E. Sartika, Sri Murniati, Iin Karnisah, Siti Yuliah, Agus Binarto, Fatmi Hadiani
{"title":"Pemberdayaan Masyarakat melalui Pengelolaan Sampah Mandiri di Lingkungan Kampung Sampora","authors":"E. Sartika, Sri Murniati, Iin Karnisah, Siti Yuliah, Agus Binarto, Fatmi Hadiani","doi":"10.30999/JPKM.V10I2.981","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Volume sampah di kampung Sampora meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. TPS tidak dapat menampung sampah, akibatnya menumpuk dan menimbulkan pemandangan yang kurang enak serta bau yang kurang sedap. Begitu juga dengan kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhadap sampah, masih rendah. Sampah dibuang sembarangan atau dibakar, asap pembakaran menimbulkan polusi. Polban sebagai salah satu instansi, turut mengambil peran dalam membantu menyelesaikan permasalahan ini melalui kegiatan PKM. Bedasarkan hasil survey, tim PKM Polban mengambil langkah solusi sebagai berikut : edukasi masyarakat, unit terkecil yakni keluarga untuk terbiasa dengan pilah sampah melalui program 3R ( Reduce, Reuse, Recycle ). Pelatihan pemanfaatan sampah anorganik, membuat produk daur ulang yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari atau dijual untuk menambah penghasilan. Pelatihan sampah organik, membuat pupuk untuk penghijauan, dan pendirian bank sampah untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke TPS. Metode yang digunakan adalah : pelatihan, bimtek, pendampingan, dan fasilitasi yang dilakukan sesuai protokol kesehatan sehubungan dengan pandemi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kesadaran dan kepedulian masyarakat meningkat, sebagian masyarakat sudah mulai memilah sampah, memanfaatkan pupuk sampah organik untuk tanaman. Sampah anorganik yakni kresek dan botol minuman (sampah dominan) untuk kerajinan : bunga, tas, dompet, dan lain sebagainya. Berdirinya bank sampah selain dapat mengurangi sampah anorganik juga dapat memberi penghasilan tambahan bagi nasabahnya. Kegiatan PKM ini diharapkan dapat memberi implikasi pada peningkatan kepedulian masyarakat terhadap sampah dan membangun kemandirian masyarakat dalam mengelola sampah. Berdasarkan hasil analisis kuesioner, terdapat perbedaan tingkat pengetahuan, perilaku terhadap pengelolaan sampah dan ketersedian sarana kebersihan sebelum dan setelah kegiatan PKM. Kata kunci : sampah, organik, anorganik","PeriodicalId":13462,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Community Engagement","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-03-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Indonesian Journal of Community Engagement","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30999/JPKM.V10I2.981","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Volume sampah di kampung Sampora meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. TPS tidak dapat menampung sampah, akibatnya menumpuk dan menimbulkan pemandangan yang kurang enak serta bau yang kurang sedap. Begitu juga dengan kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhadap sampah, masih rendah. Sampah dibuang sembarangan atau dibakar, asap pembakaran menimbulkan polusi. Polban sebagai salah satu instansi, turut mengambil peran dalam membantu menyelesaikan permasalahan ini melalui kegiatan PKM. Bedasarkan hasil survey, tim PKM Polban mengambil langkah solusi sebagai berikut : edukasi masyarakat, unit terkecil yakni keluarga untuk terbiasa dengan pilah sampah melalui program 3R ( Reduce, Reuse, Recycle ). Pelatihan pemanfaatan sampah anorganik, membuat produk daur ulang yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari atau dijual untuk menambah penghasilan. Pelatihan sampah organik, membuat pupuk untuk penghijauan, dan pendirian bank sampah untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke TPS. Metode yang digunakan adalah : pelatihan, bimtek, pendampingan, dan fasilitasi yang dilakukan sesuai protokol kesehatan sehubungan dengan pandemi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kesadaran dan kepedulian masyarakat meningkat, sebagian masyarakat sudah mulai memilah sampah, memanfaatkan pupuk sampah organik untuk tanaman. Sampah anorganik yakni kresek dan botol minuman (sampah dominan) untuk kerajinan : bunga, tas, dompet, dan lain sebagainya. Berdirinya bank sampah selain dapat mengurangi sampah anorganik juga dapat memberi penghasilan tambahan bagi nasabahnya. Kegiatan PKM ini diharapkan dapat memberi implikasi pada peningkatan kepedulian masyarakat terhadap sampah dan membangun kemandirian masyarakat dalam mengelola sampah. Berdasarkan hasil analisis kuesioner, terdapat perbedaan tingkat pengetahuan, perilaku terhadap pengelolaan sampah dan ketersedian sarana kebersihan sebelum dan setelah kegiatan PKM. Kata kunci : sampah, organik, anorganik