{"title":"Analisis Operasi dan Pemeliharaan Pintu Bendung Gerak Jabung","authors":"Achmad Samudra, Ratna Widyawati, Sarkowi","doi":"10.23960/snip.v3i1.373","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"\n \n \n \nBendung Gerak Jabung dibangun pada sudetan Way Sekampung di desa Marga Batin, Kecamatan Waway Karya, Kabupaten Lampung Timur. Semula konstruksi bendung Jabung adalah bendung karet dilengkapi dengan intake dan saluran pembawa sepanjang kurang lebih 100 m yang dibangun pada tahun 1999-2000. Bendung Karet ini belum pernah berfungsi, karena belum adanya saluran pembawa dan jaringan irigasinya, dan kondisinya rusak berat, karet sudah banyak yang robek, mesin pompa sudah hilang pada beberapa bagian, pintu intake sudah hilang. Bendung Gerak Jabung didesain sebagai bendung dengan 4 (empat) pintu banjir selebar 21 m dan 2 pintu scouring dengan lebar 9.50 m. Total lebar bendung adalah 115.5 m, terdiri dari 4 pintu banjir selebar 84 m, 2 pintu scouring 19.0 m dan 5 pier total selebar 16.5 m. Lebar ekisting sungai Way Sekampung pada lokasi ini kurang lebih 60 m. Desain bendung ini didasarkan perhitungan debit banjir untuk periode ulang 100 tahun dengan lebar bersih bendung 84 m. Dari hasil penelusuran dan pengamatan ke hulu bendung ini, didapatkan informasi adanya peninggian muka air sungai di hulu bendung dan menggenangi beberapa areal pertanian pada daerah dataran rendah yang menimbulkan adanya reaksi dari petani-petani di hulu bendung akibat penutupan pintu-pintu banjir untuk keperluan percobaan pengetesan pintu banjir. Pengoperasian pintu-pintu bendung gerak jabung menimbulkan dampak genangan akibat adanya peninggian muka air sungai di hulu bendung dan menggenangi beberapa areal pertanian pada daerah dataran rendah yang berpotensi menimbulkan masalah sosial dengan adanya reaksi dari petani-petani di hulu bendung, hal ini akan menggangu operasional bendung gerak jabung. \n \n \n \n \n \n","PeriodicalId":21736,"journal":{"name":"Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP)","volume":"10 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-05-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.23960/snip.v3i1.373","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Bendung Gerak Jabung dibangun pada sudetan Way Sekampung di desa Marga Batin, Kecamatan Waway Karya, Kabupaten Lampung Timur. Semula konstruksi bendung Jabung adalah bendung karet dilengkapi dengan intake dan saluran pembawa sepanjang kurang lebih 100 m yang dibangun pada tahun 1999-2000. Bendung Karet ini belum pernah berfungsi, karena belum adanya saluran pembawa dan jaringan irigasinya, dan kondisinya rusak berat, karet sudah banyak yang robek, mesin pompa sudah hilang pada beberapa bagian, pintu intake sudah hilang. Bendung Gerak Jabung didesain sebagai bendung dengan 4 (empat) pintu banjir selebar 21 m dan 2 pintu scouring dengan lebar 9.50 m. Total lebar bendung adalah 115.5 m, terdiri dari 4 pintu banjir selebar 84 m, 2 pintu scouring 19.0 m dan 5 pier total selebar 16.5 m. Lebar ekisting sungai Way Sekampung pada lokasi ini kurang lebih 60 m. Desain bendung ini didasarkan perhitungan debit banjir untuk periode ulang 100 tahun dengan lebar bersih bendung 84 m. Dari hasil penelusuran dan pengamatan ke hulu bendung ini, didapatkan informasi adanya peninggian muka air sungai di hulu bendung dan menggenangi beberapa areal pertanian pada daerah dataran rendah yang menimbulkan adanya reaksi dari petani-petani di hulu bendung akibat penutupan pintu-pintu banjir untuk keperluan percobaan pengetesan pintu banjir. Pengoperasian pintu-pintu bendung gerak jabung menimbulkan dampak genangan akibat adanya peninggian muka air sungai di hulu bendung dan menggenangi beberapa areal pertanian pada daerah dataran rendah yang berpotensi menimbulkan masalah sosial dengan adanya reaksi dari petani-petani di hulu bendung, hal ini akan menggangu operasional bendung gerak jabung.