S. P. Pangemanan, E. Endoh, J. O. Rawis, Z. Warouw
{"title":"Pemeliharaan Itik Sistem Gembala Sebagai Upaya Peternak Itik Petelur Dalam Memanfaatkan Sumber Daya Alam Di Pesisir Danau Tondano Kabupaten Minahasa","authors":"S. P. Pangemanan, E. Endoh, J. O. Rawis, Z. Warouw","doi":"10.35799/jmuo.8.3.2019.26163","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Ternak itik sudah lama dikembangkan di kabupaten Minahasa khususnya didaerah pinggiran danau Tondano yang memiliki luas 4.620 ha dan daerah persawahan kabupaten Minahasa yang cukup luas yaitu 13.002 ha. Daerah ini memiliki potensi sumber daya alam yang sesuai dengan perkembangan ternak itik sebagai sumber pakan alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat ekonomi dan manfaat lainnya dari system gembala yang dilakukan peternak. Penelitian menggunakan metode survery dan hasil dianalisis secara deskriptif tentang jumlah curahan tenaga kerja system gembala (JKSP) yang selanjutnya dikonversi sebagai biaya pakan alam ternak itik. Hasil penelitian menunjukan bahwa 64% peternak itik sistim gembala melakukan pindah lokasi daerah gembala kurang dari kurang dari 4 kali dalam setahun dan 36% melakukan lebih dari 4 kali dalam setahun. Sistim gembala memberikan nilai ekonomi sebesar Rp.28.000 per hari utuk nilai pakan yang didapat di alamDuck farming has long been developed in the minahasa distric, especially in the outskirt of tondano lake that has an area of 4.620 ha and paddy fields with an area of 13.002 ha. This area has potential natural resources for ducks as a natural feed resources. This research aims to determine the economic benefit dan other benefit of the duck rerar system. Research using survey methods and result are analyzed descriptively about the allocation labour (JKSP) of the duck rerar system which is further converted as the cost of feed ducks. The result showed that 64% of the farmers shepherd system did relocated less than 4 times a year and 36% did more than four times a year. Duck rerar system provides economic value or Rp. 28.000 per day of the feed gained in nature","PeriodicalId":53333,"journal":{"name":"Jurnal MIPA","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-10-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal MIPA","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35799/jmuo.8.3.2019.26163","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Abstract
Ternak itik sudah lama dikembangkan di kabupaten Minahasa khususnya didaerah pinggiran danau Tondano yang memiliki luas 4.620 ha dan daerah persawahan kabupaten Minahasa yang cukup luas yaitu 13.002 ha. Daerah ini memiliki potensi sumber daya alam yang sesuai dengan perkembangan ternak itik sebagai sumber pakan alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat ekonomi dan manfaat lainnya dari system gembala yang dilakukan peternak. Penelitian menggunakan metode survery dan hasil dianalisis secara deskriptif tentang jumlah curahan tenaga kerja system gembala (JKSP) yang selanjutnya dikonversi sebagai biaya pakan alam ternak itik. Hasil penelitian menunjukan bahwa 64% peternak itik sistim gembala melakukan pindah lokasi daerah gembala kurang dari kurang dari 4 kali dalam setahun dan 36% melakukan lebih dari 4 kali dalam setahun. Sistim gembala memberikan nilai ekonomi sebesar Rp.28.000 per hari utuk nilai pakan yang didapat di alamDuck farming has long been developed in the minahasa distric, especially in the outskirt of tondano lake that has an area of 4.620 ha and paddy fields with an area of 13.002 ha. This area has potential natural resources for ducks as a natural feed resources. This research aims to determine the economic benefit dan other benefit of the duck rerar system. Research using survey methods and result are analyzed descriptively about the allocation labour (JKSP) of the duck rerar system which is further converted as the cost of feed ducks. The result showed that 64% of the farmers shepherd system did relocated less than 4 times a year and 36% did more than four times a year. Duck rerar system provides economic value or Rp. 28.000 per day of the feed gained in nature