Pamela Sandhya De Jaka, D. D. Lestari, Lantip Rujito
{"title":"Persepsi Calon Pasangan Menikah Di Banyumas Terhadap Skrining Thalassemia : Studi Kualitatif","authors":"Pamela Sandhya De Jaka, D. D. Lestari, Lantip Rujito","doi":"10.22435/bpk.v47i2.1261","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Thalassemia is the most common genetic disease in Indonesia. The purpose of this study was to determine the response of couples who will get married to the premarital screening policy so that a full picture of the readiness of the bride and groom's couple to prevent thalassemia is known. The study used qualitative research with a phenomenological approach with semi-structured in-depth interviews as a method of data collection. Sampling using purposive sampling got informants as many as ten people with criteria aged 20-30 years, domiciled in Banyumas, in a serious relationship (fiance), and not visually impaired. In-depth interviews with the subject of the research were carried out by recording aids accompanied by observations of the situation, facial expressions, and body language of the subject. Transcripts were carried out after data saturation occurred with several interviews. The data were analyzed used through coding until the making of the research theme. \nThe results of the study illustrated that most of the informants claimed to have heard and known of thalassemia from various media. Most informants know the consequences of thalassemia and how the life and treatment of thalassemia children. The informant’s understanding varied from very understanding to not understanding. The group of informants who responded positively to premarital thalassemia screening claimed to want to conduct premarital thalassemia screening with various considerations, including the potential for diseases that would burden life in the future. In the negative group, premarital screening can inhibit ongoing relationships. Concerning the national program, most of the informants agreed or followed this regulation if applied by the government. Informants differed on the continuation of the relationship after knowing the positivity of the screening results. Some couples will continue the relationship; there are also couples who will try to find alternative ways related to the future of their marriage. The study concludes that there are various individual responses related to premarital thalassemia screening. Each response is based on various backgrounds of potential partners. In general, the informants will follow and obey if the government will apply the premarital screening policy. Informants differed on the continuation of the relationship after knowing the positivity of the screening results. \nThalassemia adalah penyakit genetik yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui respon pasangan yang akan melangsungkan pernikahan terhadap kebijakan skrining premarital, sehingga dapat diketahui gambaran utuh tentang kesiapan pasangan calon pengantin terhadap upaya pencegahan thalassemia. Studi menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dengan wawancara mendalam semi-terstruktur sebagai metode pengumpulan data. Pengambilan sampel dengan purposive sampling mendapatkan informan sebanyak 10 orang dengan kriteria usia 20-30 tahun, berdomisili di Banyumas, berada dalam hubungan serius (tunangan), dan bukan tunanetra. Wawancara mendalam kepada subjek penelitian dilakukan dengan alat bantu rekam disertai observasi terhadap situasi, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh subjek. Transkrip dilakukan setelah terjadi saturasi data dengan beberapa kali wawancara. Data dilakukan analisis melalui pengkodingan sampai pembuatan pokok tema penelitian. Hasil penelitian menggambarkan bahwa sebagian besar informan mengaku pernah mendengar dan mengetahui thalassemia dari berbagai media. Sebagian besar informan mengetahui konsekuensi thalassemia dan bagaimana kehidupan dan pengobatan terhadap anak thalassemia. Pemahaman informan bervariasi mulai dari sangat paham sampai tidak paham. Kelompok informan yang merespon positif terhadap skrining premarital thalassemia mengaku mau melakukan skrining premarital thalassemia dengan berbagai pertimbangan diantaranya potensi penyakit yang akan memberatkan kehidupan di masa mendatang. Pada kelompok negatif berpendapat bahwa skrining premarital dapat menghambat hubungan yang sudah berlangsung. Kaitannya dengan program nasional sebagian besar informan menyetujui atau mengikuti regulasi ini jika diberlakukan oleh pemerintah. Informan berbeda pendapat akan kelanjutan hubungan setelah mengetahui positivitas hasil skrining. Ada pasangan yang akan terus melanjutkan hubungan, ada pula pasangan yang akan mencoba mencari jalan alternatif terkait masa depan pernikahan mereka. Kesimpulan penelitian adalah terdapat berbagai respon individu terkait skrining premarital thalassemia. Masing masing respon dilandasi oleh berbagai macam latar belakang calon pasangan. Secara umum informan akan mengikuti dan patuh jika kebijakan skringing premarital ini akan diberlakukan oleh pemerintah. Informan berbeda pendapat akan kelanjutan hubungan setelah mengetahui positivitas hasil skrining. \n ","PeriodicalId":41475,"journal":{"name":"Buletin Penelitian Kesehatan","volume":"48 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.1000,"publicationDate":"2019-08-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Buletin Penelitian Kesehatan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22435/bpk.v47i2.1261","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Thalassemia is the most common genetic disease in Indonesia. The purpose of this study was to determine the response of couples who will get married to the premarital screening policy so that a full picture of the readiness of the bride and groom's couple to prevent thalassemia is known. The study used qualitative research with a phenomenological approach with semi-structured in-depth interviews as a method of data collection. Sampling using purposive sampling got informants as many as ten people with criteria aged 20-30 years, domiciled in Banyumas, in a serious relationship (fiance), and not visually impaired. In-depth interviews with the subject of the research were carried out by recording aids accompanied by observations of the situation, facial expressions, and body language of the subject. Transcripts were carried out after data saturation occurred with several interviews. The data were analyzed used through coding until the making of the research theme.
