M. Nabiu, Adinta Anandani, Nico Perdana Hardiansyah
{"title":"Karakteristik Pasien Osteomielitis di Rumah Sakit Pusat Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso","authors":"M. Nabiu, Adinta Anandani, Nico Perdana Hardiansyah","doi":"10.32667/ijid.v7i1.115","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Latar Belakang: Osteomielitis merupakan suatu proses inflamasi yang terjadi pada tulang dan strukturnya, proses inflamasi yang terjadi digolongkan berdasarkan durasi waktu mulai dari akut, subakut sampai dengan kronis. Bakteri penyebab infeksi osteomielitis yang paling sering adalah Staphylococcus aureus. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung bahwa laki-laki memiliki risiko lebih tinggi mengalami osteomielitis dibandingkan dengan perempuan yaitu 4:1. Faktor risiko yang paling sering menyebabkan terjadinya osteomielitis adalah trauma dan diabetes melitus. Tujuan: Untuk mengetahui karakteristik pada pasien osteomielitis di RSPI. Prof. Dr. Sulianti Saroso sunter periode 2018 sampai 2019.Metode: Penelitian ini dengan desain deskriptif observasional dengan mengambil sampel rekam medik pada pasien pasien penderita osteomielitis periode 2018 sampai 2019.Hasil: Dari 22 kasus osteomyelitis, rentang usia terbanyak adalah 50-59 tahun (31,8%) dan jenis kelamin laki-laki 54,5%. Sebagian besar pasien menjalani perawatan lebih dari 7 hari (54,5%). Manifestasi klinis yang tampak adalah nyeri (100%), nyeri tekan (77.3%), ulkus (36.4%), gangguan mobilitas fisik (40.9%). Faktor risiko terbanyak adalah DM (54.5%) diikuiti oleh trauma (54.5%). Gambaran radiologis menunjukkan (59,1%) kesan osteomyelitis. Hasil laboratorium memperlihatkan lekositosis (40.9%), peningkatan LED (90.9%) dan peningkatan CRP (36.4%). Dari 22 kasus ostemielitis tersebut hanya 8 yang dilakukan pemeriksaan kultur dan terdapat pertumbuhan bakteri pada empat kasus yaitu (Staphylococcus aureus). Sebagian besar terapi empirik menggunakan metronidazole (20.6%). Terapi definitif sesuai hasil kultur. Semua kasus memperlihatkan prognosis yang baik. Rata-rata lama rawat di rumah sakit adalah >7 hari (54.5%).Kesimpulan: Osteomielitis terjadi pada rentang usia terbanyak 50-59 tahun dengan karakteristik klinis dominan nyeri dan peningkatan LED.","PeriodicalId":22572,"journal":{"name":"The Indonesian Journal of Infectious Diseases","volume":"103 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-11-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"The Indonesian Journal of Infectious Diseases","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.32667/ijid.v7i1.115","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Latar Belakang: Osteomielitis merupakan suatu proses inflamasi yang terjadi pada tulang dan strukturnya, proses inflamasi yang terjadi digolongkan berdasarkan durasi waktu mulai dari akut, subakut sampai dengan kronis. Bakteri penyebab infeksi osteomielitis yang paling sering adalah Staphylococcus aureus. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung bahwa laki-laki memiliki risiko lebih tinggi mengalami osteomielitis dibandingkan dengan perempuan yaitu 4:1. Faktor risiko yang paling sering menyebabkan terjadinya osteomielitis adalah trauma dan diabetes melitus. Tujuan: Untuk mengetahui karakteristik pada pasien osteomielitis di RSPI. Prof. Dr. Sulianti Saroso sunter periode 2018 sampai 2019.Metode: Penelitian ini dengan desain deskriptif observasional dengan mengambil sampel rekam medik pada pasien pasien penderita osteomielitis periode 2018 sampai 2019.Hasil: Dari 22 kasus osteomyelitis, rentang usia terbanyak adalah 50-59 tahun (31,8%) dan jenis kelamin laki-laki 54,5%. Sebagian besar pasien menjalani perawatan lebih dari 7 hari (54,5%). Manifestasi klinis yang tampak adalah nyeri (100%), nyeri tekan (77.3%), ulkus (36.4%), gangguan mobilitas fisik (40.9%). Faktor risiko terbanyak adalah DM (54.5%) diikuiti oleh trauma (54.5%). Gambaran radiologis menunjukkan (59,1%) kesan osteomyelitis. Hasil laboratorium memperlihatkan lekositosis (40.9%), peningkatan LED (90.9%) dan peningkatan CRP (36.4%). Dari 22 kasus ostemielitis tersebut hanya 8 yang dilakukan pemeriksaan kultur dan terdapat pertumbuhan bakteri pada empat kasus yaitu (Staphylococcus aureus). Sebagian besar terapi empirik menggunakan metronidazole (20.6%). Terapi definitif sesuai hasil kultur. Semua kasus memperlihatkan prognosis yang baik. Rata-rata lama rawat di rumah sakit adalah >7 hari (54.5%).Kesimpulan: Osteomielitis terjadi pada rentang usia terbanyak 50-59 tahun dengan karakteristik klinis dominan nyeri dan peningkatan LED.