energi ikatan hasil docking brazilein pada protein target dengan hasil docking antara hidrokuion dan asam askorbat dengan protein target. Nilai energi ikatan brazilein, hidrokuinon dan asam askorbat dengan protein target enzim tirosinase berturut-turut adalah -6,70 kkal/mol, -3,78 kkal/mol dan -3,84 kkal/mol. Nilai energi ikatan brazilein lebih besar dibandingkan hidrokuinon dan asam askorbat pada protein target. Semakin rendah energi ikatan ligan dengan protein target, maka semakin kuat ikatan yang terbentuk antara ligan dengan protein target dan begitu juga afinitas dari ligan terhadap protein target yang berbanding lurus dengan kekuatan dan kestabilan ikatan tersebut. Perbandingan nilai energi ikatan pada table 4.2 menunjukkan bahwa brazilein memiliki potensi lebih besar sebagai agen depigmentasi kulit dibandingkan dengan hidrokuinon dan asam askorbat dengan mekanisme menghambat enzim tirosinase secara in silico dengan metode molecular docking