The results of the study illustrated that most of the informants claimed to have heard and known of thalassemia from various media. Most informants know the consequences of thalassemia and how the life and treatment of thalassemia children. The informant’s understanding varied from very understanding to not understanding. The group of informants who responded positively to premarital thalassemia screening claimed to want to conduct premarital thalassemia screening with various considerations, including the potential for diseases that would burden life in the future. In the negative group, premarital screening can inhibit ongoing relationships. Concerning the national program, most of the informants agreed or followed this regulation if applied by the government. Informants differed on the continuation of the relationship after knowing the positivity of the screening results. Some couples will continue the relationship; there are also couples who will try to find alternative ways related to the future of their marriage. The study concludes that there are various individual responses related to premarital thalassemia screening. Each response is based on various backgrounds of potential partners. In general, the informants will follow and obey if the government will apply the premarital screening policy. Informants differed on the continuation of the relationship after knowing the positivity of the screening results.
Thalassemia adalah penyakit genetik yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui respon pasangan yang akan melangsungkan pernikahan terhadap kebijakan skrining premarital, sehingga dapat diketahui gambaran utuh tentang kesiapan pasangan calon pengantin terhadap upaya pencegahan thalassemia. Studi menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dengan wawancara mendalam semi-terstruktur sebagai metode pengumpulan data. Pengambilan sampel dengan purposive sampling mendapatkan informan sebanyak 10 orang dengan kriteria usia 20-30 tahun, berdomisili di Banyumas, berada dalam hubungan serius (tunangan), dan bukan tunanetra. Wawancara mendalam kepada subjek penelitian dilakukan dengan alat bantu rekam disertai observasi terhadap situasi, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh subjek. Transkrip dilakukan setelah terjadi saturasi data dengan beberapa kali wawancara. Data dilakukan analisis melalui pengkodingan sampai pembuatan pokok tema penelitian. Hasil penelitian menggambarkan bahwa sebagian besar informan mengaku pernah mendengar dan mengetahui thalassemia dari berbagai media. Sebagian besar informan mengetahui konsekuensi thalassemia dan bagaimana kehidupan dan pengobatan terhadap anak thalassemia. Pemahaman informan bervariasi mulai dari sangat paham sampai tidak paham. Kelompok informan yang merespon positif terhadap skrining premarital thalassemia mengaku mau melakukan skrining premarital thalassemia dengan berbagai pertimbangan diantaranya potensi penyakit yang akan memberatkan kehidupan di masa mendatang. Pada kelompok negatif berpendapat bahwa skrining premarital dapat menghambat hubungan yang sudah berlangsung. Kaitannya dengan program nasional sebagian besar informan menyetujui atau mengikuti regulasi ini jika diberlakukan oleh pemerintah. Informan berbeda pendapat akan kelanjutan hubungan setelah mengetahui positivitas hasil skrining. Ada pasangan yang akan terus melanjutkan hubungan, ada pula pasangan yang akan mencoba mencari jalan alternatif terkait masa depan pernikahan mereka. Kesimpulan penelitian adalah terdapat berbagai respon individu terkait skrining premarital thalassemia. Masing masing respon dilandasi oleh berbagai macam latar belakang calon pasangan. Secara umum informan akan mengikuti dan patuh jika kebijakan skringing premarital ini akan diberlakukan oleh pemerintah. Informan berbeda pendapat akan kelanjutan hubungan setelah mengetahui positivitas hasil skrining.
