Epi Wulandani, Nina Mariana, T. Hartono, M. Sugianto, C. Wijaya, Williams Chandra, Nico Perdana Hardiansyah
{"title":"Gambaran Penggunaan Antibiotik pada Pasien Bedah Orthopedi di Rumah Sakit Pusat Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Januari-Juli 2019","authors":"Epi Wulandani, Nina Mariana, T. Hartono, M. Sugianto, C. Wijaya, Williams Chandra, Nico Perdana Hardiansyah","doi":"10.32667/ijid.v7i1.118","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Latar Belakang: Kejadian infeksi pada kasus bedah orthopedidapat mempengaruhi morbiditas dan mortalitas. Ketepatan penggunaan antibiotik baik profilaksis maupun empirik pada tindakan pembedahan sangat penting untuk mengurangi risiko resistensi bakteri dan Healthcare Associated Infections (HAIs) contohnya Infeksi Luka Operasi (ILO). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan antibiotik sebagai profilaksis dan empirik pada pasien bedah orthopedi. Metode: Penelitian observational deskriptif dengan desain cross sectional terhadap data rekam medis pasien bedah orthopedi RSPI Prof.Dr. Sulianti Saroso periode Januari-Juli 2019 yang diambil dengan teknik total sampling dengan pendekatan retrospektif. Hasil: Diperoleh 52 rekam medis yang memenuhi kriteria inklusi dengan 84 peresepan antibiotik. Pasien perempuan sebanyak 55,77% sedangkan laki-laki 44,23% ; jenis operasi bersih 71%, kotor 17% dan bersih-terkontaminasi 12%; pasien tanpa penyakit penyerta sebanyak 55,77%, satu penyakit penyerta 32,70% dan ≥ 2 penyakit penyerta 11,53%. Penggunaan antibiotik terapi empirik 72,62% dan profilaksis 27,38%. Antibiotik empirik dan profilaksis yang paling banyak digunakan adalah ampicillin sulbactam (42,65% dan 52,17%). Jenis kasus ortopedi terbanyak adalah kasus infeksi sebanyak 53 %. Kesimpulan: Penggunaan antibiotik empirik maupun profilksis bedah terbanyak pada pasien bedah orthopedi di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso adalah ampicillin/sulbactam.","PeriodicalId":22572,"journal":{"name":"The Indonesian Journal of Infectious Diseases","volume":"84 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-11-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"The Indonesian Journal of Infectious Diseases","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.32667/ijid.v7i1.118","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Latar Belakang: Kejadian infeksi pada kasus bedah orthopedidapat mempengaruhi morbiditas dan mortalitas. Ketepatan penggunaan antibiotik baik profilaksis maupun empirik pada tindakan pembedahan sangat penting untuk mengurangi risiko resistensi bakteri dan Healthcare Associated Infections (HAIs) contohnya Infeksi Luka Operasi (ILO). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan antibiotik sebagai profilaksis dan empirik pada pasien bedah orthopedi. Metode: Penelitian observational deskriptif dengan desain cross sectional terhadap data rekam medis pasien bedah orthopedi RSPI Prof.Dr. Sulianti Saroso periode Januari-Juli 2019 yang diambil dengan teknik total sampling dengan pendekatan retrospektif. Hasil: Diperoleh 52 rekam medis yang memenuhi kriteria inklusi dengan 84 peresepan antibiotik. Pasien perempuan sebanyak 55,77% sedangkan laki-laki 44,23% ; jenis operasi bersih 71%, kotor 17% dan bersih-terkontaminasi 12%; pasien tanpa penyakit penyerta sebanyak 55,77%, satu penyakit penyerta 32,70% dan ≥ 2 penyakit penyerta 11,53%. Penggunaan antibiotik terapi empirik 72,62% dan profilaksis 27,38%. Antibiotik empirik dan profilaksis yang paling banyak digunakan adalah ampicillin sulbactam (42,65% dan 52,17%). Jenis kasus ortopedi terbanyak adalah kasus infeksi sebanyak 53 %. Kesimpulan: Penggunaan antibiotik empirik maupun profilksis bedah terbanyak pada pasien bedah orthopedi di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso adalah ampicillin/sulbactam.