{"title":"PEMODELAN PERLINDUNGAN SAMBARAN PETIR PADA TRANSFORMATOR DAYA DI GARDU INDUK TEGANGAN TINGGI","authors":"Fauzi Bramantyo, R. Rohana, Surya Hardi","doi":"10.47662/alulum.v11i1.431","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Sambaran petir merupakan gangguan yang sering terjadi pada saluran transmisi dapat mengakibatkan tegangan lebih transient pada saluran transmisi merambat ke ujung jaringan dan akhirnya mencapai gardu induk. Pada gardu banyak terdapat peralatan sensitif terhadap tegangan lebih diantanya transformator. Untuk mencegah kerusakan akibat tegangan lebih dipasang Arester. Simulasi penelitian dilakukan dengan menggunakan menggunakan software Alternative Transient Program (ATP). Arester dimodelkan sebagai model IEEE. Sambaran petir disimulasi ke kawat tanah menara transmisi. Arrester dipasang dilokasi sebelum dan sesudah menara terakhir dekat dengan transformator daya. Arus surja petir standard IEC bervariasi dari 20 kA hingga 100 kA dengan kelipatan 20 kA. Hasil diperoleh tegangan lebih maksimum terjadi ketika sistem diijeksikan arus petir 100 kA dengan kondisi sistem belum terpasang Arrester dengan tegangan puncak yang terjadi pada masing-masing fasa berturut-turut, Fasa A, Fasa B dan Fasa C sebesar 3.649 kV, 2.836 KV, dan 3.473 kV. Tegangan minimum yang terjadi ketika arus petir 20 kA diinjeksikan kedalam sistem yang sudah terpasang Arrester, dan Arrester dipasang setelah menara. Nilai tegangan puncak yang timbul pada Fasa A, Fasa B dan Fasa C berturut–turut sebesar 191 kV, 175 kV dan 175 kV. Pemasangan Arester dapat menurunkan tegangan lebih pada setiap fasanya dan lokasi pemasangan arrester yang paling efektif adalah dekat dengan transformator daya. \nKata kunci :","PeriodicalId":53331,"journal":{"name":"AlUlum","volume":"55 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-01-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"AlUlum","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.47662/alulum.v11i1.431","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Sambaran petir merupakan gangguan yang sering terjadi pada saluran transmisi dapat mengakibatkan tegangan lebih transient pada saluran transmisi merambat ke ujung jaringan dan akhirnya mencapai gardu induk. Pada gardu banyak terdapat peralatan sensitif terhadap tegangan lebih diantanya transformator. Untuk mencegah kerusakan akibat tegangan lebih dipasang Arester. Simulasi penelitian dilakukan dengan menggunakan menggunakan software Alternative Transient Program (ATP). Arester dimodelkan sebagai model IEEE. Sambaran petir disimulasi ke kawat tanah menara transmisi. Arrester dipasang dilokasi sebelum dan sesudah menara terakhir dekat dengan transformator daya. Arus surja petir standard IEC bervariasi dari 20 kA hingga 100 kA dengan kelipatan 20 kA. Hasil diperoleh tegangan lebih maksimum terjadi ketika sistem diijeksikan arus petir 100 kA dengan kondisi sistem belum terpasang Arrester dengan tegangan puncak yang terjadi pada masing-masing fasa berturut-turut, Fasa A, Fasa B dan Fasa C sebesar 3.649 kV, 2.836 KV, dan 3.473 kV. Tegangan minimum yang terjadi ketika arus petir 20 kA diinjeksikan kedalam sistem yang sudah terpasang Arrester, dan Arrester dipasang setelah menara. Nilai tegangan puncak yang timbul pada Fasa A, Fasa B dan Fasa C berturut–turut sebesar 191 kV, 175 kV dan 175 kV. Pemasangan Arester dapat menurunkan tegangan lebih pada setiap fasanya dan lokasi pemasangan arrester yang paling efektif adalah dekat dengan transformator daya.
Kata kunci :