地中海贫血是印度尼西亚最常见的遗传性疾病。这项研究的目的是确定即将结婚的夫妇对婚前筛查政策的反应,以便全面了解新娘和新郎夫妇预防地中海贫血的准备情况。本研究采用质性研究、现象学方法和半结构化深度访谈作为数据收集方法。采用有目的抽样的方法获得了多达10名提供信息的人,他们的标准年龄在20-30岁之间,居住在Banyumas,有一段认真的关系(未婚夫),并且没有视力障碍。对研究对象的深度访谈是通过记录辅助工具进行的,同时观察了研究对象的情况、面部表情和肢体语言。在几次访谈的数据饱和后进行笔录。通过编码对数据进行分析使用,直到研究主题的制定。研究结果表明,大多数举报人声称从各种媒体听说并知道地中海贫血。大多数举报人都知道地中海贫血的后果以及地中海贫血儿童的生活和治疗方法。被调查者的理解从非常理解到不理解不等。对婚前地中海贫血筛查作出积极反应的一组举报人声称,希望进行婚前地中海贫血筛查,考虑到各种因素,包括可能给未来生活带来负担的疾病。在阴性组中,婚前筛查会抑制持续的关系。对于国家项目,大多数举报人同意或遵守政府实施的这一规定。在得知筛查结果呈阳性后,被调查者对这种关系的延续存在分歧。有些夫妻会继续这段关系;也有一些夫妇会试图寻找与他们婚姻未来有关的替代方式。该研究得出结论,婚前地中海贫血筛查有不同的个体反应。每个回应都是基于潜在伴侣的不同背景。一般情况下,如果政府实施婚前筛查政策,举报人会遵守和服从。在得知筛查结果呈阳性后,被调查者对这种关系的延续存在分歧。印度尼西亚地中海贫血症。Tujuan penelitian ini untuk mengetahui反应pasangan yang akan melangsungkan pernikahan terhadap kebijakan skrining婚前,sehinga dapat diketahui gambaran utuh tentangkesiapan pasangan calon penantin terhadap upaya penegahan地中海贫血。研究孟古那坎的人口普查数据、人口普查质量、人口普查现象、人口普查半结构、人口普查方法。彭甘比兰样本登革,目的取样,彭甘比兰信息学研究10个猩猩登革,标准为20-30 tahun, berdomisili di Banyumas, berada dalam hubungan serius (tunangan), dan bukan tunanetra。Wawancara mendalam kepada subject penelitian dilakukan dengan alat bantu rekam disertai observasi terhadap sitasi, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh subject。Transkrip dilakukan setelah terjadi satasi data dengan beberapa kali wawankara。数据双库分析:三派彭定庭、三派彭定庭、三派彭定庭、三派彭定庭。哈西尔penelitian menggambarkan bahwa sebagian besar通知mengaku pernah menengar dan mengetahui地中海贫血dari berbagai媒体。塞巴吉亚纳市的一名医务人员说:“塞巴吉亚纳市的一名医务人员说:‘塞巴吉亚纳市的一名医务人员说:‘塞巴吉亚纳市的一名医务人员。Pemahaman线人bervarasi mulai dari sangat paham sampai tidak paham。杨Kelompok informan merespon伴唱键盘terhadap收留婚前地中海贫血mengaku茂melakukan收留婚前地中海贫血dengan berbagai pertimbangan diantaranya potensi penyakit杨阿坎人memberatkan kehidupan di玛莎mendatang。帕达·克伦波克阴性berpendapat bahwa skrining婚前帕达·孟汉巴·胡邦干杨·苏达·伯朗松。台湾台湾地区的国家公共卫生信息中心,也就是台湾地区的公共卫生信息中心,也就是台湾地区的公共卫生信息中心。Informan berbeda pendapat akan kelanjutan hubungan setelah mengetahui积极向上。Ada pasangan yang akan terus melanjutkan hubungan, Ada pula pasangan yang akan mencoba mencari jalan替代terkait masa depan pernikahan mereka。对婚前地中海贫血个体的影响。群聚响应dilandasi oleh berbagai macam latar belakang calon pasangan。在婚前婚姻中,婚前婚姻是很重要的。Informan berbeda pendapat akan kelanjutan hubungan setelah mengetahui积极向上。