DARI PADI KE KARET : STUDI KASUS KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI TRANSMIGRAN ASAL JAWA DI DESA NUSATUNGGAL KECAMATAN OGAN KOMERING ULU (OKU) TIMUR PROVINSI SUMATERA SELATAN

Seno Seno
{"title":"DARI PADI KE KARET : STUDI KASUS KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI TRANSMIGRAN ASAL JAWA DI DESA NUSATUNGGAL KECAMATAN OGAN KOMERING ULU (OKU) TIMUR PROVINSI SUMATERA SELATAN","authors":"Seno Seno","doi":"10.36424/jpsb.v1i1.104","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pada awalnya Desa Nusa Tunggal adalah desa transmigran asal Jawa, terutama dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Ketika dibuka pertama tahun 1970-an, para petani bekerja sebagai petani padi tadah hujan. Hal ini dilakukan karena sampai sekarang daerah ini tidak ada saluran irigasi, sehingga tanaman padi yang cocok adalah padi gaga (tanaman padi tahan kering). Mengingat padi gaga hanya dapat ditanam satu tahun satu kali, yaitu pada musim hujan, maka lambat laun petani banyak yang beralih menanam karet. Beralihnya petani menanam karet dimulai tahun 1980-an. Mereka yang menanam karet tingkat ekonominya nampak lebih baik dibandingkan dengan petani yang masihbertahan menaman padi kering (gaga). Sampai tahun 1990-an petani karet terus bertambah seiring dengan berkurangnya petani padi tadah hujan. Pergeseran penanaman padi tadah hujan ke tanaman karet terus berlangsung semakin intensif, sehingga sampai tahun 2012 seluruh petani di Desa Nusa Tunggal sudah bertanam karet, sehingga tidak ada lagi yang menanam padi tadah hujan. Adapun alasan mereka beralih menjadi petani karet, secara ekonomi lebih menguntungkan dibandingkan menanampadi tadah hujan yang hanya ditanam setahun sekali. Jika padi gaga hanya panen sekali dalam setahun, maka tanaman karet dapat menghasilkan getah yang siap jual dalam waktu dua minggu sekali, sehingga tiap dua minggu sekali mereka dapat uang hasil penyadapan karet. Selama masa enam tahun itu petani karet dapat menanam sayur mayur di sela-sela tanaman karet dan beternak sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari","PeriodicalId":33853,"journal":{"name":"Patanjala Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya","volume":"24 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-07-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Patanjala Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36424/jpsb.v1i1.104","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Pada awalnya Desa Nusa Tunggal adalah desa transmigran asal Jawa, terutama dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Ketika dibuka pertama tahun 1970-an, para petani bekerja sebagai petani padi tadah hujan. Hal ini dilakukan karena sampai sekarang daerah ini tidak ada saluran irigasi, sehingga tanaman padi yang cocok adalah padi gaga (tanaman padi tahan kering). Mengingat padi gaga hanya dapat ditanam satu tahun satu kali, yaitu pada musim hujan, maka lambat laun petani banyak yang beralih menanam karet. Beralihnya petani menanam karet dimulai tahun 1980-an. Mereka yang menanam karet tingkat ekonominya nampak lebih baik dibandingkan dengan petani yang masihbertahan menaman padi kering (gaga). Sampai tahun 1990-an petani karet terus bertambah seiring dengan berkurangnya petani padi tadah hujan. Pergeseran penanaman padi tadah hujan ke tanaman karet terus berlangsung semakin intensif, sehingga sampai tahun 2012 seluruh petani di Desa Nusa Tunggal sudah bertanam karet, sehingga tidak ada lagi yang menanam padi tadah hujan. Adapun alasan mereka beralih menjadi petani karet, secara ekonomi lebih menguntungkan dibandingkan menanampadi tadah hujan yang hanya ditanam setahun sekali. Jika padi gaga hanya panen sekali dalam setahun, maka tanaman karet dapat menghasilkan getah yang siap jual dalam waktu dua minggu sekali, sehingga tiap dua minggu sekali mereka dapat uang hasil penyadapan karet. Selama masa enam tahun itu petani karet dapat menanam sayur mayur di sela-sela tanaman karet dan beternak sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
努萨村最初是爪哇的一个人族村庄,主要来自日惹和爪哇岛中部的一个特别地区。20世纪70年代初,农民们开始种植降雨水稻。这是因为到目前为止,这个地区还没有灌溉渠,所以最合适的水稻是gaga(一种耐干旱的水稻)。由于gaga的水稻一年只能种植一次,在雨季,农民们逐渐开始种植橡胶。20世纪80年代开始种植橡胶。那些在经济水平上种植橡胶的人似乎比那些在干水稻上存活下来的农民要好(gaga)。直到20世纪90年代,随着降雨水稻的减少,橡胶农民继续增加。越来越多的降雨把水稻转移到橡胶植物上,以至于2012年,单努萨村的所有农民都种植了橡胶,因此不再种植降雨水稻。至于他们成为橡胶种植者的原因,经济上比每年只种植一次的雨水更有利可图。如果稻米gaga每年只收获一次,那么橡胶厂就能在两周内生产出一种可供销售的口香糖,所以每两周就能得到橡胶磨的钱。在这六年里,橡胶种植者能够在橡胶植物中种植mayur,饲养牲畜,为日常生活提供食物
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
审稿时长
20 weeks
期刊最新文献
RAGAM HIAS SEBAGAI IDENTITAS BUDAYA KABUPATEN LABUHANBATU NILAI SEJARAH TOPONIMI ANAK SUNGAI MUSI DI SEBERANG ULU 1 PALEMBANG SEJARAH PERKEMBANGAN MAKANAN INDONESIA DARI ABAD KE 10 HINGGA MASA PENDUDUKAN JEPANG MENATA PURA PAKUALAMAN: PRAKTIK REORGANISASI AGRARIA DI REGENTSCHAP ADIKARTO MENATA PURA PAKUALAMAN: PRAKTIK REORGANISASI AGRARIA DI REGENTSCHAP ADIKARTO EKSISTENSI BATIK DALAM DIPLOMASI INDONESIA-AFRIKA SELATAN (1990-2013)
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1