Clevia Levana Herryawan, I. Wahyuni, Pudji Lestari, Nurwasis Nurwasis
{"title":"Pengaruh Kebiasaan Paparan Radiasi Blue Light terhadap Kelainan Refraksi Mata pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga angkatan 2018","authors":"Clevia Levana Herryawan, I. Wahyuni, Pudji Lestari, Nurwasis Nurwasis","doi":"10.53366/jimki.v8i3.257","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Latar Belakang : Kelainan refraksi menduduki peringkat ketiga besar penyebab kebutaan. Kelainan refraksi sudah bukan hal yang jarang lagi terjadi pada mahasiswa kedokteran. Paparan sinar biru dari gawai berperan sebagai salah satu penyebab kelainan refraksi. Di era modern ini, dalam pembelajarannya mahasiswa kedokteran seringkali terpapar sinar biru yang berasal dari gawai. Penelitian dilakukan untuk melihat pengaruh kebiasaan paparan radiasi blue light terhadap kelainan refraksi. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan cross-sectional. Penentuan sampel penelitian menggunakan teknik total sampling dengan mengambil data seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga angkatan 2018. Hasil : Dari 83 subjek penelitian didapatkan 62,7% perempuan, 37,3% laki-laki. 16,9% berusia kurang dari 19 tahun, 51,8% berusia 19 tahun, 22,9% berusia 20 tahun dan 8,4% berusia diatas 20 tahun. P value antara hubungan silinder dengan jarak mata ke gawai 0,727. P value hubungan silinder dengan posisi 0,891. P value hubungan silinder dengan durasi penggunaan gawai 0,140. Hubungan miopi dengan jarak mata ke gawai didapatkan p value 0,702. Hubungan miopi dengan posisi, didapatkan p value 0,382 dan hubungan miopi dengan durasi didapatkan p value 0,552. Pembahasan : Hasil penelitian ini ada yang sejalan dengan penelitian terdahulu namun ada pula yang bertentangan. Hasil yang sama didapatkan karena penggunaan metode yang sama. Sedangkan yang hasilnya bertentangan dikarenakan perbedaan metode penelitian dan juga usia sampel. Simpulan : Tidak adanya hubungan signifikan antara kebiasaan paparan radiasi blue light terhadap kelainan refraksi mata pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga angkatan 2018. Kata Kunci: Gawai, Kelainan Refraksi, Miopia, Radiasi, Silinder, Sinar Biru","PeriodicalId":14697,"journal":{"name":"JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.53366/jimki.v8i3.257","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Latar Belakang : Kelainan refraksi menduduki peringkat ketiga besar penyebab kebutaan. Kelainan refraksi sudah bukan hal yang jarang lagi terjadi pada mahasiswa kedokteran. Paparan sinar biru dari gawai berperan sebagai salah satu penyebab kelainan refraksi. Di era modern ini, dalam pembelajarannya mahasiswa kedokteran seringkali terpapar sinar biru yang berasal dari gawai. Penelitian dilakukan untuk melihat pengaruh kebiasaan paparan radiasi blue light terhadap kelainan refraksi. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan cross-sectional. Penentuan sampel penelitian menggunakan teknik total sampling dengan mengambil data seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga angkatan 2018. Hasil : Dari 83 subjek penelitian didapatkan 62,7% perempuan, 37,3% laki-laki. 16,9% berusia kurang dari 19 tahun, 51,8% berusia 19 tahun, 22,9% berusia 20 tahun dan 8,4% berusia diatas 20 tahun. P value antara hubungan silinder dengan jarak mata ke gawai 0,727. P value hubungan silinder dengan posisi 0,891. P value hubungan silinder dengan durasi penggunaan gawai 0,140. Hubungan miopi dengan jarak mata ke gawai didapatkan p value 0,702. Hubungan miopi dengan posisi, didapatkan p value 0,382 dan hubungan miopi dengan durasi didapatkan p value 0,552. Pembahasan : Hasil penelitian ini ada yang sejalan dengan penelitian terdahulu namun ada pula yang bertentangan. Hasil yang sama didapatkan karena penggunaan metode yang sama. Sedangkan yang hasilnya bertentangan dikarenakan perbedaan metode penelitian dan juga usia sampel. Simpulan : Tidak adanya hubungan signifikan antara kebiasaan paparan radiasi blue light terhadap kelainan refraksi mata pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga angkatan 2018. Kata Kunci: Gawai, Kelainan Refraksi, Miopia, Radiasi, Silinder, Sinar Biru
背景:视力下降是导致失明的第三大原因。对于医科学生来说,折射异常并不少见。岩壁的蓝色暴露是折射异常的原因之一。在现代,医学院学生经常接触到来自gawai的蓝色光线。研究是观察蓝光辐射暴露对反射异常的影响。方法:这项研究是对分段设计的分析研究。通过收集2018年Airlangga大学医学院医学院学生的数据,采用完整的抽样技术进行研究样本。结果:在83个研究对象中,有62.7%的女性,37.3%的男性。169%的人不到19岁,51.8%的人19岁,229%的人20岁,8.4%的人超过20岁。P值气缸连接与眼距0.727。P值缸连接位置为0,891。P值圆柱体关系与gawai 0.140的使用持续时间。miopi与眼睛到gawai的关系得到p值0.702。miopi与职位的关系得到p值0.382和miopi的关系得到p值0.552。讨论:本研究的结果与前一项研究一致,但也有相反的研究。同样的方法得到了同样的结果。由于研究方法的不同和样本年龄的不同,结果相互矛盾。结论:2018年Airlangga大学医学院(Airlangga school of school of school of Airlangga school)医科学生中,蓝光辐射暴露于眼部视力缺陷之间存在显著差异。关键词:Gawai,折射率异常,近视,辐射,圆柱体,蓝色射线